Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Disebut Mirip Odading, Apa Itu Oliebollen?

Baca di App
Lihat Foto
SBS.COM.AU/JOHN LAURIE
Oliebollen kismis dan apel.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lini masa Twitter tengah ramai membicarakan dua makanan dari negara berbeda, yakni odading dan oliebollen.

Topik ini bermula dari warganet dengan akun @jastairvine yang menuliskan kisah temannya mengantre untuk membeli kue di musim liburan di Amsterdam, Belanda.

Setelah mengantre selama dua jam di tengah dinginnya cuaca, WNI ini pun akhirnya mendapatkan oliebollen yang hanya dijual saat musim liburan Natal dan Tahun Baru.

Namun ternyata, oliebollen tersebut menurutnya amat mirip dengan odading, roti goreng dari Bandung, Jawa Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ceritanya dia udah ngantri 2 jam dingin2 kena salju, pilek, keanginan dll, pas sampe gilirannya: 'Anyeeeengg odading ieu mah kehed!'" twit pengunggah, Minggu (1/1/2023).

Baca juga: Viral, Twit soal Taksi di Bandara Halim Disebut Mahal karena Monopoli, Ini Kata Puskopau

Twit ini pun viral dan telah dilihat lebih dari 4 juta kali serta disukai lebih dari 63.000 pengguna hingga Senin (2/1/2023) siang.

Respons warganet

Sejumlah warganet pun turut menertawakan teman pengunggah yang ternyata mengantre lama hanya untuk mendapatkan makanan serupa odading.

"Wkwk sejam hanya untuk odading," tulis salah satu warganet.

"Nyobain Oliebollen waktu The90sFestival tahun 2019, dan beneran odading untung gratis," kata warganet lain.

"Udah 2023 orang indonesia masih kena dikerjain kompeni," komentar warganet lainnya.

Lalu, apa itu oliebollen yang disebut mirip odading?

Baca juga: Odading Mang Oleh Viral, Begini Sejarah Penamaannya

 

Oliebollen dan bedanya dengan odading

Dilansir dari laman Dutch Review, oliebollen adalah bola-bola adonan kecil yang digoreng dalam wajan berisi minyak. Inilah mengapa namanya secara harfiah berarti bola-bola minyak.

Masyarakat Belanda biasa mengonsumsi makanan ini saat musim liburan, tepatnya pada Natal dan tahun baru.

Secara umum, oliebollen dan odading sama-sama berupa roti goreng. Keduanya berbahan dasar tepung terigu, gula, telur, serta susu cair.

Odading dan oliebollen juga memiliki tekstur renyah pada bagian luar dan lembut pada bagian dalam.

Perbedaan oliebollen dan odading terletak pada bentuk dan isian keduanya. Odading umumnya berbentuk kotak dan tanpa isian alias polos.

Sementara oliebollen, umumnya berbentuk bulat dengan isian kismis atau potongan buah, serta taburan gula bubuk di atasnya.

Baca juga: Resep Sopapilla, Roti Goreng Amerika Latin yang Mirip Odading

Menjadi makanan khas tahun baru, oliebollen dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Para pakar menyebut bahwa kehadiran makanan ini sudah ada sejak 1652.

Hal itu terlihat dari sebuah lukisan karya Aelbert Cuyp yang menggambarkan panci masak dengan oliebollen di dalamnya.

Beberapa orang percaya bahwa oliebollen dibawa dari Portugal dan Spanyol ke Belanda oleh Yahudi Sephardic.

Kala itu, mereka terpaksa melarikan diri dari Inkuisisi Spanyol pada Abad Pertengahan. Disebutkan, saat itu makanan dengan kelezatan serupa oliebollen sudah ada di Portugal.

Di sisi lain, konsumsi oliebollen saat Natal dan tahun baru dipercaya berasal dari Abad Pertengahan.

Di beberapa daerah, orang biasa berpuasa antara peringatan hari St. Martin (11 November) dan Natal (25 Desember).

Setelah masa puasa selesai, mereka akan berpesta, minum, serta makan. Oliebollen sebagai roti goreng menjadi bagian penting dari perayaan, lantaran mengenyangkan.

Kue ini juga cocok untuk periode musim dingin, terutama setelah menjalani puasa cukup lama.

Baca juga: Resep Oliebollen, Donat Goreng Khas Belanda dari Bahan Simpel

 

Odading berasal dari celetukan orang Belanda

Secara umum mirip dengan oliebollen, odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda.

Dikutip dari Kompas.com (20/9/2020), asal-usul odading berasal dari roti goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula.

Suatu ketika, seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya untuk dibelikan roti tak bernama itu.

Rengekan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan yang dimaksud. Kemudian, ia pun memanggil seorang penjual roti.

Orang Belanda itu menyuruh si penjual roti keliling untuk membuka daun pisang penutup kue.

Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?".

Terdengar lucu dan unik, si penjual pun akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya.

Dia mengatakan, roti goreng tak bernama itu disebut odading. Kata spontan dari orang Belanda ini akhirnya membuat roti goreng disebut dengan odading hingga sekarang.

Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Inilah mengapa nama odading terus dipakai oleh para pedagang roti serupa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi