Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trainer bisnis
Bergabung sejak: 19 Feb 2018

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Antara Madonna, Lady Gaga, dan Maudy Ayunda

Baca di App
Lihat Foto
Billboard
Madonna via Billboard
Editor: Sandro Gatra

MARI kita sejenak rihat dari riuh-rendah Elon Musk di media sosial pascamemborong saham Twitter dan burung biru itu menjadi miliknya.

Jagat media sosial lainnya, yaitu Instagram beberapa waktu lalu dibuat heboh karena ulah nenek berusia 63 tahun.

Sahibul hikayat, nenek ini diblokir oleh Instagram ketika mau melakukan live lantaran sering mengumbar aurat pada postingan-nya.

Sang nenek bernama lengkap Madonna Louise Ciccone. Publik lebih mengenal Madonna, ratu pop yang perjalanan karirnya membentang sejak tahun 1980-an hingga hari ini.

Jaman boleh berubah. Generasi juga boleh berganti. Namun singgasana Madonna sebagai penyanyi papan atas tidak tergeser.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam era multi disrupsi sekarang ini Madonna menjadi contoh paripurna dari istilah yang sedang populer, relevan.

Kajian disrupsi yang mula pertama dicetuskan oleh guru manajemen Profesor Clayton Christensen pada tahun 1995 dan baru menemukan implementasinya dua puluh tahun kemudian, memang mengajarkan pada satu hal, being relevant.

Dalam kajian manajemen, disrupsi akan memunculkan produk (jasa) yang sama sekali baru sehingga produk (jasa) lama menjadi tidak relevan. Alhasil produk (jasa) lama wajib menjadi relevan agar tetap dicari konsumen.

Era 1980 hingga 1990-an, gairah musik pop dunia diwarnai oleh penampilan para diva, seperti Cyndi Lauper, Sheena Easton, hingga Olivia Newton John.

Membuka fajar milenial, tahun 2000-an, diva-diva yang muncul adalah Avril Lavigne, Alicia Keys, Christina Aguilera, dan Britney Spears.

Sepuluh tahun berikut, era 2010-an tampil para kampiun baru seperti Taylor Swift, Adele, Katy Perry, hingga Rihanna. Hari ini yang mengharu-biru adalah Olivia Rodrigo dan Billie Eilish.

Di mana posisi Madonna? Ada di tengah-tengah era mereka. Ketika para diva 1980-1990-an lenyap entah kemana dan Billie Eilish serta Olivia Rodrigo langganan memborong piala Grammy dua tahun terakhir, publik tetap tidak meminggirkan Madonna.

Perempuan yang lahir 16 Agustus 1958 tersebut mampu melintasi generasi dan tetap dipuncak karier. Mengapa Madonna tetap relevan?

Ada tiga alasan utama. Pertama, kompetensi. Dalam ranah pengembangan sumber daya manusia, kompetensi gabungan dari pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi.

Madonna memutuskan menjadi penyanyi. Pengetahuan dan keterampilan menyanyi selalu diasah sampai tingkat optimal.

Latihan, latihan, dan latihan menjadi menu sehari-hari Madonna. Motivasi berprestasi tetap dijaga hingga usia tua. Tidak ingin tenggelam seperti diva satu generasi dengannya.

Kompetensi inti Madonna adalah menyanyi. Penampilan sensual tak lebih hanya nilai tambah. Bukankah banyak penyanyi yang lebih sensual dari Madonna, namun pada akhirnya jika sukses hanya sekejap?

Kedua, kolaborasi. Madonna adalah sedikit musisi yang mau berkolaborasi dengan musisi lain. Tidak sekadar menulis lagu, namun sekaligus bernyanyi bersama.

Ia pernah berkolaborasi dengan Ozzy Osbourne, Justin Timberlake, Kanye West hingga Nicki Minaj.

Tentu yang paling heboh adalah duetnya dengan Britney Spears tahun 2003. Sesuai bernyanyi bersama dalam sebuah konser, di atas panggung Madonna mencium habis bibir Britney Spears.

Ciuman Madonna itu viral dizamannya. Bahkan masih diingat oleh banyak orang hingga hari ini.

Ketiga, bersahabat dengan teknologi. Dalam era media sosial, Madonna aktif melalui Instagram. Ada 18,6 juta pengikutnya.

Postingan yang dilakukan Madonna sebanyak 5.470 kali (23/11/2022). Setiap postingan Madonna dikomentari oleh ribuan pengikutnya.

Dengan tiga cara ini, Madonna tetap relevan. Forbes mencatat, kekayaan Madonna tahun 2022 ini pada angka 575 juta dollar AS. Itulah Madonna Way (cara Madonna).

Tiga dekade setelah Madonna, muncul artis dengan nama lengkap Stefani Joanne Angelina Germanotta. Publik lebih mengenalnya, Lady Gaga.

Pernah dicekal dan gagal konser di Indonesia, Lady Gaga menunjukkan kelasnya sebagai penyanyi dengan suara melengking tinggi.

Awal mula berpenampilan sensual dengan visual yang menantang, membuat kontroversi selalu menyertai Lady Gaga.

Seiring dengan perjalanan waktu - Lady Gaga lahir 28 Maret 1986 - penampilannya menjadi lebih ”tertib” dan ”sopan.”

Alhasil ketika pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris menjadi presiden dan wakil presiden, Lady Gaga mendapat tempat terhormat dengan menyanyikan lagu kebangsaan Amerika.

Prestasi Lady Gaga sebagai penyanyi memang menawan. Sembilan piala Grammy berhasil ia sabet.

Jejaring televisi yang pernah menjadi pemengaruh kaum muda global, MTV mengganjarnya tiga belas piala MTV Video Music Award.

Bagaimana dengan kiprahnya sebagai artis layar lebar? Sebenarnya sejak tahun 2001 Lady Gaga sudah tampil di layar televisi.

Beberapa kali main di layar lebar, namun perannya tidak signifikan. Baru pada film A Star is Born yang dirilis tahun 2018, aktingnya mulai diperhitungkan.

Joker, film peraih Oscar dengan bintang Joaquin Phoenix sudah diumumkan akan ada sekuelnya. Lady Gaga mendapat kepercayaan untuk mendampingi Joaquin Phoenix.

Kabar yang baru selintas tersebut sudah ramai dibahas. Pesona Lady Gaga menjadikan Joker seri dua mendapat residu untuk menambang kesuksesan walaupun filmnya belum dibuat.

Lady Gaga memang seirama dengan Madonna. Selalu relevan pada setiap era.

Adalah wanita ayu bernama Maudy Ayunda. Desember nanti genap berusia dua puluh delapan tahun. Dalam usia masih muda, Maudy Ayunda sudah memborong berbagai prestasi.

Selain memperoleh berbagai penghargaan pada dunia tarik suara dan akting, Maudy juga menyabet gelar ganda untuk jurusan pendidikan (M.A.) dan bisnis (M.B.A.) dari universitas prestisius Stanford University.

Dalam gelaran global untuk para pemimpin negara-negara penguasa ekonomi dunia, Maudy mendapat kepercayaan dari negara untuk menjadi juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia.

Memang terlalu awal untuk menilai Maudy Ayunda tetap relevan melewati jaman.

Namun dengan pondasi nan kokoh -bakat bernyanyi dan akting, kecerdasan jauh di atas rata-rata dan wajah ayu khas Indonesia- diramalkan Maudy Ayunda awet menjalani karir.

Tentu dengan syarat yang tidak boleh dilanggar, memperkuat kompetensi terus-menerus.

Madonna, Lady Gaga dan Maudy Ayunda tiga wanita beda generasi yang selalu relevan melintasi jaman. Bagaimana dengan Anda?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi