Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal The Royal Game of Ur, Permainan Papan Tertua di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
The Royal Game of Ur, permainan papan tertua di dunia disimpan di British Museum
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - The Royal Game of Ur ditemukan pada 1928 di Pemakaman Kerajaan Kota Ur, Sumeria atau sekarang adalah Irak selatan.

Nama asli dari permainan kuno ini sebenarnya telah hilang dari waktu ke waktu.

Namun, arkeolog Inggris bernama Sir Leonard Woolley yang menemukan permainan kuno itu menamainya The Royal Game of Ur.

Dikutip dari The New York Times, analis memperkirakan bahwa permainan itu dibuat antara tahun 2600-2400 SM, sehingga menjadikannya sebagai permainan papan tertua yang pernah ditemukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa permainan ini sangat populer di kalangan orang-orang dari semua kelas.

Papan itu kemudian dibawa ke seluruh Timur Tengah.

Jika tidak tersedia papan, terkadang digoreskan ke tanah liat atau batu oleh tentara, penjelajah, dan pedagang yang memperkenalkannya ke Iran, Suriah, Mesir, Lebanon, Sri Lanka, dan Siprus.

Baca juga: Mengenal Tarkhan, Pakaian Tertua di Dunia yang Berusia Lebih dari 5.000 Tahun


Variasi permainan ini telah ditemukan di makam Raja Tutankhamen dan terukir di pilar Istana Raja Asyur Sargon II.

Selama setidaknya 1.000 tahun, The Royal Game of Ur adalah permainan nasional Mesopotamia kuno.

Namun, popularitasnya berkurang saat permainan lain dikembangkan, termasuk yang kemungkinan besar berevolusi darinya, seperti backgammon.

Sebutan permainan ini menghilang pada abad pertengahan, tetapi variasi lain yang dinamakan Aasha, dimainkan oleh orang-orang Yahudi di Kochi, India.

Orang-orang Yahudi Kochi telah bermigrasi dari Babilonia kuno dan membawa versi permainan itu bersama mereka.

Penemuan The Royal Game of Ur pada 1928 memberi para cendekiawan pandangan budaya yang penting tentang bagaimana orang Mesopotamia kuno menghibur diri mereka sendiri.

Namun, ada satu masalah yang muncul, yakni papan itu tidak dilengkapi dengan instruksi manual.

Hal ini mengakibatkan para sarjana modern tidak tahu cara kerja permainan tersebut.

Baca juga: Mengenal Alerce Milenario, Makhluk Hidup Tertua di Bumi yang Masih Eksis

Cara main The Royal Game of Ur

Seorang assyriologist dari British Museum, Irving Finkel pada 1980-an menerjemahkan tulisan berhuruf paku pada tablet tanah liat yang telah hancur dan dibawa ke museum oleh seorang pedagang barang antik.

Ditulis pada tahun 177-176 SM oleh seorang juru tulis bernama Itti-Marduk-balatu, prasasti tersebut ditemukan sekitar tahun 1880 di reruntuhan Babel.

Para sarjana mencoba menguraikan huruf itu selama bertahun-tahun, tetapi hanya Finkel yang dapat mengidentifikasinya sebagai instruksi tentang cara memainkan The Royal Game of Ur.

Pengungkapan cara kerja The Royal Game of Ur ini dilakukan setelah membandingkannya dengan papan permainan lain yang disimpan di museum.

Teks itu menuliskan, The Royal Game of Ur merupakan perlombaan antara dua pemain untuk mendapatkan penanda mereka di sekitar dan di luar papan.

Baca juga: 8 Bahasa Tertua di Dunia yang Masih Digunakan hingga Saat Ini

Dadu berbentuk piramida digunakan untuk menunjukkan jumlah kotak yang dapat dipindahkan pemain.

Jika pemain mendarat di kotak yang ditempati oleh lawannya, mereka dapat menjatuhkan penanda itu dan lawan harus memulai dari awal lagi.

Ini bisa membuat pemain sedikit mundur, dan hampir tidak mungkin untuk memprediksi siapa yang akan menang, bahkan menjelang akhir permainan.

Namun, ada aspek lain dari The Royal Game of Ur yang menarik perhatian, yaitu meramal nasib pemain.

Menurut teks tersebut, beberapa kotak di papan diberi tanda zodiak, sehingga mampu memberi prediksi bahwa seorang pemain akan memenangkan bir, berteman, makan enak, atau mungkin menjadi kuat dan kaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi