Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kentut Wanita Lebih Bau dari Pria? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil soal kentut wanita disebut lebih bau daripada pria.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut kentut wanita lebih bau dari pria, ramai dibahas di media sosial. 

Unggahan tersebut berasal dari gambar yang diunggah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jumat (16/12/2022). 

"Kentut wanita biasanya berbau lebih busuk daripada pria karena kadar hidrogen sulfida yang lebih tinggi," bunyi tulisan dalam gambar tersebut. 

Hingga Senin (19/12/2022) unggahan tersebut sudah disukai sebanyak 123.552 kali dan banyak dikomentari warganet. 

Lalu, benarkah kentut wanita lebih bau daripada pria? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan ilmiah

Dalam sebuah makalah terkenal yang diterbitkan pada 1998, disebutkan konsentrasi sulfur pada kentut wanita memang lebih tinggi dari pria.

Hasil studi ini yang kerap dijadikan sebagai klaim untuk menuduh kentut perempuan lebih bau. 

Namun makalah tersebut sebenarnya tidak sampai pada kesimpulan bahwa kentut perempuan lebih bau dari kentut laki-laki.

Dikutip dari Invisible College of Experimental Flatology (ICEF), para penulis mengumpulkan bau kentut melalui tabung yang dimasukkan ke dalam rektum masing-masing subjek.

Gas yang ditangkap dianalisis secara obyektif dengan kromatografi-spektroskopi massa dan secara subyektif oleh dua ahli yang berpengalaman dalam mendeteksi senyawa belerang melalui penciuman.

Hasilnya, kentut wanita memiliki konsentrasi hidrogen sulfida yang jauh lebih besar dan dianggap memiliki bau yang jauh lebih buruk oleh kedua ahli.

Baca juga: 8 Kondisi yang Menyebabkan Sering Kentut dan Cara Mengatasinya

Namun dalam praktiknya, kemampuan kentut berbau busuk untuk merangsang hidung adalah fungsi dari volume gas berbahaya dalam saluran individu.

Karena laki-laki cenderung memiliki volume gas yang lebih besar, tidak ada perbedaan gender yang signifikan yang diamati untuk volume gas belerang setiap saluran.

Singkatnya, kentut wanita memiliki konsentrasi hidrogen sulfida yang lebih besar, tetapi kentut pria lebih besar.

Karena kedua faktor tersebut penting dalam penyebaran kentut, bisa dikatakan bahwa jumlah total bau yang dikeluarkan saat kentut untuk pria dan wanita adalah sama.

Makalah tersebut tidak mengatakan lebih dari itu, karena tujuan penelitian tidak ada hubungannya dengan perbedaan jenis kelamin dalam hal bau kentut.

Meski metode pengumpulan dalam percobaan tersebut sangat terkontrol, termasuk makanan yang dikonsumsi peserta (kacang pinto), penulis mengakui bahwa ukuran sampel sebenarnya cukup rendah.

Baca juga: Lebih Sering Kentut dari Biasanya? Perhatikan, Bisa Tanda Gangguan Kesehatan

 

Metode penelitian

Jumlah kentut hanya 87 (52 dari laki-laki dan 35 dari perempuan). Artinya, masih menjadi pertanyaan apakah bau kentut berbeda antara pria dan wanita.

Dalam sebuah percobaan yang dilakukan oleh ICEF memperlihatkan bahwa rata-rata kentut pria dua kali lebih bau dari rata-rata kentut perempuan.

Perbedaan antara hasil studi ini dan 1998 terletak pada metode pengumpulan data.

Secara khusus, pendekatan ICEF mengukur bau kentut saat mencapai udara terbuka. Ini bergantung pada konsentrasi pada sumber dan daya dorongnya ke lingkungan sekitar.

Dalam hal ini, kentut pria mungkin lebih dapat dideteksi oleh pengamat terdekat, meskipun memiliki konsentrasi bahan kimia berbau busuk yang lebih rendah.

Namun, ICEF mengakui bahwa percobaan tersebut sangat terbatas karena jumlah sampel wanita jauh lebih sedikit.

Riset itu hanya menganalisis 59 kentut wanita, jauh lebih kecil dari pria yang mencapai 1,564 atau 96,36 persen dari data.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi