Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kenapa Oh Kenapa?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Socrates (kiri) bersama Plato (kanan), muridnya.
Editor: Egidius Patnistik

SOKRATES disohorkan oleh Plato sebagai seorang tokoh sakti-mandraguna dalam merangsang pemikiran manusia dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkesan sederhana bahkan sepele. Namun pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya merupakan gerbang ke pemikiran yang lebih jauh, lebih meluas, lebih meninggi, maupun lebih mendalam.

Di antara segenap perbendaharaan metode bertanya Sokrates, terkesan yang paling “berbahaya” karena paling sulit dijawab adalah pertanyaan tentang “kenapa”. Tidaklah mengherankan, konon, akhirnya Sokrates dipaksa minum racun agar tidak bisa lanjut menjengkelkan penguasa Athena dengan rongrongan pertanyaan “kenapa”.

Baca juga: Sokrates dan Tantangan Profesi Guru Masa Kini

Para Punakawan di dalam Wayang Purwa gemar mengusik ketenteraman para penguasa dengan pertanyaan kenapa ini, kenapa itu.

Pertanyaan di mana ada burung penguin relatif mudah dijawab dengan jawaban bahwa burung penguin hanya ada di Kutub Selatan. Namun pertanyaan kenapa burung penguin tidak ada di Kutub Utara, lebih problematis dijawab ketimbang kenyataan bahwa di mana penguin secara alami memang hanya ada di Kutub Selatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban terkesan bukan hanya berkelit, tetapi juga mengaburkan kenyataan bahwa pertanyaan kenapa penguin hanya ada di Kutub Selatan serta tidak ada di Kutub Utara, kecuali ada manusia yang membawa penguin dari Kutub Selatan untuk dipindahkan ke Kutub Utara.

Dengan daya kecerdasan di atas kelaziman manusia biasa, Stephen Hawkings mampu menjelaskan apa yang disebut sebagai Black Holes. Namun sampai akhir hayat dikandung badan, Stephen Hawkings belum mampu menjawab pertanyaan tentang kenapa sebutannya Lubang-Lubang Hitam atau kenapa sebutannya bukan Lubang-Lubang Putih.

Jawaban bahwa Lubang-Lubang Hitam berwarna hitam maka disebut sebagai Lubang-Lubang Hitam dengan mudah berlanjut ke pertanyaan kenapa warnanya hitam bukan putih. Pertanyaan berlanjut, kenapa warna hitam disebut sebagai warna hitam sementara putih disebut putih.

Kenapa tidak yang hitam itu disebut sebagai putih dan sebaliknya dan seterusnya pertanyaan bisa berlanjut berputar-putar seperti es putar sampai akhir zaman atau yang bertanya kehabisan energi untuk bertanya.

Rumput bergoyang versi Ebiet juga kesulitan menjawab pertanyaan kenapa sebutan untuk gagasan hipotesa spekulatif Stephen Hawkings bukan White Holes tetapi Black Holes. Mohon jangan ada yang tanya soal kenapa rumput bergoyang juga kesulitan dalam menjawab pertanyaan kenapa bukan Lubang-Lubang Putih tetapi Lubang-Lubang Hitam .

Ebiet sendiri juga kesulitan menjawab pertanyaan kenapa rumput bergoyang.

Pertanyaan, kenapa meski semua agama tidak membenarkan pembunuhan, tetapi manusia tetap gemar melakukan pembunuhan terhadap sesama manusia?  Atau kenapa pada masa kampanye para politisi sibuk obral janji manis tetapi setelah terpilih rakyat untuk di tahta kekuasaan mendadak menderita amnesia sehingga lupa segenap janji yang diobral pada masa kampanye?

Baca juga: 11 Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Atau kenapa Perppu harus dibuat padahal tidak ada yang mendesak undang-undang diganti?  Atau kenapa manusia yang sudah kaya raya masih ingin lebih kaya raya lagi sehingga tak segan melakukan korupsi serta pelanggaran hukum demi membuat diri makin kaya raya? Atau kenapa hukum tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah, lalu kenapa bukan sebaliknya? 

Semua pertanyaan itu tidak pernah kunjung terjawab dari masa lalu sampai masa kini bahkan masa depan.

Kenapa oh kenapa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi