Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 4 Januari 2023: Varian yang Merebak di China Ditemukan di Malaysia | Omicron XBB 1.5 Picu Lonjakan di AS

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HECTOR RETAMAL
Para pasien berbaring di ranjang Rumah Sakit Tongren, Shanghai, China, Selasa (3/1/2023). Dokter senior di RS Ruijin Shanghai mengatakan, sekitar 70 persen populasi kota besar tersebut mungkin sudah terinfeksi Covid-19, seiring lonjakan kasus yang terjadi di China.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 tak juga mereda meskipun di sejumlah negara sudah banyak yang melakukan pelonggaran pembatasan.

Dikutip dari Worldometers, kasus Covid-19 di dunia sampai dengan hari ini, Rabu (4/1/2022) pagi, ada sebanyak 665.865.937 kasus.

Angka kematian mencapai 6.700.699 orang dan yang sembuh sebanyak 637.912.033 orang.

Berikut 10 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

  1. Amerika Serikat: 102.727.647 kasus, 1.118.709 meninggal dunia, dan 99.644.407 sembuh
  2. India: 44.680.261 kasus, 530.707 meninggal dunia, dan 44.145.667 sembuh
  3. Perancis: 39.356.184 kasus, 162.377 meninggal dunia, dan 38.520.768 sembuh
  4. Jerman: 37.410.650 kasus, 161.714 meninggal dunia, 36.710.000 sembuh
  5. Brasil: 36.397.820 kasus, 694.235 meninggal dunia, dan 35.081.933 sembuh
  6. Jepang: 29.467.627 kasus, 57.944 meninggal dunia, dan 21.165.460 sembuh
  7. Korea Selatan: 29.220.591 kasus, 32.301 meninggal dunia, dan 28.030.407 sembuh
  8. Italia: 25.143.705 kasus, 184.642 meninggal dunia, dan 24.541.402 sembuh
  9. Inggris: 24.135.084 kasus, 198.937 meninggal dunia, dan 23.854.762 sembuh
  10. Rusia: 21.810.511 kasus, 393.853 meninggal dunia, dan 21.223.056 sembuh

Berikut update Covid-19 global per 4 Januari 2023:

Baca juga: Petinggi NASA Khawatir Bulan Akan Dikuasai China

1. Malaysia

Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa menyampaikan, varian dan subvarian Covid-19 yang saat ini terdeteksi di China telah ditemukan di Malaysia.

Dikutip dari Straittimes, hal ini berdasarkan informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Meski demikian, WHO tak merinci ini varian yang mana. Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mendapatkan vaksin booster.

“Kementerian berkomunikasi erat dengan WHO, China, dan rekan-rekan kami dari Asean. Berdasarkan laporan, WHO mengadakan pertemuan dengan China untuk berbagi data terbaru dan akan terus mendapatkan informasi detail, (update) situasi dan penanganan Covid-19 di negara tersebut,” kata Dr Zaliha.

Terkait dengan informasi adanya varian di China yang juga terdeteksi di Malaysia ini, berbagai laporan mengaitkan dengan sub-varian Omicron BF.7 yang saat ini merebak di China.

Meski demikian, dikutip dari TheSunDaily, varian Omicron BA.5.2 dan BF.7 sebenarnya telah terdeteksi di Malaysia sejak 16 Maret dan 21 Agustus 2022.

Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Merenggut Nyawa Anak-anak Sehat di Jepang

2. Uni Eropa

Uni Eropa menawarkan vaksin Covid-19 gratis kepada China pada Selasa (3/1/2023).

Penawaran ini dilakukan saat kasus Covid-19 melonjak di negara itu usai kebijakan nol covid dicabut.

Meski demikian, sebagaimana dikutip Reuters, China belum menanggapi tawaran itu.

"Mengingat situasi COVID di China, Komisaris (Kesehatan) Stella Kyriakides telah menghubungi rekan-rekan China-nya untuk menawarkan solidaritas dan dukungan UE," kata Juru Bicara Komisi Eropa.

Menurutnya, tawaran itu tak hanya vaksin, tetapi juga tawaran para ahli kesehatan masyarakat.

Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada Reuters mengatakan bahwa tingkat vaksinasi dan kapasitas perawatan di China saat ini memadai.

Dalam keterangannya, Mao Ning juga tak memastikan apakah China akan menerima tawaran itu atau tidak.

Baca juga: Lebih Menular, Ini 6 Gejala Umum Omicron XBB

3. Korea Selatan

Otoritas Kesehatan Korea Selatan pada Selasa (3/1/2022) mengatakan akan mewajibkan tes Covid-19 pada para pelancong dari Hong Kong dan Makau.

Dikutip dari Reuters, Keputusan mewajibkan syarat PCR bagi pelancong Hong Kong dan China akan mulai berlaku pada 7 Januari 2023.

Sebelumnya, negara ini juga mewajibkan tes Covid-19 bagi pelancong dari China.

Keputusan tes Covid-19 bagi pelancong China mengikuti apa yang dilakukan AS, Jepang dan sejumlah negara lain usai China melonggarkan kebijakan nol covid.

Baca juga: Sudah Masuk Indonesia, Simak Gejala Infeksi Covid-19 Omicron BF.7

4. Amerika Serikat

AS saat ini tengah mengawasi varian Omicron XBB 1.5 yang menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, varian ini bisa membuat peningkatan kasus di AS.

CDC memperkirakan bahwa XBB 1.5 selama bulan Desember 2022, telah menunjukkan peningkatan kasus dari 4 persen menjadi 41 persen.

Mereka juga menyebut varian ini telah menjadi penyebab 75 persen kasus baru di AS.

“Selama beberapa bulan sekarang, kami belum melihat varian yang lepas landas dengan kecepatan itu,” kata Direktur Pengurutan Covid-19 dari Universitas Washington Pavitra Roychoudhury, dikutip dari CNN.

Sejumlah ilmuwan juga mengatakan varian ini berpotensi mendorong lonjakan kasus baru di AS.

Baca juga: Mendominasi Kasus 3 Minggu Terakhir, Apa Itu Omicron XBB dan Gejalanya?

5. Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan Indonesia belum melakukan pengetatan pintu masuk untuk turis dari luar negeri khususnya China.

Budi menyebut, pertahanan masyarakat kuat mengingat tiga varian yang mendominasi kasus di China sudah hadir di Indonesia, tetapi sejauh ini tak mengakibatkan kenaikan kasus.

"Ini membuktikan apa? Bahwa memang varian-varian baru tidak bisa menembus sistem pertahanan masyarakat kita," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Budi juga menyebut kebijakan Covid-19 Indonesia lebih membuat Indonesia kuat dibandingkan China yang menerapkan kebijakan nol covid.

"Indonesia karena (kebijakannya) tidak terlalu tertutup, jadi membiarkan secara natural orang yang sudah divaksin terinfeksi, itu enggak apa-apa. Kalau orang sudah vaksin kemudian terinfeksi, justru menjadi lebih kuat," kata Budi.

Ia juga mengatakan, infeksi yang terjadi secara alami usai mendapat vaksinasi membuat imunitas semakin kuat.

Sehingga, saat muncul subvarian baru Covid-19, antibodi dalam tubuh sudah mampu melawan virus.

"(Kekebalan) itu enggak terjadi di China sehingga saat mereka buka, outbreak. Dibandingkan dengan Indonesia yang ada beruntungnya juga karena kita sudah kena infeksi alamiah," tutur Budi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi