Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pegawai Negeri Sipil
Bergabung sejak: 4 Jan 2023

Seorang lulusan bidang Linguistik Bahasa dan Sastra Indonesia dan Analis Kata dan Istilah di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Lirik Lagu Populer Indonesia, Sudah Tepatkah?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Universal Music Indonesia
Penyanyi Lyodra Ginting
Editor: Sandro Gatra

LAGU yang populer tahun 2022 memang tengah digemari masyarakat, terutama generasi muda. Bahkan, beberapa lagu menjadi viral di TikTok.

Namun, apakah penggunaan kata dalam lirik lagu-lagu tersebut sudah tepat atau sesuai dengan maksudnya?

Apakah masyarakat sudah mengetahui bahwa penggunaan kata dalam lagu-lagu tersebut masih ada yang kurang tepat?

Coba kita lihat, lirik lagu “Mesin Waktu” yang dinyanyikan oleh Budi Doremi. Dalam lagu tersebut terdengar, "Jika aku bisa, ku akan kembali, ku akan merubah takdir cinta yang kupilih."

Apakah kata merubah merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia? Bukan. Kata tersebut tidak ada di KBBI. Kata merubah" dapat berarti ‘menjadi rubah’.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata baku dari merubah adalah mengubah karena kata tersebut dibentuk dari awalan meng- dan kata dasar ubah.

Hal di atas juga ditemukan dalam lirik lagu “Hari Paling Bahagia” yang dinyanyikan Devano Danendra.

Terdapat penggunaan kata merubah dalam lirik lagu tersebut, yaitu "Di saat dunia berputar searah kisah, kita merubah cerita."

Penggunaan kata tersebutlah yang paling sering ditemukan dalam lagu. Apa yang sebenarnya terjadi di balik penggunaan kata tersebut?

Ada lagi lirik lagu dengan penggunaan kata yang tidak tepat. Kata tersebut tidak sesuai dengan makna lirik lagu tersebut, seperti lagu “Dibanding Dia” yang dinyanyikan oleh Lyodra.

Terdapat ketidaktepatan penggunaan kata dalam lirik lagu tersebut, yaitu "Bila ku tak buat bahagia, acuhkanlah aku."

Penggunaan kata acuhkanlah dalam lirik lagu tersebut berarti minta untuk diacuhkan atau dipedulikan.

Sedangkan makna yang diinginkan dari lagu tersebut adalah sebaliknya, yaitu untuk tidak memedulikan jika dilihat dari lirik sebelumnya, yaitu "Untuk kamu peluluh hatiku, yang juga patahkan hatiku. Kusadar aku yang salah mendalami hidupmu. dan setelahnya, yaitu Sungguh, aku lebih mencintaimu dibanding dia."

Hal ini sering terjadi. Masalahnya, dampak dari penggunaan kata yang tidak tepat tersebut dapat menjadi besar.

Apalagi, penggemar merupakan generasi muda yang sebagian besar adalah pelajar. Mereka bisa dengan mudah menganggap bahwa penggunaan kata tersebut sudah tepat dan akan terus menganggap seperti itu jika tidak ada tindak lanjut dari berbagai pihak.

Permasalahan ini dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama, pencipta lagu memang tidak mengetahui tentang penggunaan bahasa yang tepat. Jadi, kata yang mereka ketahuilah yang digunakan untuk menciptakan sebuah lagu.

Mungkin mereka tidak mengetahui bahwa ada pedoman yang dapat digunakan untuk menggunakan bahasa yang tepat, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Berkaitan dengan hal itu, akan lebih baik jika pencipta lagu lebih memperhatikan penggunaan kata dan ejaan yang tepat dalam menulis lagu sehingga ketika dinyanyikan dan populer, masyarakat dapat menerimanya dalam keadaan tepat dalam hal penggunaan bahasanya.

Pencipta lagu dapat mengakses https://kbbi.kemdikbud.go.id dan https://ejaan.kemdikbud.go.id secara gratis ketika menulis lagu.

Sebagai pencipta lagu, sudah seharusnya mereka memperhatikan penggunaan bahasa yang tepat. Mungkin juga, jika mereka kesulitan, sebaiknya penulis lagu berkonsultasi dengan ahli bahasa dalam menentukan pilihan kata yang akan ditulis menjadi sebuah lagu.

Kedua, lembaga yang bertanggung jawab untuk mengurusi kebahasaan belum memperhatikan itu. Sosialisasi penggunaan bahasa yang tepat belum sampai ke pencipta lagu, musisi, atau penyanyi. Untuk itu, lembaga bahasa sebaiknya mulai melirik mereka.

Kegiatan sosialisasi dapat terus dilakukan melalui media apa pun. Kita dapat mengumpulkan beberapa penulis lagu untuk diberikan sosialisasi penggunaan bahasa yang tepat.

Selain itu, penggunaan laman dan media sosial sebagai wadah untuk melakukan sosialisasi harus terus dilakukan.

Jika mungkin, kita dapat mengajak influencer untuk mengampanyekan penggunaan bahasa yang tepat agar target kita dapat tercapai dan tepat sasaran.

Terakhir, apakah masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasa Indonesia yang tepat?

Ketika mendengar lirik lagu tersebut, apakah masyarakat, terutama generasi muda dapat bersikap kritis, misalnya dengan mengomentari lagu tersebut di media penyebarannya?

Jika lembaga bahasa sudah memberikan sosialisasi kepada mereka tentang penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan masyarakat masih mengabaikannya, hal ini akan terus terjadi.

Untuk itu, diperlukan kerja sama yang baik antara pencipta lagu, musisi, penyanyi, pemerintah, dan masyarakat untuk menangani hal ini dan mencegahnya terjadi lagi di masa yang akan datang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi