Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Wilayah yang Berpotensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Alexandru Chiriac
Ilustrasi cuaca hujan di malam hari. Waspada cuaca ekstrem, potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir atau kilat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis informasi terkait potensi cuaca ekstrem saat Natal hingga tahun baru 2023.

Diperkirakan, selama periode Natal dan tahun baru 2023, seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat.

Berdasarkan platform informasi perkiraan berbasis dampak BMKG, beberapa wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai pada periode 21-23 Desember 2022 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Gempa Besar dan Tsunami 20 Desember 2022-23 Januari 2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Khusus 24 Desember 2022, berdasarkan perkiraan berbasis dampak, terdapat wilayah dengan potensi siaga yang perlu diwaspadai, yaitu sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Sedangkan potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode 25 Desember 2022-1 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah sebagai berikut:

Potensi hujan lebat hingga sangat lebat

Baca juga: Ramai soal Perkiraan Gempa Besar dan Tsunami 20 Desember 2022-23 Januari 2023, Ini Kata BMKG

Hujan sedang hingga lebat

Adapun wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, yakni:

Baca juga: Mengenal Sesar Cugenang, Patahan Baru yang Diidentifikasi BMKG Usai Gempa Cianjur

Penyebab meningkatnya curah hujan saat Natal dan tahun baru 2023

Dilansir dari laman bmkg.go.id, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peningkatan curah hujan selama periode Natal dan tahun baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.

Dinamika atmosfer tersebut salah satunya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.

Selain itu, kata dia, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatnya potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Dinamika atmosfer lainnya, yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia.

Hal itu dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

Baca juga: BMKG Bagikan Peta Seismisitas Pulau Jawa, Adakah Titik Episenter Gempa Dangkal di Tempat Tinggal Anda?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi