KOMPAS.com – Sejumlah wilayah di Jawa Barat dalam beberapa waktu terakhir kerap diguncang gempa.
Diketahui, gempa bumi dengan magnituo 5,6 mengguncang wilayah Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022).
Beberapa hari sesudahnya, yakni pada Sabtu (3/12/2022), gempa bumi magnitudo 6,4 juga mengguncang wilayah Garut dan sekitarnya.
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Tidak hanya gempa dengan skala di atas magnitudo 5,0, sejumlah gempa-gempa kecil juga tercatat terjadi di wilayah Jawa Barat.
Adanya rentetan gempa bumi di wilayah Jawa Barat ini juga ramai di media sosial.
“Ya Allah ada apa dengan Jabar dri kemarin di timpah gempa terus,” tulis salah satu akun.
“Sering banget bmkg akhir² ini update gempa dan di Jawa Barat seringnya. Stay safe everyone!” ujar akun yang lain.
“Intensitas gempa di jawa barat lagi meningkat banget, kenapa ya?!” ujar akun yang lain.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Peringatan Tsunami Jepang, dan Penjelasan BMKG
Lantas, apa yang menjadi penyebab gempa-gempa di Jawa Barat?
Penjelasan BMKG
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, Jawa Barat merupakan daerah seismik aktif dan kompleks.
Di mana guncangan aktif bisa berasal dari darat maupun laut dengan aktivitas yang cukup intensif.
“Kalau dihitung-hitung, di antara Pulau Jawa, Jawa Barat yang paling aktif aktivitas gempanya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/12/2022).
Daryono menambahkan, gempa Jawa Barat sangat kompleks karena terdapat banyak sumber gempa.
Sumber gempa yang berasal dari laut yakni ada subduksi, sesar dasar laut, zona megathrust maupun zona intraslab.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesar Cimandiri, Sebaran Sesar hingga Potensi Bahayanya
Sumber gempa di Jawa Barat
Sejumlah sesar aktif tersebut seperti Cimandiri, Garut Selatan, Lembang, Padalarang, Balibis, serta masih ada sesar-sesar yang belum terpetakan seperti sumber gempa yang membangkitkan gempa Cianjur.
“Kalau ternyata banyak gempa, ya memang karena sumbernya banyak,” kata dia.
Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta
Menurutnya, wajar jika gempa terjadi dalam waktu berdekatan ataupun bersamaan. Serta suatu kebetulan ketika gempa aktif secara bersamaan.
“Mereka itu memiliki sumber sendiri-sendiri, punya akumulasi sendiri-sendiri, punya waktu matang sendiri-sendiri, punya waktu rilis energi sendiri-sendiri,” terangnya.
“Jadi, itulah fenomena tektonik seperti itu,” tambahnya.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?