Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Marka Garis-garis Panah di Jalan, Apa Fungsinya?

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar Twitter
Viral marka berbentuk garis-garis panah berjajar di jalan tol, tanda apakah itu?
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai twit mengenai marka berlambang panah bersusun di jalan tol di media sosial Twitter

Unggahan tersebut diunggah oleh akun Twitter ini.

"Ini fungsinya buat power up mobil biar kenceng ya," tulis akun tersebut.

Hingga kini, unggahan tersebut disukai lebih dari 44.000 pengguna dan mendapat ribuan komentar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

"Iya kayak di game game. Buat dapat turbo," tulis akun @Arisasputra.

Warganet lainnya mengatakan tak mengerti arti marka tersebut.

"Eh? bukan untuk speed up ya?" tanya akun @alfabloodtype.

"Sampe skrng saya gak tau tuh fungsinya apa.. yang jelas kalo malem2 di tol cipali yang super duper gelap, tiba2 muncul gambar itu.. langsung mata jd sakit, kepala pusing dan nyetirnya jd gak enak feelingnya.. jd malah membahayakan," tanya akun @delzitaz.

Lantas, apa fungsi marka tersebut?

Baca juga: BPS: 31,9 Persen Jalan di Indonesia Rusak, Apa Penyebabnya?


Marka "Chevron Reducing Marking"

Kompas.com menghubungi Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan.

Dia menjelaskan bahwa garis-garis mirip panah tersebut bernama chevron reducing marking atau disebut juga dengan marka chevron.

"Itu namanya chevron reducing marking, sesuai namanya itu adalah marka berbentuk chevron yang fungsinya adalah untuk me-reduce speeding," ujar Wildan, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/12/2022).

Ia menjelaskan, ada beberapa teknik untuk menurunkan kecepatan di jalan antar kota yang memiliki desain speed tinggi di mana penggunaan speed hump, speed bump dan speed table dilarang karena berbahaya.

Salah satu caranya adalah menggunakan marka chevron yang dibuat untuk menjadi semacam tipuan yang mempengaruhi mata pengemudi seolah jalan menyempit.

Selain marka chevron, ada juga dragon teeth (gigi naga), yaitu marka tegak lurus di kiri dan kanan jalan, sehingga seolah jalan menjadi sempit.

Baca juga: Viral, Video Motor Tak Berpengendara Tabrak Dispenser SPBU di Bandung, Ini Kata Pertamina

Bukan untuk menambah kecepatan

Ia menegaskan, marka chevron sebagaimana terlihat di gambar tersebut bukanlah untuk menambah kecepatan mobil.

"Bukan (untuk menambah kecepatan), kan dibuat menyempit dan ada beda tinggi sedikit sehingga pengemudi akan merasa tidak nyaman dan menurunkan kecepatan," terangnya.

Ia mengatakan, marka chevron saat ini dipasang di beberapa ruas jalan tol seperti ruas jalan tol Cipali, ruas jalan tol Solo-Ngawi, dan sebagainya.

Menurutnya, berdasarkan penelitian Transport Road Research Laboratory (TRLL) Inggris, 90 persen keputusan pengemudi adalah melalui penglihatan, sisanya melalui getaran, suara, dan sebagainya.

"Jadi cara paling efektif untuk mempengaruhi perilaku pengemudi di jalan adalah melalui pandangan mata pengemudi yang akan diteruskan ke otak dan memerintahkan gerakan tangan dan kaki untuk memberi respon atas apa yang dilihatnya," terangnya.

Baca juga: Viral, Video Sepeda Motor Parkir Berderet di Sepanjang Jalan Malioboro, Ini Kata Dishub

Wildan menyebut penggunaan marka chevron juga diterapkan di beberapa negara.

Marka ini salah satunya diterapkan di akses jalan keluar tol, karena seringkali saat keluar tol pengemudi belum menurunkan kecepatan.

Akibatnya saat masuk ke akses keluar terpapar gaya sentrifugal dan terbanting ke arah tebing.

"Untuk itu dipasang chevron reducing marking untuk me-reduce speeding pengguna saat memasuki akses keluar jalan tol," terangnya.

Ia menambahkan jenis marka demikian hanya efektif di jalan antar kota dengan desain speed di atas 60 km/jam.

Adapun efektivitas marka ini akan menurun jika seseorang berulang kali melewati titik tersebut.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Fungsi Marka di Jalan Tol

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi