Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Baru Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Suasana tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, rumah tewasnya satu keluarga yang masih menjadi teka-teki. Rumah tampak sepi karena telah dipasangi garis polisi serta dirantai, dan digembok.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Lebih dari dua pekan, tabir misteri kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat tak kunjung terang.

Diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di rumahnya pada 10 November 2022.

Keempat jasad itu pertama kali ditemukan oleh warga yang terganggu dengan adanya bau busuk di sekitar lokasi.

Mereka yang meninggal adalah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha Gunawan (68), anak dari Rudy-Margaretha yang bernama Dian (40), dan ipar Rudy bernama Budyanto Gunawan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sepak Terjang Irjen Ferdy Sambo, Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J

Berikut perkembangan terbaru kasus kematian sekeluarga di Kalideres, dirangkum dari pemberitaan Kompas.com:

Sang anak meninggal terakhir

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menuturkan, Dian merupakan orang terakhir yang meninggal dunia.

Menurutnya jasad Dian berada di dalam kamar, di samping jenazah ibunya yang diduga lebih dahulu meninggal dunia.

"Dugaan kuat yang meninggal terakhir adalah Dian, putri dari Rudiyanto dan Reni Margaretha," kata Hengki.

Ia menjelaskan, jenazah Dian berada di sebelah ibunya sambil memeluk guling, sementara jenazah ibunya sudah terjadi mumifikasi tetapi masih awet.

"Alas tidurnya rapih, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," jelas dia.

Baca juga: Viral, Video Konvoi Pengendara Motor di Sragen Sambil Ayunkan Sajam, Ini Penjelasan Polisi


Proses penelitian hasil fases

Pihak kepolisian saat ini masih menunggu hasil penelitian fases dari empat jenazah tersebut.

Hengki mengeklaim, penelitian terhadap fases ini diyakini mampu mengungkap penyebab kematian mereka.

"Apakah arti dari pada temuan otopsi itu? Nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap atau justru mematahkan praduga yang selama ini, kami belum tahu," ujarnya.

Nantinya, kandungan-kandungan fases tersebut dapat terungkap dari penelitian tersebut.

Baca juga: Feses Bayi Berbusa, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sederet teka-teki yang belum terungkap

Kendati polisi telah menemukan sejumlah bukti baru dalam kasus kematian itu, masih ada beberapa teka-teki yang belum terungkap.

Pertama adalah penyebab kematian antara bunuh diri atau dibunuh.

Ahli psikologi forensi Reza Indragiri menduga adanya kesengajaan dalam kematian tersebut. Dugaan ini didasari atas sejumlah temuan dan posisi jenazah, hingga permintaan pemutusan aliran listrik.

Baca juga: Cara Tak Biasa Keluarga di Kalideres Jual Barang: Diletakkan di Luar Rumah, Tinggal Diambil Pembeli

Kedua, pesan misterius satu arah bernada emosi dari dua ponsel yang ditemukan pihak kepolisian.

Ketiga, aset korban dijual bukan oleh pemilik.

Barang-barang yang dijual itu di antaranya mobil, kendaraan roda dua, pendingin ruangan (AC), kulkas, blender, televisi, dan sertifikat rumah atas nama Reny Margaretha Gunawan (68).

Barang-barang itu diduga aktif dijual oleh Budyanto Gunawan (68) yang berstatus adik Rudyanto (71).

Baca juga: 3 Kasus Pembunuhan Misterius yang Belum Terungkap

Keempat, temuan buku-buku milik korban yang masih dianalisis oleh tim ahli dari kepolisian.

Kelima, mayat sang ibu yang masih diberi susu dan disisir rambutnya.

Fakta ini diungkapkan oleh pegawai koperasi simpan pinjam yang berkomunikasi dengan keluarga tersebut.

Baca juga: Ancaman Hukuman Irjen Ferdy Sambo Usai Ditetapkan Tersangka Pembunuhan Brigadir J

(Sumber: Kompas.com: Larissa Huda, Tria Sutrisna, Mita Amalia Hapsari, Muhammad Isa Bustomi | Editor: Nursita Sari, Jessi Carina, Ihsanuddin)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi