Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

"Auf Wiedersehen", Timnas Jerman

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TOM WELLER
Ekspresi para pemain timnas Jerman setelah dipastikan tersingkir dari Piala Dunia 2022 Qatar. Jerman tersingkir seusai finis di peringkat ketiga klasemen Grup E dengan koleksi empat poin dari tiga laga. Mereka kalah selisih gol dari Spanyol yang menempati peringkat kedua.
Editor: Sandro Gatra

LAGI-lagi sistem aritmatika babak awal Piala Dunia memakan korban! Meski berhasil menaklukkan Kosta Rika dalam matchday terakhir Grup E Piala Dunia 2022 di Al Bayt Stadium pada Kamis (1/12/2022), timnas Jerman harus rela pulang kandang akibat tidak lolos ke babak 16 besar.

Dalam pertarungan tersebut, sebenarnya Jerman berhasil unggul dengan skor 4-2 atas Kosta Rika. Namun, berdasar aritmatika babak awal Piala Dunia, Jerman dipastikan gagal lolos ke babak 16 besar setelah secara believe it or not timnas Jepang sukses mengalahkan timnas Spanyol dengan skor 2-1.

Alhasil Jerman terpaksa bergabung ke kereta pulang kandang segerbong nahas nasib bersama Ekuador, Iran, Wales, Arab Saudi, Meksiko, Denmark, Tunisia, Belgia, Kanada, Kosta Rika.

Sementara Qatar tidak perlu pulang kandang, sebab kebetulan sang tuan rumah Piala Dunia 2022.

Sebagai seorang insan warga Indonesia yang sempat sedasawarsa belajar dan mengajar di Jerman, saya mengungkap belasungkawa atas tragedi sepakbola yang menimpa sang empat kali juara Piala Dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apalagi pada tahun 1974, kebetulan saya masih bermukim di Jerman, maka ikut bereuforia bersama warga Jerman ketika tim Der Panzer dengan para maha bintang Beckenbauer, Mueller, Netzer, Vogt, Maier di bawah asuhan Helmut Schoen menaklukkan Belanda di final Piala Dunia.

Pada masa itu memang sepakbola Jerman sedang berada pada masa puncak kejayaan.
Namun 46 tahun kemudian pada 2022, tim nasional Jerman sedang berada pada titik nadir kejayaan paling rendah akibat terbukti pada babak awal Piala Dunia di Qatar sudah masuk kotak pecundang, meski mengalahkan Kosta Rika serta seri melawan Spanyol, namun kalah jumlah gol ketimbang Spanyol meski Spanyol dikalahkan oleh Jepang.

Sementara gol ke dua Jepang yang mengungguli Spanyol serta menyebabkan Jerman tersingkir diragukan keabsahannya akibat wasit tidak melihat bahwa bola sudah ke luar lapangan.

Namun apapun alasannya terpaksa kali ini saya mengucapkan Auf Wiedersehen, Timnas Jerman.

Insya Allah, selama empat tahun ke depan, timnas Jerman akan gigih berjuang agar lolos babak pra kualifikasi demi kembali berlaga dengan kondisi yang lebih prima di gelanggang Piala Dunia 2026.

Naskah sederhana ini membuktikan bahwa untuk berhasil meraih gelar juara dunia sepakbola di Piala Dunia di mana segenap kesebelasan pada hakikatnya seimbang dalam kemampuan, memang daya bakat, keterampilan, semangat atau sihir masih belum cukup.

Secara empiris sudah terbukti bahwa keberuntungan atau kenahasan memang apa boleh bukan hanya senantiasa ikut menentukan siapa akhirnya akan berhasil atau gagal tampil sebagai juara dunia. Namanya juga takdir!

Anda tidak percaya takdir? Tak masalah sebab berarti sederhana saja, takdir Anda adalah tidak percaya takdir. AMIN.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi