KOMPAS.com - Berikut update soal Covid-19 di Indonesia dan beberapa negara pada Minggu (1/1/2023).
Berdasarkan data real time Worldometers pada Minggu (1/1/2023) pagi, total kasus virus corona secara global, yakni:
- Total kasus positif: 664.769.080
- Total pasien sembuh: 636.729.641
- Total korban meninggal: 6.696.841
Baca juga: Sudah Masuk Indonesia, Simak Gejala Infeksi Covid-19 Omicron BF.7
Baca juga: Fakta dan Sebaran Covid-19 Varian Omicron BN.1 di Indonesia
Update corona di Indonesia per 1 Januari 2023
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Sabtu (31/12/2022) sore, penambahan kasus harian infeksi Covid-19 di Indonesia sebanyak 488 kasus.
Angka ini menurun sedikit dibandingkan kemarin yang sempat mencapai 552 kasus per hari pada Jumat (30/12/2022).
Yang menjadi perhatian adalah saat kasus harian semakin turun, angka kematian harian justru naik atau masih berada di dua digit.
Sementara itu, kasus aktif Covid-19 tercatat sebanyak 9.871, di mana angka ini terendah dalam setengah tahun.
Berikut update kasus harian dari Satgas Penanganan Covid-19 per Minggu (1/1/2023):
- Kasus penambahan infeksi harian: 488
- Korban meninggal: 19
- Pasien sembuh: 4.200
Dengan penambahan angka tersebut, total kasus Covid-19 yang tercatat sebagai berikut:
- Total pasien positif: 6.719.815
- Total korban meninggal: 160.612
- Total pasien sembuh: 6.549.332
- Total kasus aktif: 9.871.
Baca juga: Mengenal Omicron BF.7 yang Picu Lonjakan di China, Apa Gejalanya?
Subvarian Omicron XBB.1.5 merebak di AS
Dilansir dari Forbes, Sabtu (31/12/2022), Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, subvarian Omicron XBB.1.5 tengah merebak di AS.
Menurut data mereka, subvarian ini tercatat menginfeksi sekitar 40,5 persen dari semua kasus Covid-19 selama seminggu terakhir.
Angka tersebut naik dari 21,7 persen pada minggu sebelumnya.
Diketahui, subvarian Omicron XBB.1.5 terdeteksi pertama kali di New York.
Varian ini diduga muncul karena masyarakat AS tidak memakai masker dan tidak menerapkan prokes Covid-19 di banyak bagian kota New York.
Oleh karena itu, subvarian ini dikenal sebagai varian "You do you" atau "kamu yang melakukannya".
Para peneliti AS meyakini, jika virus SARS-CoV-2 dibiarkan merebak, maka itu akan bermutasi dan menyebar. Kondisi ini meningkatkan munculnya subvarian baru.
Jadi langkah pencegahan untuk tetap aman dari XBB.1.5 adalah memakai masker wajah berkualitas tinggi, ventilasi, penyaringan udara, pengujian, dan pendinginan.
Tak hanya di AS, subvarian XBB.1.5 juga sudah terdeteksi di India.
Jika Anda belum mendapatkan vaksinasi lengkap Covid-19 atau booster, ada baiknya Anda mendapatkannya sesegera mungkin.
Baca juga: Varian Baru Picu Lonjakan Kasus Covid-19, Akankah Seburuk Varian Alfa dan Delta?
Ahli bantah varian Delta kembali di China
Varian tersebut diduga menjadi sumber penyebab peningkatan infeksi Covid-19 belakangan ini.
Sebagai informasi, varian Delta merupakan varian asli Covid-19 yang sempat heboh pada tahun 2020.
Direktur Institut Penyakit Viral CDC Xu Wenbo mengatakan, saat dilakukan pemantauan dinamin pada Covid-19 menunjukkan bahwa tidak ada varian Delta yang ditemukan lazim di China.
Bahkan, tidak ada varian Delta yang ditemukan bergabung dengan varian Omicron.
Sejak awal Desember, CDC China telah menyelesaikan seluruh pengurutan genom dari 1.142 kasus melalui survei pengambilan sampel.
Mereka menemukan bahwa strain varian Omicron dari cabang pembantu BA.5.2 dan B.7 adalah strain dominan di negara tersebut, dan keduanya bersama-sama menyumbang untuk lebih dari 80 persen dari semua kasus.
Xu menambahkan, negara ini juga memiliki tujuh cabang varian Omicron yang beredar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.