Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra yang Didukung Jokowi Jadi Capres atau Cawapres 2024

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memberikan keterangan pers seusai pembukaan Rakornas PBB di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (11/1/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutarakan dukungannya kepada Yusril Ihza Mahendra bila ia maju sebagai capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.

Dukungan itu diungkapkan Jokowi ketika menghadiri Rapat Koordinasi dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang (PBB), Rabu (11/1/2023) di Jakarta.

Jokowi mengatakan, Yusril yang saat ini menduduki posisi sebagai Ketua Umum PBB layak maju sebagai RI-1 maupun RI-2 lantaran pengalaman yang dimiliki begitu panjang.

Bahkan, dalam sambutannya di Rapat Koordinasi dan Musyawarah Dewan Partai PBB, Jokowi menyebut nama Yusril dengan panggilan "prof" atau profesor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya mendukung kalau Prof. Yusril di (Pilpres) 2024 nanti dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden. Ini serius," kata Jokowi dikutip dari . 

Baca juga: Cerita Yusril Dipaksa Megawati Selesaikan Lebih dari 100 UU dalam 2 Tahun

Profil Yusril Ihza Mahendra

Yusril Ihza Mahendra lahir pada 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur dari pasangan Idris Haji Zainal dan Nursiha Sandon.

Darah Minangkabau begitu kental dalam dirinya lantaran garis keturunan ini diwariskan oleh sang ibu. Dikutip dari Kompaspedia, ibu Yusril datang dari Payakumbuh, Sumatera Barat namun sang nenek memutuskan pindah ke Belitung dari Minangkabau.

Sementara itu, ayah Yusril ternyata mempunyai keluarga yang berasal dari Johor, Malaysia dan sudah tinggal di Belitung sejak awal abad ke-19.

Ia bekerja menjadi guru dan dikenal juga sebagai sutradara teater tradisional, penulis novel, ulama berhaluan moderat, penulis naskah, aktivitas Partai Masyumi, dan seniman.

Latar belakang pendidikan

Ysiril yang lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara, menghabiskan masa kecil di kampung halamannya. Ia bersekolah di SDN Manggar, Bangka Belitung dan mentas dari sekolah ini pada tahun 1969.

Ia melanjutkan pendidikannya ke SMPN Manggar, SMA Perguruan Islam Bangka Belitung, dan belajar Ilmu Filsafat pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Yusril: Kalau Betul-betul Verifikasi Faktual, Tidak Ada Satu Pun Partai yang Lolos

Tetapi, pilihannya berubah satu tahun setelahnya ketika memutuskan masuk ke jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI. Ia lulus pada tahun 1983.

Ia lantas melanjutkan studi jenjang S-2 di University of the Punjab India. Gelar master didapatnya pada tahun 1984.

Tak hanya itu, Yusril juga mengambil jurusan Hukum dan Ilmu Pengetahuian Islam di Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 1984 sebelum menempuh studi doktoral di University Sains Malaysia.

Perjalanan karier

Perjalanan Yusril di dunia hukum dan politik dimulai ketika dirinya bekerja di UI sebagai pengajar mata kuliah teori Ilmu Hukum, Hukum Tata Negara, dan Filsafat Hukum,

Karier akademiknya dimulai dari bawah ketika ia dipercaya sebagai asisten dosen Prof. Ismail Suny dan Prof. Osman Raliby.

Yusril kemudian ditetapkan sebagai dosen UI, namun terpilih sebagai penulis pidato Presiden Soeharto pada tahun 1996.

Baca juga: Didukung Jokowi jika Maju Pilpres, Yusril: Saya Terima Kasih

Menurut catatan Kompaspedia, hingga tahun 1998 ia sudah membuat 204 pidato untuk The Smiling General.

UI kemudian mengangkatnya sebagai Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara pada tahun 1998.

 

Perjalanan politik

PBB yang didirikan pada 26 Juli 1998 sempat dinahkodai oleh Yusril sebagai ketua ketika reformasi meletus. Ia menduduki posisi ini hingga tahun 2005.

Yusril kemudian masuk ke Kabinet Persatuan Nasional yang dibentuk oleh Presiden Gus Dur sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan periode 1999-2001.

Jabatan sebagai Menteri Hukum dan HAM Kabinet Gotong Royong juga pernah disandang Yusril pada 2001-2004,

Ia lantas dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Baca juga: Jokowi Dukung Yusril jadi Capres atau Cawapres jika Dicalonkan

Usai menjadi menteri, ia kembali ke PBB sebagai ketua umum dalam Muktamar IV pada April 2015.

Posisi ketum diemban untuk periode 2014-2019 dan Yusril kembali menduduki jabatan yang sama secara aklamasi melalui Muktamar PBB di Belitung pada September 2019.

Pada tahun 2019, Yusril sempat ditunjuk sebagai pengacara Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 padahal pada pilpres sebelumnya ia dipercaya sebagai pengacara Prabowo-Hatta Rajasa.

Dilansir dari Antara, Yusril menerima tawaran sebagai pengacara Jokowi tanpa bayaran karena dirinya setelah bertemu dengan Erick Thohir selaku ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

"Pak Erick mengatakan, jadi lawyer Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf ini pro bono alias gratis tanpa bayaran apa-apa," kata Yusril beberapa tahun yang lalu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi