Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sesar Lembang yang Lokasinya Berdekatan dengan Sesar Cimandiri?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun
Pengibaran bendera merah putih raksasa di atas garis Sesar Lembang, Minggu (14/8/2022).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) dengan magnitudo 5,6 M diduga disebabkan oleh Sesar Cimandiri.

Adapun menurut Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano, posisi Sesar Cimandiri tersebut berdekatan dengan Sesar Lembang.

"Ujung barat Sesar Lembang bertemu dengan ujung timur utara dari Sesar Cimandiri," jelas Irwan dikutip dari Kompas.tv, 21 November 2022.

Dirinya melanjutkan, kedua sesar ini memiliki periodisasi dan mekanisme berbeda.

Ia sangat berharap, gempa di Cianjur pada Senin (21/11/2022) tak memicu aktivitas Sesar Lembang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita harapkan kejadian gempa ini berakhir di Sesar Cimandiri dan tak memicu Sesar Lembang," jelasnya.

Lantas, sebenarnya apa itu Sesar Lembang?

Baca juga: Apa Saja Potensi Bencana di Bentangan Sesar Cimandiri?


Apa itu Sesar lembang?

Sebagaimana dikutip dari Jurnal BMKG yang berjudul “Aktivitas Sesar Lembang di Utara Cekungan Bandung” Sesar Lembang adalah sesar yang membentang mulai dari Gunung Manglayang di bagian timur hingga Cisarua di bagian barat yang panjangnya sekitar 22 km.

Sesar ini juga terletak di sebelah selatan Gunung Tangkuban Parahu dan merupakan ekspresi geomorfologi dari neotektonik di cekungan Bandung.

Sesar Lembang diekspresikan berupa gawir sesar (fault scarp) dengan dinding gawir menghadap ke arah utara.

Adapun Sesar Lembang terbentuk pada zaman kuarter pleistoisen atau sekitar 500.000 tahun yang lalu.

Sementara itu dikutip dari Kompas.com, 27 Januari 2021, sebelumnya Kepala Bidang Informasi Gempabumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan bahwa Sesar Lembang termasuk salah satu sesar aktif di Jawa dengan lokasi berada sekitar 10 km arah utara Kota Bandung.

Menurutnya Sesar Lembang memiliki panjang sekitar 25-30 km, berarah barat-timur.

"Hasil kajian para ahli menunjukkan bahwa Sesar Lembang memiliki magnitudo tertarget 6,8 dengan laju pergeseran 2,0 mm per tahun," kata Daryono.

Menurutnya keaktifan sesar ini diindikasikan dengan adanya aktivitas gempa kecil yang saat ini masih terjadi di sepanjang jalur Sesar Lembang.

Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai

Dipantau sejak 1963

Daryono menyebut, upaya pemantauan Sesar Lembang oleh BMKG telah dilakukan sejak lama.

Di mana pada 1 Januari 1963, BMKG mulai memasang dan mengoperasikan Seismograph WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang.

"Jenis seismograf ini adalah Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen," ujar dia.

Selain untuk memonitor gempa di wilayah Indonesia, seismograf ini juga dapat memonitor aktivitas Sesar Lembang.

Adapun aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang sudah bisa dimonitor dengan lebih baik sejak tahun 2008.

Hal ini karena BMKG mulai mengoperasikan jaringan monitoring gempa digital memakai sensor gempa dengan kawasan frekuensi lebar.

Tahun 2019, BMKG juga mulai kembali memasang 16 sensor seismic periode pendek secara lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf broadband yang sudah terpasang sebelumnya di Jawa Barat dan Banten.

"Sensor gempa yang baru dipasang 2019 ini sengaja dipasang mengepung jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Instalasi sensor baru ini bukan saja untuk tujuan operasional tetapi untuk tujuan kajian sesar aktif," ungkap Daryono.

Baca juga: Riwayat Gempa Besar di Sesar Cimandiri dan Peringatan untuk Jalur Kereta Cepat

Gempa-gempa kecil di Sesar Lembang

Keaktifan sesar ini diindikasikan dengan adanya aktivitas gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur Sesar Lembang.

Pada 28 Agustus 2011, terjadi gempa magnitudo 3,3 dengan kedalaman yang sangat dangkal hingga mengakibatkan dampak signifikan, yaitu merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

"Gempa dirasakan juga pernah terjadi pada 14 dan 18 Mei 2017 dengan magnitudo 2,8 dan 2,9 yang dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI tetapi tidak menimbulkan kerusakan," ujar Daryono.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi