KOMPAS.com - Jalan kaki menjadi olahraga sederhana yang mudah dilakukan.
Bahkan beberapa waktu lalu, manfaat jalan kaki ramai disebut dapat menurunkan berat badan.
Berbagai mitos soal jalan kaki sebagai salah satu olahraga pun bertebaran, mulai dari intensitas, jarak, dan kecepatan ideal yang dapat memberikan manfaat bagi tubuh.
Bagi orang yang baru memulai rutinitas jalan kaki, mitos-mitos ini dapat meruntuhkan rasa semangat.
Imbasnya, niat baik untuk rutin berjalan kaki sebagai olahraga pun tak jadi dilakukan.
Baca juga: INFOGRAFIK: 9 Manfaat Jalan Kaki
Lantas, apa saja mitos seputar jalan kaki?
Mitos soal jalan kaki
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa ketentuan jalan kaki yang kerap terdengar, tetapi ternyata hanya mitos:
1. Idealnya jalan sebanyak 10.000 langkahBeberapa orang berpikir bahwa menempuh 10.000 langkah merupakan syarat agar jalan kaki dapat bermanfaat bagi tubuh.
Meski benar dapat memberi manfaat, khasiat jalan kaki tidak serta-merta baru terasa saat mencapai langkah ke-10.000.
Faktanya, seperti dilansir Penn Medicine, belum ada bukti ilmiah bahwa angka tersebut merupakan target ideal olahraga jalan kaki.
Bahkan, berjalan kaki selama 30 menit per hari yang dibagi menjadi masing-masing 10 menit atau 15 menit setiap waktu, turut memberikan manfaat kesehatan.
Beberapa manfaat tersebut, termasuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Baca juga: 10 Manfaat Jalan Kaki, Bisa Turunkan Kalori hingga Gula Darah
2. Harus berupa olahraga
Tak ada keraguan, berjalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik sederhana yang memberikan banyak manfaat.
Namun, masih ada mitos yang menyebut bahwa manfaat jalan kaki hanya dapat dirasakan jika melakukannya sebagai olahraga.
Artinya, harus dilakukan dengan serius selama 150 menit per minggu atau tidak sama sekali.
Padahal, bagi orang yang tak memiliki kesempatan untuk berolahraga, berjalan kaki sedikit demi sedikit di sela-sela rutinitas harian turut memberikan manfaat bagi tubuh.
Jadi, bukan masalah apabila seseorang rutin berjalan kaki dengan mengenakan pakaian kerja atau pakaian selain baju olahraga.
Baca juga: Viral soal Balap Lari Liar di Medsos, Apa yang Terjadi?
3. Harus jalan kaki selama 30 menit berturut-turut agar hasilnya terlihatSebagai salah satu olahraga, jalan kaki disebut baru memperlihatkan hasil apabila dilakukan selama 30 menit berturut-turut.
Dikutip dari Everyday Health, hal ini lantaran rekomendasi olahraga berintesitas sedang adalah selama 150 menit per minggu, atau 30 menit setiap hari selama lima kali dalam satu minggu.
Kesalahpahaman yang kerap terjadi, seseorang harus menyelesaikan olahraga jalan kaki selama 30 menit sekaligus.
Baca juga: India Lockdown, Pekerja Migran Ini Meninggal Setelah Jalan Kaki 215 Kilometer untuk Pulang
Padahal faktanya, seperti tertuang pada poin pertama, waktu 30 menit dapat dibagi ke dalam beberapa bagian.
Misalnya, berjalan kaki selama 10 menit sebanyak tiga kali dalam sehari. Bisa juga dengan berjalan selama 15 kali yang dilakukan dua kali dalam satu hari.
Durasi jalan kaki setiap hari itu pun dapat dilakukan kapan pun, termasuk di sela-sela pekerjaan, dan tidak harus benar-benar dalam kondisi siap berolahraga.
Baca juga: 10 Manfaat Jalan Kaki, Bisa Turunkan Kalori hingga Gula Darah
4. Manfaat hanya didapat saat berjalan kaki
Mitos lain seputar jalan kaki adalah manfaat yang hanya bisa diperoleh saat tubuh tengah melangkah.
Nyatanya, rutinitas jalan kaki juga berkontribusi selama tubuh tidak bergerak.
Layaknya olahraga pada umumnya, jalan kaki membantu meningkatkan kebugaran tubuh.
Bukan hanya itu, jalan kaki turut meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, serta memperkuat tulang dan otot.
Baca juga: Viral, Video Pengejaran Tabrak Lari di Cirebon, Pelaku Mabuk dan Sempat Dihajar Massa
5. Jalan kaki tidak seefektif berlariAnggapan bahwa berlari atau jogging lebih efektif daripada berjalan kaki, masih kerap terdengar.
Akibatnya, jalan kaki sering dipandang sebelah mata sebagai olahraga yang memberi banyak manfaat bagi kesehatan.
Padahal menurut penelitian dalam Jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, tingkat hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan diabetes jauh lebih rendah pada pejalan kaki daripada pelari.
Baca juga: Berkaca dari Putri Elvis Presley, Apa Saja Gejala Serangan Jantung pada Wanita?