Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Dua Perempuan yang Berdekatan Siklus Menstruasi Bisa Sama?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK
Ilustrasi menstruasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Perempuan kerap mengalami jadwal menstruasi yang sama dengan saudara atau sahabatnya.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan dari sejumlah warganet. Bahkan, beberapa di antara mereka menyebut bahwa kondisi tersebut masih misteri.

Pernyataan seputar menstruasi ini salah satunya diajukan oleh akun TikTok ini pada Rabu (30/11/2022).

"Masih jadi misteri, kenapa cewe-cewe yang setiap hari bareng, jadwal datang bulannya juga bareng, kalo gak bareng pasti deketan tanggalnya," tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Unggahan Penipuan Modus Kurir Paket, Saldo Rekening Bisa Ludes

Menanggapi pengunggah, warganet lain turut merasakan kondisi serupa. Jadwal menstruasi yang berdekatan atau bersamaan ini, disebut dialami dirinya dengan teman dekatnya.

"Selaluu deketan tanggalnya," komentar salah satu warganet.

"Pas lagi deket2nya di pabrik, pokoknya patokan gua menstruasi tuh setelah elu," tulis waranet lain.

"Terbukti," kata warganet lain.

Lantas, adakah penjelasan ilmiah mengapa waktu menstruasi perempuan yang menghabiskan waktu bersama sering sama?

Penjelasan dokter

Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata Semarang, dr Indra Adi Susianto menjelaskan, kondisi tersebut dikenal sebagai sinkronisasi menstruasi atau efek McClintock.

Menurut Indra, efek McClintock didasarkan pada sebuah teori saat seorang wanita melakukan kontak fisik dengan orang lain yang sedang menstruasi.

"Maka aromatase feromon akan saling memengaruhi, sehingga pada akhirnya siklus bulanan menjadi bersamaan," terang Indra saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2022).

Feromon sendiri merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh dan memiliki aroma khas.

Indra mengatakan, disebut efek McClintock karena penelitian dilakukan oleh Martha K McClintock dari Harvard University.

Penelitian diterbitkan di Majalah Nature pada 1971 dengan tajuk "Menstrual Synchrony and Suppression".

Studi tersebut menyimpulkan, perempuan yang selalu bersama selama kurang lebih tiga bulan akan mengalami menstruasi lebih sinkron dibanding perempuan yang terpisah.

Menurut Indra, penelitian yang menjadi studi awal ini banyak mendapatkan sanggahan terutama terkait kelemahan metodologis.

Namun, lanjut dia, penelitian dan tinjauan terus dilakukan untuk menjelaskan fenomena sinkronisasi menstruasi.

Baca juga: Mengapa Berat Badan Cenderung Naik ketika Menstruasi? Ini Jawabannya

 

Kemungkinan disebabkan aromatase feromon

Indra menerangkan, teorinya mengatakan bahwa perempuan melepaskan feromon ke udara.

Feromon ini kemudian akan memberi sinyal ke hipotalamus di otak dan memicu perubahan siklus menstruasi perempuan lain.

"Dan menyebabkan perempuan mengalami siklus menstruasi yang hampir sinkron," ujar dia.

Sementara itu, kata Indra, studi oleh Morofushi dan rekannya pada 2000 juga meneliti hal serupa terhadap 64 wanita Jepang yang tinggal di asrama.

Hasilnya, sebanyak 24 remaja putri mengalami sinkronisasi dengan teman sekamar mereka dalam waktu tiga bulan.

Dia melanjutkan, sinkronisasi perubahan jadwal menstruasi tersebut dipicu oleh kemampuan mencium alfa-androstenol, salah satu feromon, dari teman perempuan yang selalu bersama.

"Bagi wanita yang memang mengalami sinkroni, semua mengubah siklus mereka di waktu yang sama," tambah Indra.

Pada beberapa perempuan, aromatase feromon juga menjadi faktor penentu ketika kelompok perempuan mengalami ovulasi dan menstruasi.

Kendati penelitian terkait efek McClintock masih terus diteliti, Indra mengatakan bahwa ilmu pengetahuan belum dapat meyakinkan fenomena menstruasi ini nyata atau hanya kepercayaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi