Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan Sinterklas dan Santa Claus, Jangan Salah Sebut!

Baca di App
Lihat Foto
krakenimages
Sinterklas atau Santa Claus ternyata memiliki latar belakang sejarah yang berbeda. Namun, Santa Claus merupakan transformasi dari Sinterklas.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perayaan Natal selalu identik dengan kehadiran Sinterklas atau Sinterklaas dan Santa Claus.

Kedua sosok tersebut sering kali ditampilkan ketika perayaan Natal di gereja, pusat perbelanjaan, termasuk taman bermain.

Sinterklas dan Santa Claus digambarkan sebagai karakter berpakaian serba merah, berperwakan gendut, dan berjenggot.

Keduanya juga membawa kantong berisi hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak sebelum atau ketika Natal tiba.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sinterklas dan Santa Claus kadung menjadi tokoh khas Natal, ternyata keduanya mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda.

Baca juga: 7 Promo Makanan Saat Natal 2022, Ada Dominos Pizza hingga Richeese Factory

Baca juga: Syarat Terbaru Vaksinasi untuk Naik Kereta pada Libur Natal dan Tahun Baru

Berikut perbedaan antara Sinterklas dan Santa Claus yang serupa tapi ternyata tidak sama.

Sejarah Sinterklas

Membahas latar belakang sejarahnya, ternyata penyebutan Sinterklas sudah ada lebih dulu sebelum Santa Claus.

Dilansir dari National Geographic, kehadiran Sinterklas tidak bisa dilepaskan dari Santo Nikolas atau Saint Nicholas.

Sosok tersebut diperkirakan lahir di Yunani pada 280 M atau sekitar akhir abad ketiga.

Perjalanan hidup Santo Nikolas berlanjut menjadi uskup di sebuah kota kecil Romawi yang dinamakan Myra.

Baca juga: Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta: Jadwal, Cara Daftar, dan Kapasitas Umat

Jika membahas perawakan Santo Nikolas seperti apa, sosok ini sebenarnya tidaklah gendut seperti yang dikenal orang seperti sekarang.

Perawakannya justru kurus dan ia dikenal akan keberaniannya melawan penganiayaan besar pada tahun 303.

Pada saat itu, para pastur menghadapi kesusahan karena diberikan pilihan untuk meninggalkan Kekristenan atau dieksekusi.

Karena keberaniannya melawan masa penganiayaan ini, Santo Nikolas akhrinya dilemparkan ke penjara.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Pembatasan Angkutan Barang Saat Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023

Ia harus mendekam di balik jeruji besi sebelum kasisar Romawi Constanine memutuskan untuk menyudahi penyaniayaan umat Kristen pada 313.

Santo Nikolas kemudian meninggal dunia 6 Desember sekitar 343 M atau di pertengahan abad ketiga.

Setelah itu, ia dikenal sebagai pelindung anak-anak yang juga suka membawa hadiah ketika Natal sekitar tahun 1200 M.

Sinterklas juga dikisahkan masyarakat Belanda sebagai orang dermawan dari Spanyol yang suka berkunjung ke setiap rumah.

Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023

Sejarah Santa Claus

Setelah kisah kedermawanan Santo Nikolas menyebar di daratan Eropa, sosok ini kemudian mengalami perkembangan di Amerika Serikat (AS).

Kemunculan Sinterklas -sebelum dipanggil Santa Claus- di Negeri Paman Sam dimulai pada awal abad ke-19.

Hal tersebut dimulai dari buku berjudul "A History of New York" tulisan Washington Irving pada  1809.

Dalam bukunya, Santo Nikolas digambarkan sebagai karakter yang sedang mengisap rokok dengan pipa.

Karakter Santo Nikolas juga digambarkan mengendarai kereta salju terbang yang melayang-layang di atas rumah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 19 Orang Meninggal dalam Insiden Santa Cruz, Timor Leste

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, kedatangan kisah Sinterklas di tanah Amerika juga dibarengi dengan perubahan penyebutan.

Sinterklas yang diambil dari kata dalam bahasa Belanda, yaitu Sinterklaas, berubah menjadi Santa Claus.

Adapun, Santa Claus juga termasuk serapan dari kata Sante Klaas yang lagi-lagi berasal dari bahasa Belanda.

Baca juga: Kenapa Natal Identik dengan Warna Merah dan Hijau? Simak Jawabannya

Perubahan Sinterklas menjadi Santa Claus di AS disebabkan oleh kedatangan imigran asal Negeri Kincir angin pada abad ke-17 di New York.

Kisah Santo Nikolas lantas mengalami perubahan berkat puisi berjudul "A Visit from St Nicholas" pada 1821 karya Clement Clarke Moore.

Puisi tersebut sekarang lebih dikenal dengan "The Night Before Christmas".

Dalam puisinya, Santo Nikolas digambarkan sebagai kakek tua yang bepergian menggunakan mantel berbulu dan sifatnya periang.

Baca juga: Saat Gereja Martha Lutheran Dipergunakan untuk Shalat Jumat Warga Jerman...

Ia juga memiliki janggut, berperawakan gendut, namun Moore tidak mengungkit soal agama dalam puisinya.

Karakter dari Santa Claus di AS semakin matang berkat visualisasi dari kartunis Thomas Nast pada 1840-1902.

Santa Claus tetaplah kakek tua yang periang, tubuhnya gendut, janggutnya putih, sambil membawa pipa rokok.

Visualisasi dari Nast juga tidak menampilkan simbol agama, namun Santa Claus digambarkan membawa mainan.

Baca juga: Mengenang 22 Tahun Kepergian Riyanto, Anggota Banser yang Membuang Tas Berisi Bom di Depan Gereja Eben Haezar Mojokerto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi