Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Tes Poligraf yang Ramai Saat Sidang Ferdy Sambo dkk?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Putri Candrawathi menjadi saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Poligraf adalah suatu alat guna mendeteksi apakah seseorang itu bohong atau jujur. 

Tes poligraf ramai dibahas setelah muncul dalam persidangan pembunuhan berencana Birgadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Kuat Maruf hingga Putri Candrawathi. 

Dikutip dari Kompas.com (14/12/2022) Ahli poligraf dari Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid, mengungkapkan hasil tes poligraf terhadap lima terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Hasilnya, hanya Ricky Rizal dan Richard Eliezer yang terindikasi jujur dalam pengakuannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu ia sampaikan saat dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.

Hasil tes poligraf sebagai berikut: 

Baca juga: Terkuaknya Indikasi Kebohongan Ferdy Sambo-Putri Candrawathi di Uji Poligraf dan Bantahan Para Terdakwa...

 

 

Apa itu tes poligraf?

Dilansir dari Indian Express, (22/11/2022), poligraf adalah perangkat yang mengumpulkan dan memungkinkan analisis respons fisiologis manusia melalui sensor yang terhubung secara fisik dengan individu yang diperiksa oleh sistem ini.

Sedangkan tes poligraf adalah tes menggunakan alat skrining dan investigasi, dalam mendukung pekerjaan penegak hukum dan lembaga lain dalam mendeteksi penipuan.

Tes ini dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi untuk pemeriksaan keamanan dan sebagai alat penunjang penyidikan tindak pidana.

Oleh karena itu penting untuk memahami apakah sumber daya yang didedikasikan untuk pengujian poligraf dibenarkan oleh hasil, dan pertimbangkan apakah penggunaan poligraf didukung oleh praktik berbasis bukti.

Cara kerja tes poligraf

Mengenai cara kerjanya, poligraf digunakan untuk mendeteksi tindakan penipuan sementara peserta ujian menjawab serangkaian pertanyaan.

Nantinya, alat ini akan menampilkan hasil respons fisiologis seperti detak jantung, perubahan pernapasan, berkeringat, dan lainnnya yang dipicu ketika seseorang berbohong berbeda dari yang seharusnya.

Instrumen seperti cardio-cuffs atau elektroda sensitif dipasang pada orang tersebut, dan variabel seperti tekanan darah, denyut nadi, aliran darah, dan lainnya.

Serangkaian variabel ini diukur saat pertanyaan diajukan kepada mereka.

Nilai numerik diberikan pada setiap respons untuk menyimpulkan apakah orang tersebut mengatakan yang sebenarnya, menipu, atau tidak pasti.

Tes seperti ini konon pertama kali dilakukan pada abad ke-19 oleh kriminolog Italia Cesare Lombroso, yang menggunakan mesin untuk mengukur perubahan tekanan darah tersangka kriminal selama interogasi.

Perangkat serupa kemudian dibuat oleh psikolog Amerika William Marstron pada tahun 1914, dan oleh petugas polisi California John Larson pada tahun 1921.

Keakuratan tes poligraf

Tes poligraf tidak terbukti secara ilmiah memiliki tingkat keberhasilan 100 persen, dan juga tetap diperdebatkan di bidang medis.

Namun, baru-baru ini, agen investigasi berusaha menggunakan tes ini dalam investigasi, dan tes ini terkadang dipandang sebagai alternatif yang lebih ringan dari penyiksaan atau "tingkat ketiga" untuk menggali kebenaran dari tersangka.

Jadi apakah hasil tes ini dapat diterima sebagai bukti?

Hasil tes tidak dapat dianggap sebagai pengakuan.

Namun, informasi atau materi apa pun yang kemudian ditemukan dengan bantuan tes yang diambil secara sukarela dapat diterima sebagai bukti, kata Mahkamah Agung, dalam 'Selvi & Ors vs State of Karnataka & Anr' (2010).

Sehingga jika seorang terdakwa mengungkapkan lokasi senjata pembunuhan selama pemeriksaan, dan polisi kemudian menemukan senjata di lokasi tersebut, pernyataan terdakwa tidak akan menjadi bukti, tetapi senjatanya.

(Sumber: Kompas.com/Irfan Kamil | Editor: Diamanty Meiliana, Novianti Setuningsih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi