Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah "Gingerbread Cookies", Kue Kering Jahe Khas Natal

Baca di App
Lihat Foto
dok. shutterstock / haveseen
Ilustrasi Gingerbread Cookies
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jika Lebaran khas dengan nastar dan kastengel, Natal justru khas dengan gingerbread cookies.

Gingerbread cookies adalah kudapan Natal tertua di dunia yang masih terus diolah dan dikonsumsi hingga kini.

Menjelang Natal, gingerbread cookies akan diolah dan dibentuk menyerupai ikon-ikon khas Natal seperti pohon cemara, boneka salju, atau rusanya sinterklas.

Selain disajikan untuk tamu Natal, gingerbread cookies yang beraroma jahe sehingga sering disebut kue kering jahe ini, juga kerap dikemas dengan cantik sebagai hamper Natal.

Lantas, bagaimana awal mula gingerbread cookies ini menjadi kudapan khas Natal?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 7 Restoran dan Kafe yang Adakan Promo Diskon Natal 2022, Mana Saja?

Sejarah gingerbread cookies 

Dilansir dari The Spruce Eats, jika ingin menelusuri asal muasal gingerbread cookies, maka kita harus kembali ke masa kejayaan Yunani dan Mesir kuno.

Karena di masa itulah, bangsa kuno mulai melahirkan resep ini untuk digunakan ke dalam berbagai perayaan atau ritual tertentu.

Dari catatan sejarah, gingerbread cookies lahir ribuan tahun sebelum dunia memiliki perayaan kelahiran Isa Almasih, yaitu sekitar 2.400 tahun sebelum Masehi.

Kemudian, berkat arus perdagangan, gingerbread cookies juga berkembang di China di abad ke-10.

Bahkan kudapan ini baru masuk Eropa di abad ke-11 ketika tentara salib membawa rempah jahe dari Timur Tengah.

Di Eropa, gingerbread cookies dibuat dari campuran biji almond, tepung panir, air mawar, gula, dan rempah jahe.

Adonan yang ada kemudian dicetak dalam cetakan khusus yang berbentuk simbol-simbol raja, ratu dan simbol-simbol religi. Sebagai sentuhan akhir, gingerbread cookies akan dilapisi dengan lapisan icing yang berwarna emas.

Baca juga: Syarat Terbaru Vaksinasi untuk Naik Kereta pada Libur Natal dan Tahun Baru

Mengalami banyak modifikasi

Melewati abad demi abad, gingerbread cookies mengalami banyak modifikasi.

Di abad ke-16, masyarakat Inggris Raya mengganti tepung panir dengan terigu serta menambahkan telur serta pemanis.

Pengubahan komposisi adonan ini menciptakan gingerbread cookies yang bertekstur lebih ringan sehingga cocok digunakan sebagai kudapan sehari-hari.

Gingerbread cookies pertama yang berbentuk orang-orangan didedikasikan pertama kali untuk Ratu Elizabeth I.

Kemudian, bentuk kue juga mengalami modifikasi. Bentuk kue berubah-ubah, disesuaikan dengan musim yang tengah berjalan.

Di musim dingin, kue jahe kering ini bisa berbentuk bunga, dan di musim gugur akan berbentuk burung.

Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023

Awal mula menjadi kudapan khas Natal

Pada abad ke-16 juga, Jerman melakukan gebrakan. Yaitu memanggang gingerbread cookies dan membentuknya menyerupai rumah atau kabin di musim dingin yang dilengkapi dengan cerobong asap dan hamparan salju putih.

Bermula dari sinilah, gingerbread cookies kemudian lekat dengan perayaan Natal dan libur akhir tahun, yang selalu jatuh di musim dingin.

Di masa kini, gingerbread cookies mengalami modifikasi komposisi. Terkadang diberi tambahan lada, kayu manis, gula aren dan beberapa rempah-rempah lain.

Bentuknya juga bermacam-macam. Mulai dari orang-orangan, pohon cemara, bintang, hingga rusa sinterklas.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi