Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Penipuan Berkedok Pesan Barang via WA, Bisa Bajak Akun Media Sosial

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun Instagram @kalseltoday
Salah satu pengguna Instagram mendapati modus penipuan baru berupa pura-pura order barang melalui WA.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beredar sebuah unggahan di Instagram yang menunjukkan modus penipuan berkedok pesan barang melalui WhatsApp.

Postingan tersebut diunggah oleh akun ini dan sudah mendapat like sebanyak 12 ribu lebih per Selasa (20/12/2022).

Dalam unggahan, si pengunggah membuat video dan mengambil tangkapan layar chat dari nomor tidak dikenal yang menanyakan ketersediaan barang.

Pengirim pesan mencantumkan sebuah link di chat-nya seolah-olah berminat membeli barang apabila stoknya masih tersedia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lagi dan lagi segala bentuk kejahatan dunia maya semakin beragam modusnya ya gaes," tulis pengunggah di keterangan unggahan.

"Masih inget kemarin ada juga yang ngaku pura2 dari JN* kita disuruh install aplikasi yang mereka kirim hingga asa kehilangan uang sampai puluhan juta karena kurang hati2," timpalnya.

Melalui videonya, pengunggah mengimbau agar orang awam tidak sembarangan meng-klik tautan yang dikirimkan seperti yang ia unggah.

Pasalnya, ada kemungkinan tautan tersebut sengaja dikirimkan oleh pelaku kejahatan untuk merusak data dan mengambil alih akun media sosial.

Lantas, seperti apa sistem kerja dari modus penipuan seperti ini?

Baca juga: Kasus Penipuan Mahasiswa IPB, OJK Tegaskan 4 Platform Pinjol Tak Lakukan Pelanggaran

Ditipu dengan link palsu

Konsultan keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, membenarkan bahwa unggahan viral di Instagram tersebut adalah modus penipuan.

"Ini adalah scam yang mengarahkan ke situs phising untuk mencuri password login Instagram korbannya," katanya, Senin (20/12/2022), kepada Kompas.com.

"Jadi korbannya dikelabui ke situs palsu yang dibuat mirip dengan situs Instagram dan jika korbannya tidak sadar akan memasukkan kredensial ke situs palsu (phishing) tersebut," tambahnya.

Alfons menambahkan, cara kerja dari modus penipuan ini adalah mengelabui korban agar memasukkan kredensial akun ke situs palsu.

Baca juga: Sinopsis Dont Pick Up The Phone, Penipuan Lewat Panggilan Telepon

Setelahnya, kredensial akan direkam dan digunakan oleh pelaku penipuan untuk membajak akun korbannya.

"Bahayanya, akun medsosnya diambil alih," tutur Alfons.

Langkah pencegahan

Alfons menyampaikan, modus penipuan dengan mengirimkan link seolah-olah ingin memesan barang melalui WA sulit diidentifikasi secara umum.

Pasalnya, harus dilihat dulu link mengarah ke situs mana dan wajib dipastikan kembali layar apa yang dibuka.

"Kalau contoh tadi sebenarnya link-nya saja sudah mencurigakan. Nama link-nya b0tnet itu kan artinya link berbahaya botnet = robot internet," jelas Alfons.

Ia juga mengatakan, ada kemungkinan pelaku penipuan memiliki keahlian tertentu sehingga mampu menyamarkan link yang sebenarnya menggunakan pemendek link atau URL shortener, seperti bit.ly.

Baca juga: Ciri-ciri Modus Penipuan Sniffing Berkedok Kurir Paket Kirim Foto

Ada kemungkinan juga pelaku penipuan memalsukan tampilan layar untuk login Instagram.

Untuk modus penipuan ini, Alfons mengimbau masyarakat supaya tidak memasukan kredensial ketika mendapat link yang tidak jelas sumbernya apalagi dari nomor yang tidak dikenal.

"Dari situ baru bisa dipastikan apakah link itu jahat atau tidak," ungkapnya.

"Selama kita tidak memasukkan kredensial kita ya aman-aman saja," pungkas Alfons.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi