Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Curhat Banyak Tak Disukai Orang, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Senin (9/1/2023) usai menghadiri acara Bimtek Anggota DPRD Kabupaten Kota Fraksi PDI-P Seluruh Indonesia.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengungkapkan sejumlah curahan hatinya mulai dari tidak mendapatkan hak istimewa di internal partai hingga banyak tidak disukai orang.

Curhatan itu disampaikannya dalam tayangan Rosi KompasTV, Jumat (13/1/2023).

"Merasalah (banyak orang tak suka). Bingung juga, nggak tahu kenapa. Kayaknya sudah berusaha kerja benar, turun ke bawah, kemudian kerja ke lapangan," kata Puan.

"Saya merasa tidak ada privilese untuk saya karena memang selalu ditugaskan turun ke bawah, kerja yang benar, yang kuat, yang sabar, yang tabah dalam menghadapi semua tantangan ke depan, itu saya jalani," lanjut dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejarah PDI-P yang Hari Ini Berusia 50 Tahun

Lalu, apa dugaan penyebab Puan tidak disukai banyak orang?

Penyebab Puan tak disukai banyak orang

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan bahwa kesulitan utama citra Puan itu adalah bagaimana publik dapat melihat dan menerimanya sebagai diri sendiri.

Menurut Ray, selama ini Puan selalu dikaitkan dengan statusnya sebagai anak ibu Mega. Itu bukanlah suatu hal yang keliru.

"Kemudahan Puan untuk mendapatkan berbagai jabatan di dalam partai, maupun di luar partai, memang terlihat karena sebab Puan adalah anak ibu Mega. Bukan karena Puannya sendiri," ujar Ray saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/1/2023).

Baca juga: Survei Nama-nama Capres Potensial di 2024, Ganjar Nomor 1

Baca juga: Bagaimana Peluang Ganjar dan Puan pada Pilpres 2024?

Selain itu, hal lain yang membuat Puan merasa dirinya tidak disukai orang yakni terkait capres PDI-P.

Ray menyebut, adanya pengecualian terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres itu adalah hal yang mencolok.

Sebab, kondisi itu menimbulkan persepsi akibat keinginan Puan yang begitu kuat menjadi capres.

"Hal ini akhirnya juga menutup peluang bagi kader lain untuk dapat dicalonkan," ujar Ray.

Baca juga: Viral, Video Aksi Puan Tanam Padi Maju, Bagaimana Seharusnya?

Hal serupa juga disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak.

Zaki mengatakan, banyak pengkritik melihat Puan sebagai "penikmat kekuasaan" yang memanfaatkan darah biru politiknya untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan besar, baik di struktural PDI-P maupun jabatan strategis lain, seperti ketua DPR RI saat ini.

Sementara, lanjut Zaki, performa Puan kurang memuaskan.

Baca juga: 4 Polah Puan yang Tuai Kontroversi Warganet

Kasus viral bikin Puan semakin tidak disukai masyarakat

Di luar itu semua, Puan juga sempat diberitakan viral soal dirinya yang mematikan mic dalam sidang paripurna DPR pada September 2022.

Kemudian, beredar video yang menampilkan Puan Maharani membagi-bagikan kaus kepada warga di tengah keramaian dengan cara dilempar.

Kejadian pelemparan kaus tersebut berlangsung pada 26 September 2022.

Baca juga: PDI-P Mulai Gerilya untuk Puan Maharani, Apakah Ganjar Legowo?

Sorotan lain juga dialami ketika Puan mendapat kejutan ulang tahun saat rapat paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada 6 September 2022.

Padahal pada hari yang sama warga berjibaku mengungkapkan keluhannya terkait BBM dan melakukan demo di luar gedung DPR.

Ray mengatakan, sejumlah kejadian viral itu juga yang menjadikan Puan tidak disukai masyarakat.

"Tentu saja. Tindakan seperti itu sudah hampir dapat dipastikan akan menuai sikap negatif dari masyarakat. Yang makin menambah kesan wah dan elitisnya," imbuh dia.

Baca juga: Puan Lempar Kaus Sambil Cemberut ke Warga, Ada Apa?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 2 Perempuan Indonesia Masuk Daftar 100 Perempuan Berpengaruh di Dunia Versi Forbes

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi