KOMPAS.com - Salah satu dampak dari gempa bumi adalah robohnya bangunan yang dibangun tidak menggunakan struktur bangunan tahan gempa.
Akibatnya, bangunan yang roboh membuat warga setempat cedera hingga meninggal dunia.
Agar rumah-rumah di daerah rawan gempa bisa aman dari guncangan gempa, simak bahan bangunan dan cara membangun rumah tahan gempa.
Baca juga: Pentingnya Memiliki Bangunan Tahan Gempa di Indonesia
Jenis pondasi bangunan tahan gempa
Dilansir dari Kompas.com, (21/1/2022), konstruksi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespons gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran gempa.
Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya.
Ciri-ciri fisik bangunan tahan gempa adalah memilik struktur sistem penahan gaya dinamik gempa, memiiki sistem penahan gempa, dan konfigurasi strukturnya memenuhi standar anti gempa.
Apabila ingin membangun bangunan tahan gempa, Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan perusahaan jasa konstruksi berpengalaman sehingga hasilnya maksimal.
Berikut jenis pondasi yang lazim digunakan pada bangunan tahan gempa.
1. Pondasi rumah batu kaliMembangun pondasi rumah batu kali dilakukan dengan menumpukkan batu kali di sisi bangunan kemudian menempelkannya menggunakan semen.
Pondasi ini dikenal awet dan tidak mudah rusak terkena banjir atau gempa.
2. Pondasi rumah pelat beton lanjurKemudian ada pondasi yang namanya pelat beton lajur.
Sifatnya lebih kuat karena semua bagian yang ada memakai beton tulang. Ukuran lebar pelat lajurnya sekitar 70 hingga 120 sentimeter.
Kelebihan yang dimiliki, biayanya lebih murah dan hanya butuh galian yang sedikit sebab hanya dibuat pada titik untuk membuat kolom.
Jika terjadi gempa atau angin yang keras, pondasi ini lebih kuat menahan guncangan yang muncul.
Baca juga: Mengenali Struktur dan Pondasi Bangunan Tahan Gempa, seperti Apa?
Cara membuat bangunan tahan gempa
Bangunan tahan gempa berdiri menggunakan bahan bangunan yang berkualitas baik dan menggunakan proses pengerjaan yang benar.
Bahan bangunan yang dimaksud yakni beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu.
Untuk detail pemilihan bahan bangunan yang dimaksud bisa dicek di laman ini.
Kemudian, dalam pembangunan rumah tahan gempa proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (22/11/2022), seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional.
Struktur bangunan juga harus bersifat daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi gempa.
Hubungan antar-elemen struktur bangunan rumah tinggal tahan gempa terdiri dari:
- Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat/sloof
Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 meter.
- Hubungan antara balok pengikat/slooff dengan kolom
Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
- Hubungan antara kolom dengan dinding
Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
- Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring
Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
- Hubungan antara balok keliling/ring dengan kuda-kuda kayu
Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).
- Angkur gunung-gunung
Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta | Editor: Sari Hardiyanto)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.