Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos soal Covid-19, dari Semakin Ringan hingga Tak Lagi Butuh Masker

Baca di App
Lihat Foto
wir_sind_klein/PIXABAY
ilustrasi Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hampir tiga tahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan sebagai pandemi, manusia mulai dapat hidup berdampingan dengan virus corona.

Namun, kurun waktu yang sama, mitos dan informasi salah seputar Covid-19 tetap tersebar luas.

Padahal, informasi tepat dan akurat amat dibutuhkan oleh masyarakat agar pandemi segera "hilang".

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut mitos tentang Covid-19 yang sebaiknya tak lagi dipercaya, dihimpun dari The Conversation dan IFL Science:

1. Virus corona semakin ringan

Memasuki era Omicron, tersiar kabar bahwa SARS-CoV-2 dari keluarga virus corona yang menyebabkan Covid-19, menjadi lebih ringan.

Di satu sisi, varian Omicron BA.1 dan BA.2 memang lebih ringan daripada varian Delta yang menginfeksi saluran napas bagian atas.

Namun, tingkat keparahan sakit akibat Covid-19 sangat bergantung pada kekebalan masing-masing individu.

Baca juga: Cara Daftar Booster Kedua untuk Lansia dan Jenis Kombinasi Vaksinnya

Saat BA.2 menghantam Hong Kong pada musim semi 2022, cakupan vaksinasi tak merata membuat infeksi meningkat dan korban berjatuhan.

Bahkan di Inggris yang cakupan vaksinasi memadai, ada lebih dari 29.000 kematian akibat Covid-19 dalam rentang Januari hingga awal November 2022.

Belum lagi sejumlah subvarian Omicron lain yang terus lolos dari kekebalan antibodi, turut meningkatkan risiko infeksi, infeksi ulang, bahkan berujung pada rawat inap.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Vaksin Booster Kedua untuk Lansia

2. Covid-19 hanya menyerang orang tua dan kelompok rentan

Covid-19 disebut hanya menyerang orang tua dan kelompok rentan seperti pengidap komorbid.

Faktanya, orang dengan usia muda dan tanpa komorbid pun dapat terinfeksi Covid-19 dan mengalami long Covid-19.

Terutama kelompok anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi, akan sangat berisiko terkena Covid-19.

Saat terinfeksi virus corona, anak-anak juga dapat mengidap long Covid-19 yang berbahaya bagi dirinya.

Baca juga: Booster Kedua, sampai Kapan Masyarakat Harus Vaksin Covid-19?

3. Cuci tangan saja cukup mencegah penyebaran Covid-19

SARS-CoV-2 menyebar melalui partikel kecil uap air yang tersuspensi di udara atau disebut aerosol.

Droplet, seperti bersin, serta fomites atau benda yang terkontaminasi droplet, turut berperan dalam penyebaran virus, meski sesungguhnya bukan jalan penyebaran utama.

Dengan begitu, cuci tangan saja tidak cukup mencegah penyebaran Covid-19. Justru, menggunakan masker adalah kunci utama untuk memutus penularan virus ini.

4. Masker tidak lagi dibutuhkan

Masker tidak 100 persen menghentikan penularan Covid-19.

Kendati begitu, apa pun jenis maskernya, baik kain maupun medis, sangat membantu memperkecil penyebaran virus.

Masker-masker tersebut bekerja paling baik jika digunakan dengan benar. Sebab, benda ini akan membatasi tetesan droplet dan melindungi pemakai dari aerosol.

Bukan hanya melindungi pemakai, masker juga memberikan perlindungan bagi orang di sekitar.

Baca juga: Vaksinasi Booster Kedua untuk Lansia Dimulai, Masyarakat Umum Kapan?

5. Vaksin tidak mengurangi penularan

Delta dan Omicron adalah varian yang mampu menembus kekebalan yang dibentuk vaksin Covid-19. Bahkan, Omicron sangat mampu menginfeksi orang yang sudah pernah terinfeksi.

Hal ini disebabkan mutasi dalam protein SARS-CoV-2 dan berkurangnya antibodi alami pada tubuh.

Kondisi itu pun menggiring munculnya mitos bahwa vaksin tidak dapat mengurangi penularan Covid-19.

Namun, mitos tersebut patah oleh penelitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi membantu mengurangi transmisi Omicron dan tingkat keparahannya.

Selain itu, menurut penelitian terbaru, meski tidak menghilangkan risiko sepenuhnya, orang yang divaksinasi cenderung tidak menyebarkan virus ke orang lain.

Baca juga: Lokasi Vaksin Covid-19 Booster Kedua untuk Lansia di Jakarta, Mana Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Vaksin Covid-19 yang Paling Banyak Dipakai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi