Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Gempa dan Banjir, Perlukah Mitigasi Bencana Masuk ke Dalam Kurikulum?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Foto udara dampak kerusakan gempa bumi dan longsoran di Kampung Sarampad, Desa Sarampad, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur, Selasa (22/11/2022)..
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Cianjur, Jawa Barat diguncang gempa dengan magnitudo M 5,6 pada Senin (21/11/2022) siang.

Guncangan gempa seperti yang terjadi di Cianjur bukanlah kali pertama terjadi di Indonesia.

Berbagai bencana gempa yang merusak, tercatat beberapa kali terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Seperti adanya gempa Lombok yang terjadi pada 2018 lalu, gempa dan tsunami Selat Sunda pada tahun 2018, gempa dan tsunami Palu tahun 2018, gempa Yogyakarta tahun 2006, dan masih banyak lagi.

Tak hanya gempa dan tsunami, wilayah Indonesia tercatat beberapa kali mengalami bencana lain seperti banjir hingga tanah longsor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu Sesar Lembang yang Lokasinya Berdekatan dengan Sesar Cimandiri?

Ramai mitigasi bencana masuk kurikulum

Usai terjadinya gempa di Cianjur, belakangan warganet di media sosial banyak yang mengusulkan kembali agar ada materi mitigasi bencana yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

Hal ini banyak diungkapkan sejumlah warganet di media sosial Twitter.

“Emang mapel mitigasi bencana harusnya dimasukkin ke kurikulum wajib Indonesia,” tulis salah satu akun di media sosial Twitter.

“Ih hayuk sih. Pemerintah setempat melakukan sosialisasi mitigasi bencana.. diajarkan berlindung di bawah meja dll di seluruh sekolah dasar dan menengah. Bagian dr kurikulum berpraktek. Lalu ada penilaian menjadi contoh di lingkungan keluarga,” ujar akun yang lain.

“Mitigasi bencana itu harusnya masuk kurikulum pendidikan dasar atau at least materi wajib pramuka,” kata akun yang lain.

Bahkan, sebuah petisi dilayangkan di laman Change.org yang meminta agar mitigasi bencana masuk kurikulum.

Adapun salah satu petisi tersebut berjudul "Darurat Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum".

Lantas sebenarnya seberapa perlukah mitigasi bencana dimasukkan ke kurikulum pendidikan di Indonesia?

Baca juga: Gempa Bumi Tidak Dapat Diprediksi, Begini Analisisnya...

Perlukah mitigasi bencana dijadikan kurikulum?

Terkait hal tersebut, Kompas.com menghubungi Pengamat Pendidikan Ina Liem.

Saat dihubungi, Ina menilai, mitigasi bencana memang perlu untuk dimasukkan ke dalam kurikulum.

“Perlu. Selain karena Indonesia adalah daerah rawan bencana, tren ke depan sepertinya juga makin rawan karena ulah manusia,” ujar Ina ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (23/11/2022).

Pihaknya menilai kurikulum mitigasi bencana ini sebaiknya dimulai bahkan sejak jenjang pendidikan TK.

Adapun pendidikan tersebut menurutnya bisa dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak yang memang mengerti, seperti misalnya lembaga-lembaga penanggulangan bencana.

Lebih lanjut Ina menilai, kurikulum saat ini, sebetulnya sudah bisa dimanfaatkan untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.

Baca juga: Ini 2 Skema Bantuan Rumah Pemerintah untuk Korban Gempa Cianjur

“Dengan adanya merdeka belajar, problem-based teaching, sekolah bisa menggunakan konten lokal, melihat potensi bencana di daerah masing-masing apakah gempa, banjir, longsor, gunung meletus, dan sebagainya,” kata dia.

Selain itu, sekolah juga bisa menggunakan local wisdom yang ada.

“Dari zaman dulu orang-orang setempat sebetulnya sudah punya cara-cara sendiri untuk mengantisipasi bencana. Ini juga bisa diturunkan ke generasi berikutnya supaya tidak hilang,” kata dia.

Pihaknya menegaskan hal tersebut bisa dikombinasikan dengan teknologi zaman sekarang.

Hal yang diperlukan selanjutnya menurut dia adalah mengajak siswa berpikir lebih jauh bagaimana meminimalisir bencana terjadi di kemudian hari.

“Kita berharap ada aksi-aksi nyata dari para siswa ke depannya. Dengan demikian kita berharap mereka bisa menjadi impact player sejak di bangku sekolah,” ujar dia.

Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai

Pihaknya mengatakan siswa juga bisa diajak untuk berpikir kritis bagaimana agar dana-dana pengumpulan bencana tak diselewengkan agar tak bermunculan pihak-pihak yang memanfaatkan kesempatan dalam kebencanaan.

Dikutip dari Kompas.com, 7 Januari 2019, soal edukasi dan mitigasi bencana dimasukkan kurikulum pendidikan sebetulnya sudah diinstruksikan oleh Presiden joko Widodo sejak 2019 lalu.

"Sebagai negara di tempat rawan bencana alam, ring of fire, kita harus siap merespons dan tanggung jawab menghadapi segala bencana alam. Saya minta edukasi lebih baik, konsisten dan lebih dini bisa masuk ke dalam muatan sistem pendidikan kita," ujar Presiden Jokowi saat itu.

Pihaknya meyakini, jika muatan edukasi dan mitigasi bencana masuk dalam materi pendidikan, maka Indonesia akan jauh lebih siap menghadapi bencana.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi