Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Ideologi Jelas, Pengamat Anggap Wajar PSI Ditinggal Sejumlah Petingginya

Baca di App
Lihat Foto
Screenshot/YouTube KPU
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat nomor urut 15. Pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 dilangsungkan di kantor KPU RI, Rabu (14/12/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundurkan diri atau keluar menjelang Pemilu 2024.

Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PSI Rian Ernest menjadi nama terbaru yang keluar dari partai berlambang bunga mawar itu.

Sejumlah nama lain yang keluar dari PSI terlebih dahulu adalah Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaya, dan Michael Victor Sianipar.

Baca juga: Ditinggal Sejumlah Kader Utamanya, Bagaimana Nasib PSI di Pemilu 2024?

Disebut tak memiliki ideologi jelas

Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengaku tak heran dengan mundurnya sejumlah petinggi PSI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab menurut dia, partai tersebut tak memiliki ideologi yang jelas.

Ia menuturkan, PSI selama ini hanya "menumpang" ketenaran nama Presiden Joko Widodo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Selama berkiprah, mereka hanya nebeng ketenaran Jokowi dan Ahok. Kalau kemudian banyak pentolannya yang keluar, itu tidak aneh karena partai ini unik," kata Hendri kepada Kompas.com, Senin (19/12/2022).

"Ideologinya dipertanyakan, kenapa ada partainya juga dipertanyakan, tokohnya cuma nebeng Jokowi dan Ahok, setahu saya tidak punya organisasi sayap," sambungnya.

Dengan kondisi itu, Hendri menyebut PSI sejauh ini masih lemah dan belum memiliki basis yang kuat.

Salah satu dampaknya adalah mundurnya sejumlah kader partai.

Dinilai menyerang Anies, memuja Jokowi dan Ahok

Ia menuturkan, PSI sebenarnya berpotensi untuk menjadi besar jika memiliki ideologi kuat dan tidak bergantung pada ketenaran tokoh di luar partainya.

Selain itu, potensi PSI ini juga akan muncul apabila dipimpin oleh sosok yang mumpuni.

Baca juga: Rian Ernest Segera Umumkan Langkah Politiknya Setelah Mundur dari PSI

"Program-programnya itu harusnya levelnya nasional, tidak berdasarkan satu kelompok. Misalnya, mereka cuma menyerang Anies Baswedan, memuja Jokowi dan Ahok," jelas dia.

"Kan tidak bisa begitu, harusnya lebih universal," lanjutnya.

Saat ini, ia menganggap PSI masih berada pada level organisasi pengumpul suara, bukan partai berideologi.

Mengutip perkataan Bung Karno, Hendri menyebut partai politik seharusnya tidak hanya mengumpulkan suara, tetapi menggunakan kekuatan itu untuk kemaslahatan rakyat.

Sebelumnya, Michael Victor Sianipar membeberkan alasannya keluar dari PSI.

Ia mengatakan, partai yang sudah menaunginya selama 5 tahun terakhir saat ini sudah jauh berubah.

"Seiring berjalannya waktu, partai yang saya bayangkan dan cita-citakan, yang saya ketahui di awal, sudah jauh berubah sekarang. Sudah saatnya saya pamit dan undur diri dari PSI," kata Victor awal bulan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi