KOMPAS.com - Argentina sukses menjadi kampiun Piala Dunia 2022 Qatar setelah mengalahkan Perancis di babak final melalui drama adu penalti.
Ini merupakan gelar Piala Dunia ketiga bagi Tim Tango, sementara Perancis harus mengubur mimpinya untuk meraih gelar juara dua kali berturut-turut.
Lionel Messi dan Kylian Mbappe menjadi dua pemain yang bersinar dalam pertandingan final.
Dengan kemenangan ini, Argentina berhak mengangkat trofi Piala Dunia yang ikonik dan terbuat dari emas.
Lantas, apakah trofi Piala Dunia terbuat dari emas murni?
Dikutip dari Euro Sport, trofi Piala Dunia secara resmi digambarkan sebagai emas padat.
Baca juga: Lionel Messi Masuk Daftar Elite Juara Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon dOr
Dengan tinggi 36,5 sentimeter, trofi tersebut terbuat dari 6,175 kilogram emas 18 karat (75 persen).
Jumlah emas yang membentuk sebagian besar trofi Piala Dunia bernilai sekitar 161.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,5 miliar pada tahun 2018.
Secara keseluruhan, trofi tersebut bernilai 20 juta dolar AS atau Rp 312 miliar.
Angka ini menjadikannya sebagai trofi olahraga termahal di dunia.
Sayangnya, trofi tersebut tak boleh dibawa pulang oleh pemenang. Mereka hanya menerima replika perunggu dari piala tersebut.
Namun, replika perunggu itu juga berlapis emas, meski bukan emas murni.
Baca juga: Daftar Top Skor Sepanjang Masa Piala Dunia: Messi Samai Legenda Perancis, Mbappe Meroket
Fans dapat melihat trofi Piala Dunia di Museum Sepak Bola Dunia FIFA di Zurich, Swiss. Selain itu, trofi asli juga ditampilkan dalam sejumlah acara resmi, seperti ketika pengundian grup.
Trofi Piala Dunia saat ini diberi nama Jules Rimet.
Ia merupakan seorang mantan presiden FIFA yang berperan penting dalam menciptakan turnamen pada tahun 1929.
Dalam sejarahnya, trofi tersebut pernah dicuri markas Konfederasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro pada 19 Desember 1983 dan tidak pernah ditemukan.
Peristiwa itu terjadi setelah Brasil menjuarai Piala Dunia ketiganya pada 1970 dan berhak menyimpan trofi Piala Dunia secara permanen.
Setelah terjadi pencurian itu, trofi baru dibuat pada 1974 dan masih bertahan hingga saat ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.