Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tiko Rawat Ibunya di Rumah Terbengkalai, Jual Perabot hingga Jadi Supir Tetangga

Baca di App
Lihat Foto
Bidik Layar YouTube Bang Brew TV
Seorang pemuda bernama Tiko (23) tinggal di rumah tanpa listrik dan air bersama ibunya, Eny di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Kisahnya viral di media sosial.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Warganet masih ramai membicarakan kisah Tiko dan ibunya, Eny, yang tinggal di rumah mewah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur.

Rumah yang mereka tinggali kondisinya tak terurus bahkan tak memiliki sambungan listrik dan air selama 12 tahun.

Tidak terawatnya rumah dua lantai tersebut bermula ketika Eny mengalami depresi setelah bercerai dari suaminya pada tahun 2010 silam.

Tiko bahkan harus putus sekolah sejak SMP untuk merawat ibunya yang mengalami depresi. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk keperluan sehari-hari, Tiko mendapatkan air dari tetangga dan menadah air hujan.

Baca juga: 5 Fakta Tiko yang Rawat Ibunya di Rumah Mewah Tanpa Listrik dan Air

Lantas, bagaimana bisa Tiko dan ibunya bertahan hidup selama 12 tahun dalam kondisi yang super pas-pasan?

Baca juga: Alasan Rumah Mewah di Cakung Kotor dan Terbengkalai: Eny Tak Beri Izin untuk Membersihkan

Menjual perabotan

Tiko mendapat apresiasi dari warganet lantaran dengan tekun merawat sang ibu, selain juga mencari penghasilan untuk kehidupan mereka berdua. 

Salah satunya adalah menjual perabotan dan mebel yang dulunya berada di dalam rumah mewahnya.

Lurah Jatinegara, Slamet Sihabudin, membenarkan bahwa Tiko menjual peralatan dapur demi bertahan hidup.

Akan tetapi, Tiko terlebih dahulu meminta izin kepada ibunya sebelum perabotan dan mebel dijual kepada orang lain.

"Barang-barang dulu sebagian suka dijual untuk biaya hidup sama Tiko," ujar Slamet Sihabudip dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Batu hingga Botol, Isi Tas yang Eny Bawa Setiap Keluar Rumah Mewahnya di Cakung

Slamet membeberkan, Tiko menjual sejumlah perkakas seperti gelas dan sendok yang bentuknya masih bagus untuk mendapatkan uang.

"Ada gelas dan lain-lain. Sendoknya cakep-cakep, dulu satu sendok dijual bisa Rp 10.000. Dia punya berapa lusin," kata Slamet.

 

Jadi petugas keamanan

Diketahui, Tiko juga bekerja sebagai petugas keamanan di kompleks tempat tinggalnya demi menyambung hidup.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua RT 06/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Noves, dikutip dari Kompas TV.

"Seiring berjalannya waktu, ketika saya jadi pengurus RT, saya tawarkan jadi keamanan," katanya.

"Kasihan, daripada keliling, maka kami jadikan keamanan. Sampai saat ini," sambung Noves.

Ia juga mengatakan, Tiko sempat meminta tolong kepada tetangga untuk dicarikan pekerjaan.

Untuk bertahan hidup, Tiko rela menawarkan diri sebagai penjaga warnet dan uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. 

Jadi supir

Kehidupan Tiko dan Eny yang begitu pas-pasan menyulut rasa prihatin di kalangan tetangga mereka.

Melihat kondisi tersebut, orang-orang yang tinggal di sekitar rumah mewah terbengkalai tersebut mengkursuskan Tiko untuk menyetir mobil.

Tujuannya supaya Tiko bisa mengendarai mobil dan diberdayakan sehingga mendapat penghasilan.

Baca juga: Lurah: Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai di Cakung Ditinggal Suami ke Jawa Timur

"Dengan demikian, dia ada penghasilan. Uang itu dipakai untuk membiayai ibunya," ungkap Slamet dikutip dari Kompas.com.

Kendati tetangga memiliki perhatian lebih, Slamet menuturkan bahwa Eny enggan menerima bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

Padahal, kata Slamet, bantuan ibu-ibu kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), RT, RW, hingga pengurus lingkungan sering diberikan.

"Jadi, si Tiko ini yang suruh ambil, lalu dibawa pulang," ujarnya.

"Karena 'kan dia itu awalnya orang berada. Jadi, tidak mau dibantu," lanjut Slamet.

 

Jualan daun salam dan buah melinjo

Cara lain yang dilakukan Tiko bersama ibunya untuk bertahan hiudp adalah berjualan daun salam dan buah melinjo.

Dua bahan masakan tersebut mereka jual ke warung-warung setempat supaya mendapatkan penghasilan.

Akan tetapi, ada keanehan yang ditunjukkan Eny ketika ia keluar dari rumah dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.

Ia selalu meninggalkan rumahnya memakai baju kantoran walau hanya pergi untuk meminta air bersih atau membeli obat nyamuk.

"Selalu bawa tas. Bajunya selalu rapi kayak orang kantoran, dan pakai sepatu tinggi," kata kader RW 002 Kelurahan Jatinegara, Ani, kepada Kompas.com.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi