Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Alasan Kata "Hello" Dipakai untuk Menerima Telepon

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
ilustrasi telepon, hallo, halo, hello
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebagian besar orang akan menjawab "Hello" saat mengangkat telepon. Meskipun jawaban bisa berbeda-beda di beberapa negara. 

Sebut saja "Moshi-Moshi" di Jepang, "Wei" di China, dan "Yeoboseyo" di Korea. 

Lantas, bagaimana awal mula "hello" digunakan untuk menjawab panggilan telepon?

Sejarah Hello untuk menjawab telepon

Dikutip dari Best Life, catatan pertama dari kata tersebut kembali ke tahun 1800-an. Saat itu, "hello" banyak digunakan sebagai ekspresi kejutan, bukan sapaan.

Untuk saling nyapa, orang-orang sejak abad pertengahan hingga masa Shakespeare menggunakan kata "hail".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dari BH hingga WC, Singkatan Ini Sering Disebut tapi Tak Tahu Artinya

Kata "hail" dinilai membawa nada yang agak baik hati, karena terkait dengan kata-kata seperti "health" dan "whole".

Thomas Alva Edison

Meluasnya penggunaan "hello" sebagai sapaan adalah berkat Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar.

Setelah Alexander Graham Bell menemukan telepon pada akhir 1800-an, orang membutuhkan cara untuk menjawab perangkat baru.

Edison kemudian menggunakan caranya sendiri untuk memberikan salam, seperti yang terekam dalam sebuah surat kepada temannya.

The New York Times mengenang bahwa Edison menulis surat yang penuh semangat kepada temannya bernama Thomas BA David pada 15 Agustus 1877.

"David, saya rasa kita tidak perlu bel panggilan, karena 'Hello!' dapat didengar sejauh 3-6 meter. Bagaimana menurutmu? Edison," bunyi surat itu.

Baca juga: Sejarah Black Friday Hari Ini, Hari Belanja dan Diskon Besar-besaran Setelah Thanksgiving

Thomas BA David merupakan Presiden Pittsburgh's Central District and Printing Telegraph Co.

Dengan kata lain, awalnya Edison tidak berpikir telepon perlu berdering, dia mengira penelepon cukup berteriak, "Halo!" kepada orang di ujung sana.

 

Graham Bell lebih suka "Ahoy"

Graham Bell tidak menyukai ide Edison sedikit pun. Dia lebih suka kata "ahoy" yang berasal dari kata sapaan Belanda "hoi".

Namun, ketika sentral telepon pertama yang dilengkapi oleh Edison dipasang di seluruh Amerika Serikat, pengoperasian manual menyertakan dua opsi sapaan "hello" dan "what is wanted".

Karena opsi kedua terlalu panjang, kata "hello" pun lebih banyak disukai dan menjadi sapaan umum pada 1880-an.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi