KOMPAS.com – Informasi perihal adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan raksasa teknologi dunia baru-baru ini ramai menjadi perhatian publik.
Sebelumnya, PHK massal juga melanda sejumlah perusahaan rintisan atau startup, mulai dari SiCepat, LinkAja, hingga Shopee.
Adanya pemangkasan karyawan besar-besaran pada perusahaan startup hingga raksasa teknologi dunia tersebut diduga dilakukan akibat kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini.
Baca juga: 7 Perusahaan Teknologi Dunia yang PHK Massal Pekerjanya, Mana Saja?
Berikut ini beberapa raksasa teknologi dunia yang lakukan PHK massal pada 2022:
1. Meta
Induk dari Facebook dan WhatsApp, Meta pada Rabu (9/11/2022) lalu melakukan PHK pada 13 persen stafnya atau sekitar 11.000 karyawan.
PHK tersebut disampaikan sendiri oleh CEO Meta Mark Zuckerberg dalam sebuah surat yang diterima karyawan.
“Hari ini saya membagikan beberapa perubahan tersulit yang pernah kami buat dalam sejarah Meta,” kata Zuckerberg, dikutip dari CNBC.
“Saya telah memutuskan untuk mengurangi ukuran tim kami sekitar 13 persen dan melepaskan lebih dari 11.000 karyawan berbakat kami,” lanjut Zuckerberg.
Baca juga: Alasan GoTo Lakukan PHK terhadap 1.300 Karyawan
Dalam surat tersebut, juga dikatakan, Mark Zuckerberg akan mengambil sejumlah langkah tambahan untuk menjadi perusahaan yang lebih ramping dan lebih efisien dengan memangkas pengeluaran diskresioner serta memperpanjang pembekuan perekrutan.
Kendati demikian, pihaknya menyampaikan karyawan yang terkena dampak akan mendapat gaji 16 minggu ditambah dua minggu untuk tiap tahun layanan.
Meta juga akan menanggung asuransi kesehatan selama 6 bulan.
Baca juga: Facebook Berganti Nama Jadi Meta, Apa Arti Simbol Barunya?
PHK dilakukan Meta saat para investor terus mengkhawatirkan pengeluaran perusahaan.
Meta diketahui berencana memfokuskan investasi pada sejumlah kecil area yang menghasilkan pertumbuhan.
“Itu berarti beberapa tim akan tumbuh secara berarti, tetapi sebagian besar tim lain akan tetap datar atau menyusut selama tahun depan,” kata dia.
Baca juga: Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Apa Dampaknya bagi Pengguna?
2. Twitter
CEO Twitter, Elon Musk diketahui telah melakukan pemecatan sejak hari pertamanya berkantor di kantor pusat Twitter.
Dikutip dari Kompas.com (23/11/2022), tercatat ada dua per tiga karyawan Twitter yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dengan kata lain, menurut sumber internal, total karyawan Twitter yang tersisa saat ini ada sekitar 2.700 orang lebih.
Angka tersebut turun drastis dari sebelumnya ada 7.500 karyawan.
Gelombang PHK Twitter dimulai saat Elon Musk memecat petinggi Twitter seperti Chief Executive Officer (CEO) saat itu, Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, bos bagian hukum dan kebijakan Vijaya Gadde, serta penasihat umum Sean Edgett.
Selanjutnya Musk mem-PHK massal ribuan karyawannya.
Baca juga: Tagar Kanjuruhan Trending di Twitter, Apa yang Terjadi?
Tahap selanjutnya, ratusan karyawan hengkang dari Twitter usai Musk mengeluarkan ultimatum agar para karyawan bekerja lebih keras atau mundur.
Musk mengakui bahwa reorganisasi yang sedang berlangsung di internal Twitter akan sedikit kacau pada awalnya.
Namun ia yakin kondisi ini akan stabil seiring waktu berjalan.
Tak hanya merombak struktur organisasi perusahaan, Musk juga berniat menata ulang teknologi Twitter.
Menurut Musk, formula yang baik adalah dengan mendesentralisasikan teknologi dan menetapkan tim teknik di Jepang, India, Indonesia serta Brasil.
Baca juga: Tagar RIP Twitter Trending di Medsos, Apa yang Terjadi?
3. Amazon
Amazon berencana melakukan PHK pada sekitar 10.000 karyawan.
Tahapan PHK karyawan ini dilakukan secara bertahap dimulai sejak minggu lalu.
Dikutip dari NyTimes, PHK yang dilakukan Amazon ini adalah yang terbesar yang dilakukan perusahaan.
PHK karyawan dilakukan berfokus pada perangkat Amazon termasuk Alexa dan divisi ritel.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi dan Dampaknya
PHK dilakukan bertahap tim demi tim karena setiap tim diharuskan menyelesaikan rencana pekerjaan.
PHK pada 10.000 orang karyawan Amazon mewakili sekitar 3 persen karyawan Amazon dan kurang dari 1 persen tenaga kerja global.
Pemangkasan karyawan Amazon ini dinilai menunjukkan seberapa cepat ekonomi global yang suram menekan perusahaan.
Baca juga: Sinyal Resesi Ekonomi Global, Apa yang Akan Terjadi?
4. Microsoft
Dikutip dari laman CNBC (18/10/2022) seorang Juru Bicara Microsoft mengkonfirmasi bahwa perusahaan akan melakukan PHK pada sejumlah pekerja tambahan karena pendapatan perusahaan melambat.
“Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur, dan membuat penyesuaian struktural yang sesuai,” kata juru bicara Microsoft.
PHK yang dilakukan berdampak pada kurang dari 1 persen jumlah karyawan.
Adapun menurut Axios, PHK ini berdampak pada kurang dari 1.000 orang karyawan.
Baca juga: Gelombang PHK Karyawan Startup Digital Sepanjang 2022