KOMPAS.com - Hari ini 114 tahun lalu, tepatnya pada 28 Desember 1908, terjadi gempa terburuk dan merusak sepanjang sejarah Eropa.
Dilansir dari History, gempa mengguncang Selat Messina di Italia Selatan, meratakan kota-kota Messina di Sisilia dan Regio di Kalabria di daratan Italia.
Gempa bumi dan tsunami yang ditimbulkan pada peristiwa ini menewaskan sekitar 100.000 orang.
Sisilia dan Calabria dikenal sebagai la terra ballerina atau "daratan yang menari" dengan kegiatan seismik berkala yang dialami wilayah tersebut.
Pada 1963, sedikitnya 60.000 orang tewas di selatan Sisilia karena sebuah gempa bumi.
Lalu, pada 1783, sebagian besar pantai Tyrrenia di Kalabria hancur akibat gempa bumi besar yang menewaskan 50.000 orang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004
Baca juga: Viral, Video Wanita Diduga Tebar Garam agar Hujan Cepat Reda, Apa Kata BMKG?
Saat gempa Messina terjadi
Gempa di Messina terjadi sekitar pukul 05.20 pagi waktu setempat tanpa adanya peringatan sebelumnya.
Sehingga, orang-orang yang tewas akibat peristiwa ini kebanyakan sedang berada di rumah atau sedang tidur.
Guncangan gempa utama diperkirakan memiliki kekuatan sekitar 7,5 skala richter.
Kemudian datang gelombang tsunami setelah gempa terjadi. Gelombang tsunami diperkirakan memiliki tinggi 40 kaki atau 13 meter.
Gelombang ini menyapu pantai-pantai di utara Sisilia dan selatan Kalabria.
Dua kota besar di kedua sisi Selat Messina, baik Messina maupun Reggio di Kalabria, mengalami 90 persen kehancuran akibat peristiwa ini.
Baca juga: Ramai soal Perkiraan Gempa Besar dan Tsunami 20 Desember 2022-23 Januari 2023, Ini Kata BMKG
Dampak gempa Messina
Akibat gempa tersebut, jalur telegraf terputus dan jalur kereta api rusak sehingga menghambat upaya penyaluran bantuan yang dilakukan.
Lebih buruk lagi, gempa besar pada 28 Desember tersebut diikuti oleh ratusan gempa kecil di hari-hari berikutnya.
Gempa-gempa ini pun meruntuhkan bangunan-bangunan yang tersisa dan melukai hingga menewaskan tim penyelamat.
Pada 30 Desember 1908, Raja Victor Emmanuel III tiba di atas kapal perang Napoli untuk memeriksa kehancuran yang terjadi.
Sementara itu, hujan lebat turun di kota-kota yang hancur, membuat para korban yang masih kebingungan dan terluka hanya dapat berlindung di gua-gua dan gubuk-gubuk yang dibuat dari reruntuhan bangunan.
Bahkan, para pelaut berpengalaman hampir tidak dapat mengenali garis pantai karena bentangan panjang pantai telah tenggelam beberapa meter ke dalam Selat Messina.
Baca juga: Sesar Kendeng Disebut Bisa Memicu Gempa hingga M 7 di Jawa, Ini Bedanya dengan Megathrust
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.