Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pahlawan Pertama yang Menghiasi Uang Rupiah?

Baca di App
Lihat Foto
YouTube.com/Bank Indonesia
Gambar uang kertas baru emisi 2022.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gambar pahlawan nasional menghiasi salah satu sisi uang Rupiah kertas.

Pada Rupiah Tahun Emisi (TE) 2022 misalnya, terdapat delapan wajah pahlawan yang mewakili tujuh nominal uang.

Namun, siapa potret pahlawan nasional pertama yang muncul di uang Rupiah?

Pahlawan pertama yang menghiasi uang rupiah

Bank Indonesia (BI) pada penerbitan mata uang pertama dalam Seri Kebudayaan 1952, memutuskan untuk menyertakan gambar pahlawan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuannya, guna memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan di tengah situasi yang masih genting.

Dilansir dari laman resmi BI, terdapat dua pahlawan yang menghiasi Rupiah pertama kali, yakni Raden Ajeng (RA) Kartini dan Pangeran Diponegoro.

Lantas, seperti apa penampakannya?

RA Kartini

Sosok Kartini muncul di uang kertas pecahan Rp 5 pada 1952.

Saat itu, BI baru saja ditetapkan sebagai bank sentral setelah pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap De Javasche Bank sejak 1951.

Namun, lantaran Undang-Undang tentang BI baru lahir pada 1953, maka uang kertas TE 1952 bergambar Kartini ini baru resmi beredar pada 2 Juli 1953.

Dikutip dari Kompas.com (21/4/2021), Kartini merupakan tokoh pahlawan yang aktif memperjuangkan kesetaraan hak perempuan.

Lahir di Jepara pada 21 April 1879, Kartini hadir dengan semangat baru, meliputi semangat kebebasan, kesetaraan, modernisasi, dan anti-feodalisme.

Baca juga: Viral, Video Uang 1.0 Disebut Uang Kertas Baru Rp 1 Juta, Ini Kata Peruri

Pikirannya dituangkan lewat surat, yang kemudian diterbitkan di Belanda dalam bentuk buku bertajuk Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Menilik uang nominal Rp 5 TE 1952, tampak gambar Kartini dengan ukiran dua burung dan motif kelok paku yang mengelilingi bagian tengah, sehingga mirip bingkai.

Sementara di sisi lain, terdapat gambar pohon kalpataru atau pohon kehidupan diapit oleh dua ekor ular serta ornamen garis membentuk kipas.

Uang nominal Rp 5 ini hanya bertahan sekitar 9 tahun karena BI menariknya pada 1961.

Namun, gambar Kartini kembali muncul di bagian depan uang kertas nominal Rp 10.000 TE 1985.

Baca juga: Ramai soal Uang Koin 75, Ini Penjelasan Peruri

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro, putra dari Sultan Hamengkubowono III, menjadi pahlawan nasional lain yang menghiasi mata uang pertama Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com (8/1/2021), tokoh kelahiran Yogyakarta pada 11 November 1785 ini merupakan pemimpin perang terbesar melawan Belanda di tanah Jawa.

Kelahiran Pangeran Diponegoro sendiri telah diramal akan mendatangkan kerusakan yang lebih hebat pada pihak Belanda. Hal ini terealisasi pada 1825 di mana Perang Jawa terjadi.

Sejak itu, Diponegoro dianggap musuh terbesar kolonial Belanda yang sulit ditaklukkan sepanjang abad ke-19.

Meski diasingkan hingga meninggal dunia pada 1855, akan tetapi sosok Diponegoro berhasil menyulut lahirnya para penantang kolonial pada 1900-an.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Uang Specimen, dari Tujuan Pembuatan, Series, hingga Bedanya dengan Uang Rupiah

Pangeran Diponegoro sendiri diabadikan dalam uang Rupiah terbitan pertama BI, tepatnya pada uang kertas Rp 100 Seri Kebudayaan 1952.

Tampak di bagian depan, terdapat gambar Diponegoro serta ukiran burung Garuda sebagai hewan mitologi Hindu yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu.

Sementara di sisi belakang, terdapat corak burung Garuda yang saling berhadapan.

Masih di tahun yang sama, BI juga mengeluarkan koin Diponegoro nominal 50 sen. Uang koin ini kembali dikeluarkan pada 1954, 1955, dan 1957.

Bukan hanya itu, BI juga kembali menerbitkan uang kertas emisi Diponegoro dengan nominal Rp 1.000 pada 1975.

Baca juga: Rupiah Digital Akan Diterbitkan, Bagaimana Nasib Uang Tunai?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar 20 Uang Logam yang Ditarik dari Peredaran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi