Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Arti Kata Purel, Istilah yang Sedang Viral di TikTok?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / Andi Hartik
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, Jawa Timur saat melakukan razia terhadap sejumlah purel di salah satu tempat karaoke di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (5/11/2016)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lagu berjudul "Mangku Purel" yang dinyanyikan Pakdhe Kabul dan Mukidi ciptaan Nurbayan tengah viral dan ramai diperbincangkan di media sosial. 

Lagu "Mangku Purel" bahkan sempat menduduki posisi teratas dan trending di YouTube musik.

Kini, bahasan soal lagu "Mangku Purel" mulai berseliweran di media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga Twitter.

Baca juga: Di Balik Viralnya Jargon Dangdut, Tarik Sis, Semongko, seperti Apa Ceritanya?

Apa itu purel? 

Seiring dengan viralnya lagu tersebut, banyak juga masyarakat yang belum tahu apa itu purel, termasuk art lagu "Mangku Purel" yang mayoritas berbahasa Jawa. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun Twitter ini misalnya, menanyakan apa arti dari lagu "Mangku Purel" tersebut.

"Mau nanya ges, mangku purel itu apa ya artinya," tulisnya.

Pertanyaan soal arti mangku purel juga dituliskan akun Twitter ini.

"Mangku purel itu artinya apa sih gais? *sdng mmkrn y*" tulis akun tersebut.

Selanjutnya, pemilik akun Twitter ini mengaku bahwa anaknya terus menanyakan arti purel dalam lagu "Mangku Purel".

"Gegara lagu mangku purel , anakku takon ae . Ma purel itu apa ?" tulisnya.

Baca juga: Jargon Tarik Sis, Semongko Kini Viral, Bagaimana Tanggapan Pencetusnya?

Lantas, apa arti dari purel?

Penjelasan sosiolog 

Purel merupakan sebutan bagi seorang perempuan pemandu karaoke dalam bahasa Jawa.

Istilah purel biasanya populer di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sementara istilah lain pemandu karaoke di Jawa Tengah adalah pemandu lagu (PL) atau LC (ladies companion). 

Baik purel atau LC ini identik juga dengan berbagai dunia malam.

Terkait populernya lagu "Mangku purel" Sosiolog Universitas Airlangga Bagong Suyanto mengatakan, istilah purel dalam lagu "Mangku Purel" menurutnya lebih diartikan sebagai pekerja seks komersial.

Sehingga, menurut Bagong lagu "Mangku Purel" dinilai tidak mendidik dan bahkan cenderung vulgar.

Di samping itu, kontraproduktif bagi perkembangan psikologis anak. Dampaknya, dapat meningkatkan perilaku permisif pada anak.

"Purel dalam lagu itu lebih diartikan pekerja seks komersial. Bukan public relation. Apalagi ada kata mangku di depannya. Ini jelas istilah yang vulgar," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/12/2022).

Bagong menjelaskan, istilah purel bukan hanya populer baru-baru ini saja, namun menurutnya sudah mulai dikenal sejak 1980-an.

Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut mulai menjamah hingga lingkup nasional. Terutama setelah muncul dalam produk kebudayaan seperti lagu. 

"Saya kira ini (purel) istilah yang menasional," kata Bagong.

Baca juga: Sejarah Kutang di Indonesia Berawal dari Proyek Jalan Anyer-Panarukan

 

Mengapa lagu "Mangku Purel" bisa populer?

Bagong menuturkan, lagu yang berkonotasi pornografi selalu berpotensi untuk jadi populer.

Hal itu juga yang menurut dia terjadi pada lagu "Mangku Purel".

Namun demikian, ia berpendapat bahwa lagu tersebut tidak akan bertahan lama.

"Lagu mangku purel akan cepat hilang. Ini bagian dari budaya populer yang instan," tandasnya.

Baca juga: Dari BH hingga WC, Singkatan Ini Sering Disebut tapi Tak Tahu Artinya

Pesan moral lagu "Mangku Purel"

Dalam unggahan di akun Instagramnya, pencipta lagu "Mangku Purel", Nurbayan, menjelaskan makna lagu tersebut.

Nurbayan menuliskan, lagu "Mangku Purel" yang saat ini sedang viral berisi sejumlah pesan moral.

Di antarnya untuk menghentikan kebiasaan karaoke atau bersinggungan dengan dunia malam, juga untuk lebih memperhatikan keluarga dan masa depan. 

"Apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan dalam lagu Mangku Purel? Menjamurnya tempat karaoke yang dilengkapi dengan pemandu lagu atau biasa disebut purel, yang seringkali menimbulkan masalah," tulis Nurbayan.

"Bahkan dari sekedar kenalan, berlanjut menjadi hubungan terlarang yang berakibat fatal. Nah, dari fenomena inilah Mangku Purel menjadi penyampai pesan Molimo pada bagian "madon" atau main perempuan," lanjutnya.

Dengan mengusung musik dangdut reggae sebagai original versi pertama, lagu "Mangku Purel" dianggap tetap memberikan edukasi kepada masyarakat.

Menurut Nurbayan, terlepas pemilihan judulnya yang vulgar, justru itu yang dijadikan pemicu agar orang tertarik untuk mendengarkan isi liriknya.

"Ditambah dengan musik yang ringan dan enak untuk bergoyang, membuat lagu Mangku Purel semakin cepat melesat," tandasnya.

Kompas.com telah berupaya menghubungi Nurbayan melalui direct message (DM) Instagram, namun hingga berita ini ditayangkan, pesan yang dikirimkan belum mendapatkan balasan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi