KOMPAS.com – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (KESDM) mengumumkan bahwa status Gunung Semeru diturunkan dari yang sebelumnya Level IV (Awas) ke Level III (Siaga).
“Tingkat aktivitas gunung Semeru dapat diturunkan dari Level IV (awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB,” demikian keterangan KESDM dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/12/2022).
Lebih lanjut KESDM menyampaikan bahwa nantinya, tingkat aktivitas akan ditinjau kembali.
Peninjauan akan dilakukan apabila terdapat kemunculan gempa-gempa vulkanik dan deformasi yang berkaitan dengan proses supply magma ke permukaan dalam kecenderungan yang signifikan.
Adapun potensi ancaman bahaya dari Gunung Semeru saat ini adalah adanya banjir lahar bila material hasil erupsi dan awan panas guguran (APG) tercampur dengan intensitas hujan tinggi.
Hal tersebut, utamanya bisa terjadi di sungai yang berhulu di puncak seperti Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya.
Baca juga: Semeru Berstatus Awas dan 20 Gunung Api Siaga-Waspada, Ini Daftar Lengkapnya
Kondisi saat ini
Sebagai informasi, tingkat aktivitas gunungapi Semeru sebelumnya berada pada Level IV (Awas) sejak 4 Desember 2022.
Berdasarkan pengamatan visual saat ini, Gunung Semeru masih menunjukkan adanya aktivitas letusan yang membuat adanya tumpukan material letusan ataupun lidah lava.
Sejauh ini masih terjadi 2 kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara.
Gempa-gempa vulkanik dalam dan dangkal yang berfluktuasi juga masih terekam termasuk gempa letusan dan gempa guguran yang saat ini juga masih ada.
Adapun pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini, tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar.
“Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km,” tulis keterangan tersebut.
Pengamatan sejak 4 Desember hingga hari ini dari citra thermal mengindikasikan anomali yang semakin menurun.
Deformasi Gunung Semeru sejak 4 Desember 2022 juga sudah menunjukkan penurunan dari instrument tiltmeter.
Baca juga: Gunung Semeru, Cerita Legenda dan Sejarah Panjang Letusannya
Rekomendasi untuk masyarakat
1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas gunung Semeru.
Masyarakat diimbau mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, Kementerian/Lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Informasi mengenai aktivitas gunung api, gempa bumi, dan gerakan tanah di Indonesia dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).
3. Informasi aktivitas Gunung Semeru dan koordinasi oleh Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten dapat juga diperoleh/dilaksanakan melalui Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.