KOMPAS.com - Haechan, anggota grup Korea Selatan NCT, akan absen dari kegiatan promosi karena mengalami gejala palpitasi jantung.
Diberitakan Allkpop, Jumat (6/1/2023), SM Entertainment selaku agensi NCT mengatakan, palpitasi jantung membuat Haechan harus mengunjungi rumah sakit bersama manajer untuk pemeriksaan dan konsultasi.
Staf medis pun menyarankan agar Haechan menerima perawatan dan beristirahat untuk memulihkan diri.
Oleh karena itu, Haechan untuk sementara tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan NCT mulai minggu depan.
Adapun kembalinya Haechan nanti, akan diinformasikan lebih lanjut oleh SM Entertainment di kemudian hari.
Baca juga: Penjelasan Ahli Gizi soal Bahaya Makan Mi Campur Nasi
Lalu, apa itu palpitasi jantung yang dialami Haechan NCT?
Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Apa Saja?
Palpitasi jantung dan gejalanya
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, palpitasi jantung adalah kondisi saat detakan atau debaran jantung lebih terasa dari biasanya.
Seseorang yang mengalami palpiltasi jantung bisa merasakan jantung berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.
Debaran bukan hanya terasa di dada, melainkan terasa pula di leher atau tenggorokan.
Baca juga: Serangan Jantung atau Heartburn akibat Asam Lambung? Kenali Bedanya
Palpitasi jantung bisa terjadi kapan saja
Palpitasi jantung bisa terjadi kapan saja, baik saat sedang beristirahat maupun beraktivitas normal.
Meski mengejutkan, palpitasi jantung biasanya tidak berbahaya. Namun, terkadang kondisi ini dikaitkan dengan irama jantung tidak normal (aritmia) yang memerlukan perawatan medis.
Seseorang dengan palpitasi jantung kemungkinan akan merasakan jantung berdebar seperti:
- Sangat cepat dan terasa sampai ke tenggorokan atau leher
- Berdetak lebih lambat dari biasanya, tapi sangat terasa di bagian dada
- Debaran seperti ketukan keras di sekitar dada
- Jantung terasa seperti melompat.
Biasanya, kondisi palpitasi jantung tidak berlangsung lama dan hanya bertahan selama beberapa detik atau menit. Namun, jantung berdebar bisa juga bertahan lebih lama.
Baca juga: Apa Itu Stiff Person Syndrome, Penyakit yang Dialami Celine Dion?
Penyebab palpitasi jantung
Dilansir dari laman Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), palpitasi jantung sering terjadi dan biasanya bukan pertanda sesuatu yang serius.
Penyebab palpitasi jantung paling umum, meliputi:
- Latihan berat
- Kurang tidur
- Stres dan kecemasan
- Obat-obatan
- Alkohol, kafein, nikotin, dan narkoba
- Pertanda mengalami menopause atau kehamilan
- Anemia defisiensi besi
- Hipertiroid
- Aritmia
- Masalah kesehatan pada jantung.
Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Pendarahan Otak seperti yang Dialami Indra Bekti
Diagnosis palpitasi jantung
Penyebab palpitasi jantung bisa sangat sulit didiagnosis, terutama jika palpitasi tidak terjadi saat berada di ruang pemeriksaan dokter atau tidak terdeteksi pada monitor aritmia yang dikenakan.
Oleh karena itu, biasanya dokter akan meninjau beberapa hal, termasuk:
- Riwayat kesehatan
- Gejala yang dirasakan
- Konsumsi asupan
- Obat-obatan dan produk herbal yang dikonsumsi
- Pola tidur
- Riwayat menstruasi.
Beberapa tes pun bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyakit atau masalah kesehatan terkait palpitasi jantung. Tes tersebut, antara lain:
- Tes darah
- Tes urine
- Elektrokardiogram (EKG/EKG)
- Tes stres
- Ekokardiogram (ultrasonografi jantung)
- Monitor Holter yang dipakai selama sehari atau lebih untuk merekam aktivitas jantung
- Studi elektrofisiologi
- Kateterisasi jantung.
Baca juga: Pele Meninggal karena Kanker Usus Besar, Ini Penyebab dan Gejalanya
Kompikasi palpitasi jantung
Palpitasi yang disebabkan kondisi jantung kemungkinan bisa menyebabkan beberapa komplikasi.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut beberapa komplikasi palpitasi jantung:
1. PingsanJika jantung berdetak dengan cepat, tekanan darah bisa turun, menyebabkan seseorang yang mengalaminya pingsan.
Kondisi lebih mungkin terjadi pada mereka yang memiliki masalah jantung, seperti penyakit jantung bawaan atau masalah katup tertentu.
2. StrokeJika palpitasi jantung disebabkan masalah pada bilik jantung, darah bisa mengalami penggumpalan. Gumpalan darah ini bisa pecah dan menyumbat arteri di otak, sehingga menyebabkan stroke.
3. Gagal jantungIrama jantung tidak teratur bisa mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah. Jika kondisi ini dibiarkan, bisa meningkatkan risiko gagal jantung.