Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kasus Bom Panci di Indonesia, Mulai dari Gereja Katedral Makassar hingga Cicendo

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar memperlihatkan jenis panci yang digunakan sebagai wadah bom yang diledakkan di Bandung beberapa waktu lalu. Sejumlah barang bukti dari hasil penggeledahan juga diperlihatkan di Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (13/3/2017).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Bom panci menjadi salah satu jenis bom yang cukup sering digunakan pelaku terorisme untuk menebar ancaman, terutama di Indonesia.

Dilansir dari YouTube Harian Kompas, bom panci atau pressure cooker bom adalah bom yang dibuat menggunakan panci presto.

Panci presto dimanfaatkan sebagai wadah alat ledak yang di dalamnya berisi beberapa jenis bahan peledak dan partikel lain.

Di antaranya adalah paku, bongkahan besi, termasuk kaca. Bahan-bahan sengaja dimasukkan untuk menimbulkan luka parah pada korban.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom panci bisa meledak apabila pada gagangnya ditempeli ponsel sebagai detonator pemicu sehingga jenis ini bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Baca juga: Mengenal Astanaanyar, Lokasi Suara Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandung

Lantas, apa saja kasus bom panci yang pernah terjadi di Indonesia? Berikut di antaranya:

1. Mapolsek Astanaanyar

Aksi terorisme terbaru menggunakan bom panci terjadi di Mapolsek Astanaanyar, Bandung pada Rabu (7/12/2022) pukul 08.20 WIB.

Bom panci meledak ketika anggota Mapolsek Astanaanyar berkumpul untuk apel pagi dan peristiwa ini menyebabkan 1 anggota polisi meninggal dunia.

Bom panci tersebut diledakkan oleh Agus Sujatno alias Abu Muslim (34), mantan narapidana kasus terorisme yang ditahan 2017.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Astanaanyar Gunakan Bom Panci Rakitan Berisi Proyektil Paku, Ada Dugaan Motif Kebencian


Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Mengandung TNT Meledak di Bandara Soekarno-Hatta

Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengatakan, Agus pernah mendekam di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusakambangan sebelum bebas pada 2021.

Dilansir dari situs resmi Polri, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo menjelaskan, di mana Agus membawa bom.

Ia menyampaikan bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar ini membawa dua bungkusan yang diletakkan di dada dan belakang.

Bungkusan yang berada di dadanya meledak ketika masuk ke Mapolsek Astanaanyar, sementara bungkusan di belakang terlempar ke jendela.

Baca juga: Detik-detik Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astananyar, Keterangan Saksi, hingga Korban

2. Gereja Katedral Makassar

Selain Mapolsek Astanaanyar, ledakan bom panci pernah mengguncang Gereja Katedral Makassar.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu (28/3/2022) pukul 10.20 WITA setelah jemaat gereja setempat selesai mengikuti misa.

Diberitakan Kompas.com, bom panci di Gereja Katedral Makassar tersebut diledakkan oleh pasangan suami-sitri berinisial L dan YSF.

Sebelum bom panci meledak, kedua pelaku sempat mengendarai motor matic dengan pelat nomor DT 5984 MD.

Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris

Adapun, L dan YSF terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan dan termasuk pasangan suami-istri baru.

Keduanya sempat dinikahkan oleh Risaldi, pelaku terorisme yang ditembak mati di Makassar pada Januari 2021.

L yang menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sempat meninggalkan surat wasian.

L menuliskan pernyataan siap mati dan bersama YSF juga memberikan doktrin kepada pengikut JAD.

Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?

3. Pos polisi Sukoharjo

Sebelum pandemi, bom panci pernah meledak di pos polisi Kartasura, Kabupaten Sukoharjo pada Senin (3/6/2019).

Bom panci tersebut diledakkan oleh Rofik Asharudin yang berusia 22 tahun asal Kranggan Kulon, Wirogunan, Kartasura.

Dilansir dari Kompas.com, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Sukoharjo tersebut sempat meminta uang dari orangtua.

Tujuannya untuk mendanai pembelian komponen bom panci didapatkan dengan cara mencicil atau kredit.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

Rofik meledakkan bom panci yang dibawanya sekitar pukul 22.35 WIB menggunakan kaus hitam, celana jeans, dan heaset.

Menurut saksi, ia sempat duduk di trotoar dan bom panci yang dibawanya meledak 10 menit kemudian.

Kapolda Jawa Tengah saat itu, Irjen Rycko Amelza Dahniel, bom panci yang diledakkan Rofik termasuk low explosive.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gerbang Katedral Makassar dan Ancaman Teror Serentak

4. Cicendo, Bandung

Bom panci lain pernah meledak di Taman Pandawa yang terletak di Jalan Arjuna, Kecamatan Ciceno, Kota Bandung, Jawa Barat pada 2017 silam.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, bom panci ini melibatkan Yayat Cahdiat alias Abu Salam. Ia meletakkan bom panci di Taman Pandawa.

Yayat diketahui sempat dikejar oleh para siswa SMA 6 Bandung dan ia memutuskan untuk masuk ke Kantor Kelurahan Arjuna.

Yayat membakar lantai dua kantor tersebut pada pukul 10.00 WIB dan aksinya langsung direspons oleh Brimob dan Gegana.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Mengandung TNT Meledak di Bandara Soekarno-Hatta

Ia dikepung oleh Brimob dan Gegana dan berhasil dibekuk meski kondisinya kritis sekitar pukul 11.30 WIB.

Yayat dilaporkan meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit pada pukul 12.30 WIB.

Dalam kejadian ini, Agus yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, meracik bom panci di Cicendo bersama Yayat.

Akibat perbuatannya itu, Agus ditangkap dan ditahan selama 4 tahun di Nusakambangan dan bebas pada 2021.

Baca juga: Teroris Lone Wolf, Cara Kerja dan Mengapa Banyak Merekrut Milenial

KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO Infografik aksi bom bunuh diri di Indonesia.

(Sumber: Kompas.com/Michael Hangga Wismabrata | Editor: Rachmawati, David Oliver Purba)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi