KOMPAS.com - Kisah remaja laki-laki bernama Tiko yang merawat ibunya di sebuah rumah mewah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur, ramai diperbicangkan di media sosial.
Bagaimana tidak, rumah mewah yang ada di Jalan Paron Nomor 48 Jatinagara tersebut ditutupi semak belukar dan tak terurus, tanpa listrik dan air.
Diberitakan Kompas.com, rumah mewah tersebut tidak terurus lantaran sang pemilik, Eny, yang merupakan ibu Tiko mengalami depresi setelah bercerai dari suami 2010 lalu.
Eny pun telah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit pada 30 Desember 2022 pukul 16.30 WIB, didampingi anaknya, Tiko.
Lantas, apa itu depresi, gejala dan penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya?
Baca juga: Kisah Rumah Mewah Ibu Eny yang Terbengkalai dan Tiko yang Setia Rawat Ibunya
Apa itu depresi?
Dikutip dari Kementerian Kesehatan, depresi adalah penyakit yang ditandai dengan kehilangan minat terhadap hal-hal yang selama ini disukai.
Orang yang mengalami depresi setidaknya berhenti menjalankan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari selama dua minggu.
Mereka yang terjebak dalam jurang depresi turut merasakan kesedihan yang terjadi secara berkepanjangan.
Sementara itu, Cleveland Clinic mencatat bahwa depresi menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan tidur, berpikir, termasuk mengingat.
Gangguan tersebut tidak boleh dibiarkan lantaran orang yang mengalaminya bisa melakukan self harm atau melukai diri sendiri.
Kemungkinan terburuk dari depresi yang parah, bertahan lama, dan tidak segera ditangani adalah munculnya keinginan bunuh diri
Baca juga: Depresi Berat, Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai di Cakung Akhirnya Dirawat di RSJ Duren Sawit
Penyebab depresi
Depresi dapat dialami oleh siapa pun, baik pria maupun wanita, muda maupun tua.
Berikut berbagai faktor yang berisiko menyebabkan depresi pada seseorang:
- Keturunan (genetik)
- Konsumsi obat atau zat tertentu, seperti alkohol dan narkoba yang juga berisiko memperburuk depresi
- Kepribadian pada seseorang yang mudah kewalahan atau kesulitan mengatasi lebih rentan mengalami depresi
- Peristiwa hidup, seperti trauma, tidak mendapat dukungan atau kasih sayang, termasuk kematian orang yang dicintai
- Kondisi medis tertentu, seperti parkinson, diabetes, dan kanker yang membuat penderitanya mudah depresi
- Kelainan otak.
Baca juga: Apakah Depresi Bisa Menyebabkan Seseorang Meninggal Dunia?
Gejala depresi
Orang yang mengalami depresi dapat menunjukkan beberapa gejala sebagai berikut:
- Muncul dorongan menyakiti diri sendiri
- Ingin bunuh diri
- Tidak merasakan kegembiraan dari hal-hal yang disukai
- Makan secara berlebihan atau terlalu sedikit
- Frutasi
- Mudah tersinggung
- Merasakan disfungsi seksual, sakit kepala, bahkan sakit perut
- Sulit berkonsentrasi atau mengibgat
- Waktu tidur berubah
- Merasakan kekhawatiran, keputusasaan, dan kesedihan.
Baca juga: 5 Fase Kehilangan: Menyangkal, Depresi, hingga Menerima
Cara mengatasi depresi
Depresi dapat mengganggu fungsi orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Untungnya kondisi ini bisa diatasi dengan beberapa cara, yakni:
- Terapi stimulan otak untuk mengatasi depresi dengan psikosis atau depresi berat
- Mengubah gaya hidup, seperti menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai, rutin berolahraga, dan memperbaiki kualitas tidur
- Menjalani akupuntur, biofeedback, pijat, termasuk hipnosis
- Mengonsumsi obat antidepresan (sesuai anjuran dan resep dokter)
- Konseling atau psikoterapi.
Selain itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi, seperti tidur yang cukup dan menjalani yoga, meditasi, dan berolahraga.
Orang yang tidak ingin mengalami depresi juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang menyehatkan.
Baca juga: Mengenal Depresi, Gejala dan Cara Menanganinya
Dalam hal ini, bantuan dari profesional kesehatan begitu penting, terutama bagi mereka yang pernah mengalami depresi pada masa lalu.
Pasalnya, depresi yang tidak ditangani berisiko terulang kembali di kemudian hari, menimbulkan keinginan melukai atau bunuh diri, dan menyebabkan demensia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.