KOMPAS.com - University of Oxford merilis hasil pemodelan matematika untuk memprediksi siapa yang paling berpeluang menjadi juara Piala Dunia 2022 Qatar.
Studi ini menganalisis data peringkat tim yang berfokus pada setiap pertandingan internasional tim utama sejak 2018.
Dikutip dari Sport Bible, Brasil menjadi negara yang memiliki peluang terbesar untuk menjuarai Piala Dunia 2022 Qatar.
Peluang Negeri Samba untuk memenangkan gelar Piala Dunia 2022 adalah 14,72 persen.
Argentina menempel di peringkat kedua dengan probabilitas 14,36 persen, diikuti Belanda 7,84 persen, Spanyol 7,03 persen, dan Perancis 6,37 persen.
Selanjutnya ada Belgia (6,31 persen), Portugal (5,60 persen), Denmark (4,94 persen), Jerman (3,84 persen), dan Uruguay (3,55 persen) menyusul.
Sementara Inggris disebutkan hanya memiliki peluang 3,41 persen untuk menjuarai Piala Dunia 2022 atau berada di peringkat 11.
Baca juga: Qatar, Negara Sepetak dengan Kekayaan Selangit
Metode perhitungan peluang juara Piala Dunia 2022
Joshua Bull merupakan pria di balik permodelan itu.
Bull sebelumnya dinobatkan sebagai pemenang kompetisi Sepak Bola Fantasi yang memiliki lebih dari delapan juta peserta pada tahun 2020.
Ia membuat permodelan berdasarkan pengamatan bahwa perbedaan jumlah gol yang diharapkan akan dicetak oleh kedua tim berkorelasi 'sangat baik' dengan perbedaan penilaian mereka.
Dalam sebuah video yang diunggah akun resmi University of Oxford, Bull menjelaskan permodelan itu lebih rinci.
"Jika saya melihat betapa berbedanya peringkat dari dua tim. Saya seharusnya dapat memprediksi apa garis skornya atau apa perbedaan dalam garis skornya, yang cukup bagus untuk memberi tahu saya siapa yang kemungkinan besar akan menang," kata Bull.
"Jadi untuk setiap pertandingan simulasi, kami hanya perlu melihat siapa tim-tim itu, melihat peringkat mereka, menurut eloratings.net dan menggunakannya untuk memprediksi perbedaan xG yang akan terjadi," jelasnya.
Baca juga: Cerita Yoshie Patricia, Penari Indonesia di Video Klip Lagu Resmi Piala Dunia 2022
Ia kemudian dapat mengambil dari perbedaan xG itu dan mengubahnya menjadi dua distribusi Poisson yang berbeda.
Perhitungan ini digunakan untuk memprediksi berapa jumlah gol dalam permainan itu untuk masing-masing pihak.
"Itu memungkinkan kami mensimulasikan pertandingan nyata antara kedua tim berdasarkan dua prediksi xG yang kami dapatkan dari melihat perbedaan itu," jelas dia.
"Jadi untuk memprediksi pemenang, yang harus kami lakukan adalah mengulanginya berkali-kali setiap pertandingan di turnamen, dan lihat siapa yang keluar sebagai pemenang," lanjutnya.
Bahkan, mereka mengulanginya 100.000 kali untuk setiap pertandingan di turnamen tersebut untuk menentukan pemenangnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.