Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kotoran Jatuh ke Rel Saat BAB di Toilet Kereta? Ini Kata PT KAI

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar unggahan soal BAB di toilet kereta apakah kotoran dibuang di rel?
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan penumpang yang buang air besar (BAB) di toilet kereta, lalu khawatir kotoran akan langsung jatuh ke rel, viral di media sosial TikTok.

"Ketika lu kebelet pup di wc kereta, tapi malah kereta mendadak berenti distasiun," tulis akun tersebut dalam unggahannya.

Selain itu, terdapat keterangan di bawah video tersebut berikut ini: 

"Gelisah kalo disiram langsung jatoh ke bawah gak sih," tulisnya.

Hingga Selasa (27/12/2022), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali dan disukai lebih dari 58.000 pengguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kereta Panoramic Pertama di Indonesia Beroperasi Hari Ini, Berikut Cara Pesan dan Harganya

Respons warganet

Sejumlah warganet ikut menanyakan apakah boleh berak di kereta dan apakah kotorannya akan jatuh di rel?

"@KAI121 halo min, apakah gaboleh pup di kreta dan kreta gaada septic tank nya?," ujar akun @azerticssyamsze memberikan komentarnya.

"Bukannya di kreta ga boleh poop ya," tanya akun @vnda_16.

"Dulu stasiun Deket rumah sering banyak ee di rel,kupikir warga sekitar yg ee sembarang disitu ternyata oh ternyata...," kata akun @kucinta_kamu00.

Lantas, bolehkah buang air besar di toilet kereta, dan apakah kotoran akan langsung jatuh di rel kereta api?

Penjelasan KAI

VP Public Relation KAI Joni Martinus menjelaskan, sejak tahun 2010 semua toilet kereta yang dioperasikan oleh PT KAI telah menggunakan konsep toilet ramah lingkungan (TRL).

Dengan adanya TRL kotoran tidak dibuang ke jalur kereta api, namun tersimpan di dalam penampungan dan dibersihkan secara berkala. 

Joni juga menjelaskan, pada penampungan tersebut diberikan mikroba pengurai sehingga saat keluar dari bak, kotorannya sudah berbentuk cairan dan tidak berbau busuk.

"Pelanggan, dapat buang air kecil ataupun buang air besar di toilet kereta api, baik dalam keadaan berhenti maupun berjalan," kata Joni kepada Kompas.com, Selasa (27/12/2022).

Toilet di kereta tersebut juga secara rutin dicek oleh petugas kebersihan selama perjalanan, sehingga perjalanan dijamin tetap nyaman. 

Baca juga: Syarat Terbaru Vaksinasi untuk Naik Kereta pada Libur Natal dan Tahun Baru

 

PT KAI pakai toilet ramah lingkungan sejak 2010

Dikutip dari laman Kompas.com, toilet ramah lingkungan pertama kali diresmikan pada Minggu 12 September 2010 di KA Argo Lawu jurusan Jakarta-Solo.

"PT KA selalu berusaha memperbaiki mutu pelayanan tidak hanya kepada penumpang tetapi juga kepada lingkungan sesuai dengan misi kereta api yakni untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kelestarian lingkungan," ujar Direktur Utama PT KAI saat itu, Ignasius Jonan sebagaimana dikutip dari Kompas.com, 12 September 2010.

Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Inka) Roos Diatmoko saat itu mengatakan, gagasan teknologi toilet ramah lingkungan telah diajukan ke PT KAI sejak 1995.

Namun ide tersebut baru dapat direalisasikan pada 2009.

Konsep toilet ramah lingkungan

Toilet ramah lingkungan mengacu pada prinsip bersih, tidak menimbulkan bau, dan higienis. Limbah diproses dengan mikrobakteri sebelum dibuang di track (jalur) kereta api.

Karakteristik mikrobakteri yang dipilih harus sudah banyak tersedia di pasaran sekarang. Dengan kapasitas 100 gram mikrobakteri, toilet mampu menghancurkan kotoran manusia padat seberat 1 kilogram dalam waktu delapan jam.

Menurut Roos, mengacu seperti di Jepang, di setiap stasiun semestinya terdapat pengolahan limbah dari setiap toilet kereta api.

Pembilasan dan sanitasi toilet ramah lingkungan kereta api secara sederhana memadukan sistem pembilasan (flushing) dan sanitasi.

Sistem pembilasan menggunakan udara bertekanan untuk mengalirkan limbah toilet ke tangki penampungan. Berikutnya, dengan sistem sanitasi di dalam tangki penampungan terjadi proses penguraian atau dekomposisi limbah.

Di dalam tangki penampungan disediakan jalur pengisian mikrobakteri.

”Tidak ada pembuangan kotoran sebelum diproses mikrobakteri,” kata Roos.

Mengurai limbah jadi tidak bau

 

Mikrobakteri di dalam tangki penampungan pada prinsipnya menguraikan limbah padat menjadi gas dan cairan.

Limbah gas dan cairan ini tergolong ramah lingkungan karena tidak berbau ketika harus dibuang di jalur jalan kereta api.

Proses dekomposisi limbahnya secara aerobic biodegradation atau kinerja mikrobakteri yang membolehkan terkontaminasi dengan udara luar. Menurut Roos, mikrobakteri tidak membutuhkan perawatan kecuali penambahannya.

”Mikrobakteri juga diutamakan yang tahan odor dan desinfektan,” kata Roos.

Di dalam tangki penampungan terdapat bahan organik ijuk yang berfungsi sebagai filter atau penyaring limbah padat.

Di dalam bahan filter itulah terjadi dekomposisi limbah oleh mikrobakteri. Limbah padat yang sudah terdekomposisi akan menjadi cairan.

Selanjutnya, dekomposisi limbah ini didistribusikan ke instalasi pengolahan limbah di setiap stasiun pemberhentian.

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi