KOMPAS.com - Virus corona yang menghantui dunia selama hampir tiga tahun masih tetap menularkan, meski tak seganas awal pandemi.
Di Indonesia, kasus Covid-19 mengalami penurunan. Namun di belahan dunia lain, virus corona justru menyebabkan lonjakan kasus.
Berdasarkan data Worldometers pada Senin (19/12/2022) pagi, total kasus virus corona secara global adalah 657.727.231 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 631.391.123 telah sembuh dari Covid-19, sedangkan 6.671.744 pasien meninggal dunia.
Sementara itu, sebanyak 19.664.364 pasien tercatat sebagai kasus aktif Covid-19 di seluruh dunia saat ini.
Total 99,8 persen atau 19.626.234 pasien mengalami gejala ringan. Sedangkan, 0,2 persen lainnya atau 38.130 kasus dalam kondisi serius.
Berikut 5 negara yang melaporkan kasus Covid-19 terbanyak:
- Amerika Serikat: 101.759.248 kasus, 1.112.967 kematian, dan 98.833.098 kasus sembuh.
- India: 44.677.209 kasus, 530.672 kematian, dan 44.141.728 kasus sembuh.
- Perancis: 38.891.692 kasus, 160.359 kematian, dan 37.526.244 kasus sembuh.
- Jerman: 36.980.882 kasus, 159.884 kematian, dan 36.236.300 kasus sembuh.
- Brasil: 35.902.425 kasus, 691.830 kematian, dan 34.542.868 kasus sembuh.
*Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah sewaktu-waktu.
Baca juga: Update Corona 15 Desember 2022: Muncul Subvarian Baru BF.7 di Inggris
Update corona Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus harian virus corona di Indonesia untuk pertama kalinya turun hingga di bawah 1.000.
Tercatat, pasien Covid-19 bertambah 860 kasus per Minggu (18/12/2022) pukul 16.00 WIB, sehingga total konfirmasi menjadi 6.709.597 kasus.
Adapun total kasus corona aktif di Indonesia masih di atas angka 20.000, tepatnya 29.695 kasus.
Pasien sembuh bertambah sebanyak 2.035, sehingga recovery rate kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 97,2 persen.
Sementara itu, pasien meninggal dunia akibat virus corona per Minggu lalu sebanyak 14 jiwa.
Berikut update kasus harian yang dilaporkan Kementerian Kesehatan hingga Minggu (18/12/2022) sore:
- Total kasus konfirmasi: 6.709.597 kasus
- Total kasus aktif: 29.695 kasus (0,4 persen)
- Total kasus sembuh: 6.519.504 kasus (97,2 persen)
- Total korban meninggal: 160.398 kasus (2,4 persen).
Berikut update Covid-19 di berbagai negara dunia:
Baca juga: Subvarian Baru Omicron BF.7 Picu Lonjakan di China, Ini Gejalanya
Jepang jadi negara dengan kasus aktif terbanyak
Menurut catatan Worldometers, Jepang menjadi negara dengan kasus corona aktif terbanyak di dunia, yakni 6.141.259 kasus.
Angka fantastis itu membuat kasus konfirmasi Covid-19 di negara Asia Timur ini mencapai 27.116.473 kasus dengan total 20.921.895 pasien di antaranya dinyatakan sembuh.
Menyusul Jepang, Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus akumulasi terbanyak melaporkan 1.813.183 kasus aktif.
Sementara itu, ada pula Perancis dan Korea Selatan dengan masing-masing kasus aktif sebanyak 1.205.089 kasus dan 1.089.517 kasus.
Di sisi lain, Indonesia berada di peringkat ke-42 dengan laporan jumlah kasus aktif sebanyak 29.695 kasus.
Baca juga: Lebih Menular, Ini 6 Gejala Umum Omicron XBB
Prediksi 1 juta kematian di China
Awal bulan ini, China telah melonggarkan kebijakan nol Covid-19 menyusul gelombang protes di kota-kota.
Diberitakan The Washington Post, Minggu (18/12/2022), kasus corona kian menyebar setelah China melonggarkan pembatasan.
Hal ini membuat lembaga penelitian di University of Washington di Amerika Serikat, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memproyeksikan jumlah kematian akibat Covid-19 di China akan melonjak.
Menurut mereka, lonjakan kasus di China dapat menjadi lebih dari 322.000 pada April 2023 mendatang.
Direktur IHME Christopher Murray pada Jumat (6/12/2022) mengatakan, sekitar sepertiga populasi China akan terinfeksi pada saat itu.
Analisis laporan oleh Reuters menemukan, China dapat mengalami lebih dari 1 juta kematian akibat virus corona pada 2023. Angka prediksi ini naik dari jumlah resmi sekarang yang hanya 5.235 kematian.
Kasus kematian tersebut akan membuat China setara dengan Amerika Serikat yang melaporkan 1,1 juta korban jiwa sejak pandemi dimulai.
Baca juga: Selama Pandemi Belum Pernah Kena Covid-19? Ini Penyebabnya Menurut Sains
Harapan akhir pandemi
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada media pada Rabu (14/12/2022), seperti dikutip dari Japan Times.
Pernyataan WHO sekaligus menyusul keputusan China untuk menghapus kebijakan nol Covid-19 dan mulai membiarkan masyarakat hidup berdampingan dengan virus.
Di sisi lain, pihaknya kerap mengadakan pertemuan setiap bulan untuk membicarakan status Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).
Oleh karena itu, pada Januari mendatang, para Komite Darurat WHO untuk Covid-19 pun akan membahas lebih lanjut kriteria untuk menyatakan berakhirnya fase darurat virus corona.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.