KOMPAS.com - Wisdom, burung jenis laysan albatros berusia 71 tahun mencatatkan namanya sebagai burung liar tertua yang diketahui dalam sejarah.
Para ilmuwan sebenarnya sudah tahu banyak tentang kehidupan Wisdom.
Sebab, burung tersebut ditangkap pada 1956 sebagai bagian dari proyek penelitian jangka panjang yang telah mengidentifikasi lebih dari 260.000 elang laut sejak 1930-an.
Tak heran, para ilmuwan juga tahu tempat bersarang favoritnya dan kapan waktu Wisdom bertelur, dikutip dari National Geographic.
Ahli biologi US Fish and Wildlife Service, Jon Plissner mengatakan, ia telah mengelompokkan anak laysan albatross selama 15 tahun terakhir.
Ia juga mencatat jumlaha spesies burunf itu yang bersarang dalam tempat berukuran 50x50 meter.
Tantangannya adalah umur jenis burung ini sangat panjang, sehingga peneliti dapat dengan mudah hidup lebih lama dari penelitiannya.
Baca juga: Mengenal Roundhay Garden Scene, Film Tertua di Dunia yang Berdurasi 2 Detik
Ada kemungkinan bahwa Wisdom lebih tua dari perkiraan usianya saat ini.
Pada 1956, Wisdom secara konservatif diperkirakan berusia lima tahun, usia paling awal laysan albatros untuk mencapai kematangan seksual.
Ahli biologi pada saat itu telah mematok rentang hidup laysan albatros pada 40 tahun.
Wisdom selama bertahun-tahun menghindari bahaya mematikan, sehingga menjadikannya berada pada ancaman baru yang disebabkan oleh manusia.
Misalnya, pemanasan laut karena perubahan iklim , polusi plastik, dan tali pancing.
Sejak saat itu, Wisdom menjadi kesayangan dan artis baru di internet, baik dalam maupun luar negeri.
Di Hawaii, laysan albatross, yang dikenal sebagai Moli, memegang tempat penting dalam budaya pribumi sebagai simbol dewa Lono.
Ketenarannya telah menarik perhatian pada bahaya yang dihadapi burung laut dan albatros pada khususnya.
Baca juga: Kisah Lydia dan Timothy, Bayi Kembar Tertua yang Lahir di Dunia, Usianya 30 Tahun
Setiap musim gugur, ketika albatros laysan kembali ke Midway setelah berbulan-bulan di laut untuk memulai musim kawin berikutnya.
Hal ini menyebabkan langit di atas pulau berubah dari relatif kosong menjadi penuh dengan burung yang melintasi laguna biru kehijauan.
Sekitar 70 persen populasi laysan albratros secara global atau diperkirakan mencapai 1,6 juta individu, bersarang di Midway, pangkalan militer Perang Dunia II seluas dua mil persegi yang berubah menjadi suaka margasatwa nasional.
Ahli biologi menghitung sekitar 492.000 sarang pada 2020, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya.
Setiap pasangan albatros membuat cangkir sarang di tanah dengan mengikis ranting, daun, dan pasir dalam lingkaran berdiameter kira-kira tiga kaki.
Setelah betina bertelur, pasangan itu berbagi tugas mengasuh, bergiliran mencari makan selama berhari-hari dan berminggu-minggu untuk memberi makan anak mereka bubur ikan, serta cumi-cumi yang dimuntahkan.
Bahkan tahun lalu ia masih menetaskan seekor anaknya di usia yang tak lagi mudah.