Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Teror Gola Gorontalo 21 Desember, Ini Kata Polisi

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Tangkapan layar unggahan TikTok yang menyebut akan ada teror Gola Gorontalo pada 21 Desember 2022
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Gorontalo (Kabid Humas Polda Gorontalo) Kombes Wahyu Tri Cahyono angkat bicara perihal teror Gola Gorontalo 21 Desember yang baru-baru ini ramai di media sosial.

Menurutnya Gola hanyalah mitos.

"Karena sejauh ini kami belum pernah mendapati bukti ataupun laporan tentang Gola, hanya saja disebarkan oleh masyarakat melalui media sosial sehingga menimbulkan keresahan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (19/12/2022).

Gola diketahui merupakan sebutan warga Gorontalo untuk orang misterius atau mencurigakan yang melakukan tindakan kejahatan, seperti menculik anak dan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 21 Desember Tidak Boleh Keluar Rumah karena Ada Fenomena Solstis, Benarkah?

Wahyu menjelaskan, beberapa waktu lalu terdapat informasi bahwa ada seseorang yang mengetuk pintu saat tengah malam di wilayah Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Informasi tersebut tersebar di media sosial dengan narasi teror Gola dan sukses menjadi perbincangan masyarakat.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu resah.

"Silakan isu tersebut disikapi dengan meningkatkan sistem keamanan lingkungan masing-masing," katanya lagi.

Baca juga: Bukan 21 Desember, melainkan 22 Desember, Ini Dampak Fenomena Solstis bagi Manusia


Menurutnya, masyarakat bisa mulai menanamkan kepedulian terhadap keamanan di lingkungannya masing-masing.

Apabila mendapati hal-hal yang mencurigakan, sebaiknya lapor ke pihak kepolisian terdekat.

"Hotline layanan pengaduan juga sudah kami sebarkan untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk melapor atau mengadu jika terjadi sesuatu di lingkungannya," pungkasnya.

Baca juga: Tak Hanya di Gorontalo, Ini 4 Aksi Marah-marah Risma di Depan Publik

Teror Gola ramai di medsos

Diberitakan sebelumnya, unggahan video berisi imbauan agar tidak keluar rumah pada malam hari saat 21 Desember 2022 ramai di media sosial.

Pengunggah ini pada Rabu (14/12/2022) menuliskan bahwa malam itu akan ada teror Gola di Gorontalo.

"Hati-hati tanggal 21 Desember ini, jangan keluar malam. Teror 'Gola' Hantui Warga Gorontalo," terang pengunggah.

"Kalau mau selamat jgn keluar malam," tulis dalam video tersebut.

Video ini pun menuai beragam komentar dari warganet TikTok.

Beberapa menyangsikan akan ada teror Gola dan menyebutnya mitos.

Baca juga: Viral, Video Tren Makan Beras Mentah di TikTok, Ini Bahayanya Menurut Ahli Gizi

Fenomena solstis 22 Desember 2022

Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan, fenomena astronomi yang terjadi pada akhir Desember di antaranya yakni solstis.

Solstis terjadi pada 22 Desember 022 pukul 04.49.14 WIB atau 05.49.14 Wita, dan 06.49.14 WIT.

Saat fenomena yang terjadi, salah satu dampak yang dirasakan manusia adalah perbedaan durasi siang dan malam.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Solstis 21 Desember, Penyebabnya, dan Dampaknya?

Di belahan Bumi utara Indonesia, kata dia, panjang siang akan menjadi lebih pendek, sedangkan durasi malam akan lebih lama.

Sebaliknya, di wilayah Indonesia yang berada di belahan Bumi selatan, akan mengalami durasi siang lebih panjang dan malam lebih pendek.

"Kaitannya apa? Apa karena mentang-mentang di Gorontalo kan belahan utara, panjang siangnya siangnya lebih pendek daripada malam?" kata Andi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (19/12/2022) malam.

"Apa artinya itu penculik anak (Gola) bisa bebas berkeliaran dan menculik anak saat malam lebih yang panjang?" lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Penampakan Benda Diduga UFO di Bandung, Ini Kata BRIN

Andi menjelaskan, fenomena solstis adalah peristiwa saat Matahari berada paling utara atau paling selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya.

Disebabkan sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika, solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni Juni dan Desember.

Adapun secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Perseid Malam Ini, Bagaimana Cara Melihatnya?

Fenomena ini juga berdampak pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, pada panjang siang dan malam, serta pergantian musim.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan," tegas Andi.

Lebih lengkap terkait fenomena solstis dapat disimak di sini.

Baca juga: Daftar Hujan Meteor yang Terjadi pada Desember 2022, Ini Cara Menyaksikannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waktu yang Tepat untuk Berjemur Di Bawah Sinar Matahari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi