Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lydia dan Timothy, Bayi Kembar Tertua yang Lahir di Dunia, Usianya 30 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bayi kembar.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway telah lahir dari pasangan Oregon dari embrio yang dibekukan lebih dari 30 tahun yang lalu.

Ini diyakini sebagai bayi tertua di dunia yang pernah dilahirkan.

Dikutip dari BBC, mereka disimpan di suhu sekitar -196 celcius dalam nitrogen cair pada 22 April 1992.

Rachel Ridgeway melahirkan si kembar pada 31 Oktober 2022.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway kemungkinan membuat rekor baru, menurut National Embryo Donation Center (NEDC).

NEDC merupakan sebuah organisasi berbasis agama swasta yang mengatakan telah membantu kelahiran lebih dari 1.200 bayi dari embrio yang disumbangkan.

Pemegang rekor NEDC sebelumnya, Molly Gibson, lahir pada tahun 2020 dari embrio yang telah dibekukan selama hampir 27 tahun.

Baca juga: Mengenal Gino, Anjing Tertua di Dunia yang Masih Hidup

Berbekal donor sel telur berusia 34 tahun

Embrio Lydia dan Timothy telah diciptakan untuk pasangan suami istri anonim menggunakan IVF.

Pria itu berusia 50-an dan dilaporkan mengandalkan donor sel telur berusia 34 tahun.

Mereka disimpan di laboratorium kesuburan di pantai barat AS hingga 2007, ketika pasangan itu menyumbangkannya ke NEDC di Knoxville, Tennessee agar pasangan lain menggunakannya.

Ahli embriologi di klinik mitra NEDC Southeastern Fertility kemudian melakukan pencairan dan pemindahan ke rahim awal tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan, NEDC berharap berita itu akan mendorong orang lain untuk merasakan berkah dari adopsi embrio untuk diri mereka sendiri.

Ini adalah anak pertama keluarga Ridgeways melalui IVF atau donor. Namun, mereka juga memiliki empat anak lain antara usia satu dan delapan tahun.

"Saya berumur lima tahun ketika Tuhan memberikan kehidupan kepada Lydia dan Timothy dan memelihara kehidupan mereka sejak saat itu," kata Philip Ridgeway.

"Dalam arti tertentu, mereka adalah anak tertua kami, meskipun mereka adalah anak terkecil kami.Ada sesuatu yang membingungkan tentang itu," tambahnya.

Baca juga: Mengenal The Royal Game of Ur, Permainan Papan Tertua di Dunia

Kisah keluarga Ridgeway

Banyak klinik kesuburan tidak akan mentransfer embrio yang tidak terlihat sempurna.

Pasalnya, setiap orang mengejar tingkat keberhasilan implantasi yang semakin tinggi dan embrio yang tidak sempurna menurunkan angka itu.

Kebanyakan orang tua tidak menginginkan embrio yang tidak sempurna. Namun, justru itulah yang dicari Rachel dan Philip Ridgeway.

Keluarga itu tidak ingat bagaimana mereka pertama kali mendengar tentang adopsi embrio.

Tiga anak kandung keluarga Ridgeways membutuhkan sedikit bantuan medis untuk dikandung. Mereka berpikir untuk menambahkan yang keempat.

"Kami pikir kami dapat menggunakan uang untuk mencoba lagi dengan bantuan kesuburan atau kami dapat menggunakan uang itu untuk adopsi embrio," kata Rachel, dikutip dari The Geospel Coalition.

"Begitu kami mulai memikirkannya dan melakukan lebih banyak penelitian, Tuhan benar-benar memberikannya kepada kami sebagai sesuatu yang kami sukai," sambungnya.

Tidak seperti adopsi normal, transfer embrio lebih mirip dengan membeli properti.

Selama orang tua kandung atau pusat donasi dan orang tua angkat menyetujui persyaratannya, embrio diserahkan kepada orang tua baru tanpa dokumen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi