SECARA komparatif, memang Burisrawa versi Wayang Purwa jauh lebih popular di Indonesia ketimbang Bhurishravas versi Mahabharata.
Bahkan di India sendiri, Bhurishravas digolongkan ke sekutu Kurawa yang relatif paling kurang dikenal.
Mungkin akibat di Mahabarata, Bhurshisravas hanya tampil utama terbatas pada episode Bharatayudha tatkala secara licik bersama Kurawa ikut mengeroyok dan membinasakan Abimayu kemudian berhadapan dengan Setyaki yang atas bantuan Arjuna berhasil membunuh Bhurhisravas pada hari ke 14 Bharatayuda di padang Kurusetra.
Di dalam pergelaran wayang orang kerap kali Bhurshisravas ditampilkan bersama Dursasana yang memiliki gerak tangan mengayun tanpa henti secara perepetuum mobile.
Namun Wayang Purwa menampilkan Burisrawa secara lebih kreatif serta dramatis sehingga lebih menarik dengan narasi romantis-erotis bahwa sejak masa remaja Burisrawa sudah tergila-gila kepada adik perempuan Sri Krisna, yaitu Subrada.
Sementara di Mahabharata yang tergila-gila pada Subadra adalah Duryudana yang bersaing lawan Arjuna untuk mengawini adinda Sri Kresna tersebut.
Wayang Purwa tampaknya sangat sadar bahwa bumbu beraroma asmara memang selalu manjur membuat kisah menjadi lebih menarik untuk disimak.
Di Wayang Purwa, kakak Sri Kresna, Baladewa lebih berpihak ke Burisrawa, sementara di Mahabharata, Baladewa mendukung Duryudana.
Namun baik di Wayang Purwa maupun Mahabharata berkat akal muslihat Sri Kresna yang kerap tak segan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu akhirnya yang berhasil mengawini Subadra adalah Arjuna.
Maka menurut versi Wayang Purwa, Burisrawa mengidap dendam kesumat terhadap Arjuna akibat kalah dalam persaingan memperoleh Subadra.
Namun Burisrawa tidak pernah berani frontal melawan Arjuna akibat sadar bahwa memang kalah sakti maka melampiaskan dendam kesumat terhadap Arjuna di gelanggang Bharatayuda di Kuruksetra dengan bersama Kurawa mengeroyok demi kemudian secara licik membunuh putra Arjuna, yaitu Abimanyu.
Bahwa Burisrawa versi Wayang Purwa jauh lebih dramatis ketimbang kisah Bhurhisravas versi Mahabharata di samping Mahabharata tidak memiliki tokoh-tokoh hebat seperti Arjuna Sasrabahu, Sumantri, Sukrasana, Wisanggeni dan para Punakawan pada hakikatnya merupakan fakta yang membuktikan bahwa masyarakat Nusantara memang memiliki kesaktian mandraguna dalam menyerap kemudian mengembangkan kebudayaan asing sehingga menjadi kebudayaan khas Nusantara nan tiada dua di marcapada ini. MERDEKA!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.