Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Kalideres: Tewas Sebelum 13 Mei 2022, Kesaksian Pegawai Koperasi, dan Rumah yang Ditawarkan Rp 1,2 M

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Hengky Haryadi di rumah tewasnya satu keluarga misterius di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11/2022).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi mengumumkan update misteri kematian Kalideres pada Senin (21/11/2022) sore.

Temuan baru kasus Kalideres itu salah satunya adalah, satu dari empat penghuni rumah yang ditemukan tewas ternyata sudah meninggal dunia sebelum 13 Mei 2022 lalu.

Hal itu berdasarkan fakta yang diungkap pihak kepolisian di mana menemukan percakapan Budianto dengan mediator penjual rumah, pada dua ponsel yang ditemukan di TKP.

Sebelumnya, empat anggota keluarga di Kalideres, Jakarta Barat ditemukan tewas di rumahnya, Kamis (10/11/2022).

Korban yang tewas adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68), anak dari keduanya yang bernama Dian (40), dan Budyanto Gunawan (69) yang merupakan ipar dari Rudyanto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fakta Baru dan Petunjuk Penting Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres

Berikut sederet temuan baru kasus kematian keluarga di Kalideres tersebut:

1. Sang ibu meninggal sebelum 13 Mei 2022

Menurut Hengki, pada 13 Mei 2022, ada saksi yang melihat bahwa salah satu korban, yakni Margaretha Gunawan telah tewas terbaring di kamar tidurnya yang gelap.

Saksi tersebut adalah pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator yang saat itu tengah mensurvei rumah kediaman korban sebelum dijual.

"Dua mediator dan seorang petugas koperasi lalu datang ke rumah keluarga itu sama-sama. Pada saat itu diterima oleh almarhum Budyanto," ujar Hengki, dilansir dari Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Saat dibukakan pintu, keduanya mencium bau busuk dan sempat menanyakan sumber bau tersebut. Namun, pihak rumah mengatakan bahwa bau tersebut bersumber dari got yang lupa dibersihkan.

Selanjutnya, petugas koperasi meminta kepada Dian agar bertemu dengan Renny yang saat itu disebut sedang sakit di kamar.

Ketika itu, mereka melihat bahwa Renny sudah meninggal dunia dan terbaring di kamar tidurnya.

Temuan baru ini menunjukkan fakta bahwa Dian dan Budyanto sempat hidup bersama mayat sang ibu atau sekitar 6 bulan sebelum keempat mayat itu ditemukan.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Polisi Ungkap Gunungan Sampah di Dalam Rumah, Buku Agama, Belatung, hingga Titik Terang Motif Kematian

 

2. Rumah akan dijual

Alasan mengapa saksi pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator mendatangi rumah korban adalah untuk melakukan survei kediaman tersebut.

Pasalnya, saat itu, Budyanto sempat hendak menjual rumah tempat keempat anggota keluarga tersebut tinggal senilai Rp 1,2 miliar.

Dia menghubungi mediator untuk menjual rumahnya namun tidak kunjung mendapatkan pembeli.

Kemudian, pihak mediator menawarkan Budianto untuk menggadaikan sertifikat rumahnya ke sebuah koperasi simpan pinjam. Saat itulah petugas koperasi datang untuk mensurvei rumah Budianto.

"Pada 13 Mei 2022 ternyata Mediator ini bertemu dengan salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya diniatkan untuk digadaikan sertifikat rumah ini, dan berminat karena melihat NJOP tinggi," terang Hengki, dalam Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce juga mengatakan bahwa mobil Brio milik keluarga di Kalideres itu telah dijual oleh Budyanto pada 20 Januari 2022 dengan harga Rp 160 juta.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Dugaan Paham Apokaliptik, Mobil yang Dijual, dan Kesaksian Tukang Jamu

3. Keterangan pegawai koperasi simpan pinjam

Ketika berkunjung ke rumah Budyanto, pegawai koperasi simpan pinjam yang saat itu ditemani oleh pihak mediator meminta bertemu dengan Dian.

Kepada Dian, mereka mengatakan ingin bertemu dengan Renny Margaretha. Namun, pihak keluarga berkata bahwa Renny tengah terbaring sakit dan istirahat di kamar tidurnya.

Pegawai koperasi tetap meminta diantarkan untuk masuk ke dalam kamar tempat Renny beristirahat.

Saat pintu kamar dibuka, bau busuk kembali tercium oleh pegawai koperasi tersebut. Selain itu, mereka juga melihat bahwa kamar tidur Renny dalam keadaan gelap.

Menurut Dian, ibunya sensitif pada cahaya sehingga lampu kamar dipadamkan.

Namun, diam-diam pegawai koperasi simpan pinjam itu menghidupkan flash light HP-nya dan menemukan bahwa Renny sudah menjadi mayat.

"Begitu dilihat, langsung teriak takbir, ’allahu akbar’. Ini sudah mayat," kata Hengki bercerita.

Baca juga: Apa Itu Apokaliptik, Disebut Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres?

Dilarang melapor

Setelah melihat jasad Renny yang terbujur di kamar gelap itu, petugas koperasi segera menghampiri dua mediator jual beli dan mengajak mereka keluar.

Melihat gelagat tersebut, Budyanto mengetahui bahwa petugas koperasi telah melihat Renny sudah menjadi mayat.

Kepada para tamunya itu, Budyanto meminta agar mereka tidak melapor ke warga atau polisi.

Kesaksian yang disampaikan oleh Hengki ini selaras dengan keterangan tetangga rumah yang pernah mencium bau busuk pada pertengahan tahun ini.

Selain itu, fakta ini juga menjelaskan keberadaan kapur barus yang berfungsi menyerap baru di rumah keluarga tersebut.

Hingga saat ini, jasad keempat anggota keluarga masih diperiksa petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

(Sumber: Kompas.com/ Tria Sutrisna, Ivany Atina Arbi | Editor: Ivany Atina Arbi, Rakhmat Nur Hakim, Fabian Januarius Kuwado)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi