Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Black Friday Hari Ini, Hari Belanja dan Diskon Besar-besaran Setelah Thanksgiving

Baca di App
Lihat Foto
Michael Nagle untuk Bloomberg
Black Friday di Amerika Serikat, Black Friday adalah hari belanja dengan diskon tinggi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sehari setelah Thanksgiving, masyarakat Amerika Serikat (AS) akan merayakan Black Friday.

Seperti namanya, Black Friday jatuh setiap Jumat terakhir di bulan November. Thanksgiving sendiri dirayakan setiap Kamis terakhir pada bulan yang sama.

Dilansir dari laman Investopedia, Black Friday atau Jumat Hitam menjadi hari libur tidak resmi bagi banyak karyawan.

Dengan begitu, mulai perayaan Thanksgiving sebagai libur resmi sampai akhir pekan, masyarakat AS akan menikmati liburan lebih panjang dari biasanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Black Friday, toko-toko akan memberikan penawaran khusus dan diskon besar-besaran yang sayang untuk dilewatkan.

Bahkan, tak jarang para penjual akan membuka gerai lebih lama dari biasanya untuk memikat pembeli. Hari ini juga menandakan dimulainya musim belanja Natal.

Lantas, seperti apa sejarahnya?

Baca juga: Jumlah Pembeli pada Black Friday 2022 Diprediksi Capai 166,3 Juta


Baca juga: Mengenal Black Friday, Momen yang Dinanti Para Penggila Belanja

Sejarah Black Friday

Terkenal sebagai hari belanja besar-besaran, ternyata awal mula istilah Black Friday berawal dari hal pahit.

Menurut laman Britannica, istilah Black Friday semula berkaitan dengan krisis keuangan.

Pada Jumat, 24 September 1869, dua pemodal Wall Street, Jay Gould dan Jim Fisik bekerja sama membeli emas negara sebanyak mungkin dan menjualnya dengan harga tinggi.

Presiden AS Ulysses S. Grant pun turun tangan dan memesan 4 juta dolar AS emas pemerintah untuk dijual di pasar.

Namun, hal ini menyebabkan harga emas anjlok dan memicu kepanikan yang turut menyeret pasar saham turun.

Para investor akibatnya terpaksa menjual portofolio dengan harga terendah untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Peristiwa yang kemudian disebut Black Friday atau Jumat Hitam ini merugikan ekonomi AS dan reputasi pemerintahan Grant.

Versi lain dari Black Friday terjadi pada 1950-an. Kala itu, terjadi kekacauan di Philadelphia, Pennsylvania, sehari setelah perayaan Thanksgiving.

Dikutip dari laman History, banyak turis yang membanjiri kota untuk menonton pertandingan sepak bola antara Angkatan Laut AS dan Angkatan Darat AS.

Usai pertandingan, pengunjung pergi berbelanja di toko-toko Philadelphia. Di tengah padatnya orang, para pengutil memanfaatkan situasi dengan merampok barang dagangan.

Namun, petugas keamanan saat itu tengah bekerja ekstra menangani lalu lintas padat. Mereka pun kewalahan mengamankan kondisi yang semakin tidak kondusif.

Baca juga: Selamat Hari Guru Nasional 2022, Ini 20 Link Twibbon dan Ucapan Hari Guru

Jadi hari belanja

Peristiwa kelam sehari setelah libur Thanksgiving membuat Black Friday memiliki konotasi negatif.

Pada 1961, pedagang di Philadelphia mencoba mengubah istilah Jumat Hitam menjadi Jumat Besar (Big Friday) untuk menghilangkan pikiran negatif. Sayangnya, upaya ini tidak berhasil.

Hingga pada akhir 1980-an, pedagang menemukan cara memusnahkan bayangan negatif dan mengubah Black Friday menjadi lebih positif.

Mereka menggunakan konsep keuntungan "merah ke hitam", dan memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pelanggan.

Hingga kini, istilah Black Friday lebih identik dengan belanja dan diskon besar-besaran setelah Thanksgiving dan menjelang hari raya Natal.

Hari ini berhasil membawa keuntungan besar bagi para pedagang dan disebut sebagai hari paling konsumtif.

Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, Black Friday juga diikuti hari belanja lain, termasuk Small Business Saturday untuk mendorong pembeli mengunjungi pengecer lokal.

Ada juga Cyber Monday, yaitu sebagai media mempromosikan belanja online. Tak ketinggalan, ada Giving Tuesday yang berfungsi memacu masyarakat berdonasi.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Guru Nasional dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi