Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan soal Efek Menonton Iklan Rokok Tengah Malam Disebut Picu Hampa dan Depresi

Baca di App
Lihat Foto
tangakapan layar akun twitter @tanyakanrl
Iklan rokok
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan soal dampak menonton iklan rokok yang umumnya tayang pada tengah malam viral di media sosial Twitter.

Twit tersebut diunggah oleh akun ini pada Selasa (29/11/2022) pagi.

Pengunggah menyebut bahwa menonton iklan rokok bisa memunculkan perasaan sedih, ketakutan, depresi, hingga hampa.

"Ada yg bisa jelasin kenapa kalo udah nonton iklan rokok vibes nya jadi beda gitu, perasaan langsung ga enak," tulis pengunggah.

Pengunggah juga melampirkan sebuah gambar yang memuat tulisan, seperti berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika menonton iklan rokok di TV tengah malam:

Unggahan itu dikomentari oleh sejumlah warganet. Beberapa dari mereka mengaku merasakan hal yang sama.

"Rasanya gak tenang banget anjr, apa lagi sambil nunggu tayangan si tukul sama yang gundul dunia lain mulai makin makin deh," tulis warganet ini.

"Sejak bocil kalo tengah malem nntn iklan rokok pas acara pildun atau film di tv gitu kek ngerasa hampa, sepi gitu wkwk," kata warganet yang lain.

Hingga Rabu (30/11/2022), twit tersebut telah dikomentari oleh puluhan warganet dan disukai lebih dari 500 pengguna Twitter.

Baca juga: Ramai soal Mengurus STNK Hilang Harus Pasang Iklan di Koran, Ini Penjelasan Polisi


Penjelasan pakar

Guru Besar Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Prof. Ibnu Hamad mengatakan bahwa iklan adalah bentuk promosi yang menggunakan stimulus untuk menghasilkan respons tertentu bagi mereka yang menontonnya.

"Iklan itu adalah stimulus untuk menghasilkan respons dari orang yang terpapar iklan tersebut," kata Prof. Ibnu, saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

"Hasil utama yang diinginkan oleh iklan barang konsumtif seperti iklan rokok adalah kesediaan calon konsumen untuk membelinya," tambah dia.

Iklan umumnya menggunakan bermacam strategi untuk menghasilkan respons.

Namun, respons yang diberikan setiap orang usai menyaksikan sebuah iklan tidaklah sama.

"Dari segi orang yang terpapar iklan, respons mereka belum tentu sama satu dengan yang lain," ucap Prof. Ibnu.

Perbedaan respons tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kesamaan pengalaman dengan konten atau pesan iklan, pengalaman orang, dan produk yang diiklankan.

"Khusus untuk iklan rokok sebagaimana yang diramaikan itu, tentulah tidak sama responsnya dari orang ke orang. Tak terkecuali disiarkan di tengah malam," tandas Prof. Ibnu.

Pasalnya, respons seseorang atas sebuah stimulus dalam iklan rokok tidak sama satu dengan yang lain, sebagaimana sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan orang tentang produk yang diiklankan.

Baca juga: Sederet Kontroversi Holywings, dari Langgar PPKM hingga Iklan Promo Miras

Sekilas tentang iklan

Iklan menjadi salah satu alat komunikasi yang bersifat non-pribadi yang biasa ditemui di media massa atau sosial media.

Dilansir dari buku Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu oleh Morrisan dalam Kompas.com (10/2/2022), iklan adalah setiap bentuk komunikasi non-personal tentang organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor.

Iklan menjadi media promosi yang paling dikenal dan digunakan oleh perusahaan karena jangkauannya yang jauh lebih luas daripada media promosi yang lain.

Pada dasarnya, iklan memiliki lima fungsi, di antaranya:

  • Memberikan informasi agar konsumen mengetahui produk dan merek yang diiklankan dan memberikan citra merek yang positif
  • Membujuk calon konsumen untuk mau mencoba dan membeli produk yang diiklankan
  • Mengingatkan konsumen tentang perusahaan yang diiklankan
  • Memberikan nilai tambah pada produk yang diiklankan dengan memberikan pengaruh pada persepsi konsumen
  • Mendampingi atau memfasilitasi perusahaan untuk melakukan proses komunikasi pemasaran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi