Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Bertambah, 3 Anak di Aceh Dinyatakan Positif Virus Polio

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Dan76
Ilustrasi penderita penyakit polio.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Setelah temuan kasus pertama pada awal November lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengonfirmasi tiga kasus baru virus yang bisa melumpuhkan tubuh ini.

Tiga kasus baru virus polio itu dikonfirmasi ditemukan pada tiga anak di Kabupaten Pidie, Aceh, sama seperti pada temuan kasus pertama.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril mengatakan bahwa temuan tiga kasus baru itu berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak dengan usia kurang dari 5 tahun yang tinggal di sekitar Kabupaten Pidie, Aceh.

Pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling sesuai dengan rekomendasi WHO.

"Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio," ujarnya, dilansir dari keterangan resmi yang diterima oleh Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh.

Hal ini membuat pemerintah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di wilayah tersebut.

Menindaklanjuti temuan itu, dilakukan penelusuran epidemiologi di sekitar lokasi kasus polio melalui pemeriksaan tinja terhadap 19 anak sehat dan bukan kontak dari kasus, yang berusia di bawah 5 tahun.

Tujuannya untuk menilai apakah sudah terjadi transmisi di komunitas.

Baca juga: Gejala Polio di Aceh, Pasien Alami Demam hingga Tanda Kelumpuhan di Kaki Kiri


Kasus baru tidak masuk kriteria kasus

Kendati demikian, temuan tiga kasus baru tersebut tidak dimasukkan ke dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak sebagaimana yang diarahkan oleh Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun begitu, pemerintah terus melakukan upaya pemantauan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah guna memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.

"Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang," terang Syahril.

Menurutnya, masih ada penduduk yang menerapkan buang air besar di tempat terbuka, seperti di sungai.

Bahkan, meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai bukan di jamban, sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana," tandas Syahril.

Baca juga: Hanya 1 Kasus Ditemukan, Mengapa Polio Ditetapkan KLB? Ini Alasannya

Temuan kasus polio pertama

Pada awal November 2022 lalu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan adanya temuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR.

Dilansir dari Kompas.com (20/11/2022), pasien terkonfirmasi itu berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri.

Pada pasien pertama ini, ditemukan beberapa gejala yang kerap dialami oleh penderita polio.

Pertama, pasien melaporkan gejala demam pada 6 Oktober 2022. Kemudian pada 18 Oktober 2022, pasien tersebut masuk RSUD TCD Sigil.

Selanjutnya pada 21 sampai 22 Oktober 2022, dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi.

Hasil RT-PCR yang keluar pada 7 November 2022 itu menunjukkan bahwa pasien terkonfirmasi polio tipe 2.

Baca juga: Indonesia KLB Polio, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Penularannya

Tak hanya itu, Dirjen Maxi mengatakan bahwa anak tersebut mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri.

Selain itu diketahui bahwa pasien tidak memiliki riwayat imunisasi dan tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.

Padahal, imunisasi polio yang lengkap baik imunisasi tetes bOPV maupun imunisasi suntik IPV dapat mencegah penularan virus polio.

Hal ini sangat penting mengingat penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena mengakibatkan dampak kelumpuhan seumur hidup dan belum ada obatnya.

"Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap," kata Syahril.

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi