Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nagoro, Desa yang Dihuni Ratusan Boneka

Baca di App
Lihat Foto
retirementbonus/Shutterstock.com
Nagoro valley's of dolls
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com -  Nagoro yang terletak di Jepang, mungkin bisa masuk ke dalam daftar desa teraneh di dunia.

Anda bisa membayangkan mendaki gunung yang cukup tinggi, untuk kemudian menemukan desa kecil ini.

Terlihat ada sosok laki-laki yang memancing di sungai, tapi ternyata bukan manusia melainkan boneka.

Kemudian terlihat pula sosok anak-anak berkerumun di sebuah sekolahan, yang lagi-lagi ternyata bukan manusia, melainkan boneka.

Mengapa desa ini dipenuhi boneka dan bukan manusia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kota Terkecil di Dunia, Konon Katanya Dibangun oleh Raksasa yang Kekurangan Batu


Asal muasal desa Nagoro

Dilansir dari CNN, boneka-boneka di Nagoro adalah buatan dan gagasan dari Tsukimi Ayano, seorang penghobi kerajinan yang kembali ke desanya di tahun 2002 setelah tinggal di Osaka hampir sepanjang hidupnya.

Boneka yang dikategorikan mirip orang-orangan sawah ini awalnya dibuat Tsukimi untuk mencegah burung mencuri benih dari petak ladang keluarga.

Ia membuat boneka-boneka dari kapas kemudian meletakkannya di tengah-tengah ladang.

Dilansir dari Mishpacha, selama pulang kampung untuk merawat ayahnya yang renta, Tsukimi merasa kesepian. Meskipun kota tempat dia dibesarkan masih ada, namun sebagian besar penghuninya telah pergi.

Dari 300 penduduk yang awalnya meramaikan Nagaro, tinggal 30 orang saja yang masih tinggal di desa itu.

Agar tak kesepian, Tsukimi memutuskan untuk membuat boneka seukuran manusia yang terlihat seperti ayahnya dan menempatkannya di lapangan.

Baca juga: Apa Menu Keseharian Penduduk yang Tinggal di Kota Terdingin di Dunia?

Kemudian dia tergoda untuk membuat boneka lain yang mirip sosok penduduk yang pernah tinggal di sana ketika dia masih muda, dan mulai meletakkan boneka-boneka itu tepat di tempat orang-orang itu dulu sering berada.

Jadi kini di gedung sekolah yang sudah tutup, ruang kelasnya masih terlihat ramai, penuh dengan boneka yang mirip dengan anak-anak yang pernah belajar di sana.

Tukang roti, penjual bahan makanan, penjaja ikan, semuanya masih ada, dalam bentuk replika boneka. 

Hingga kini sudah ada 350 boneka di sebuah desa yang, menurut perhitungan sensus pada tahun 2019, hanya memiliki 27 orang penduduk saja.

Ratusan boneka ini memancing rasa penasaran wisatawan dari luar Jepang untuk berkunjung ke sana.

"Saya tidak pernah berharap orang-orang dari seluruh dunia datang ke desa kecil ini," kata Tsukimi Ayano kepada CNN Travel dari dalam ruang bengkel orang-orangan sawah yang mirip ruang kelas.

Baca juga: 8 Peraturan Paling Aneh di Berbagai Negara, Apa Saja?

Rute menuju Nagoro

Nagoro yang terletak di pulau Shikoku, Jepang ini bukan desa yang mudah diakses. Apalagi untuk Anda yang takut dengan ketinggian.

Karena untuk mencapai Nagoro Anda harus harus menyeberangi jembatan tinggi di antara dua gunung.

Jembatan itu juga mengerikan, karena berupa kayu-kayu yang diikat menjadi satu, dan jarak antar bilahnya besar-besar. Sehingga ketika melangkah Anda bisa mengintip jurang dari ketinggian.

Namun perjalanan yang mendebarkan akan terbayar tuntas, karena ada pengalaman unik yang bisa "dilahap" di Nagoro.

Anda dapat melihat ratusan boneka menjalani kehidupan sehari-hari mereka di luar rumah, mulai dari pekerja konstruksi jalan, pasangan yang duduk di atas batang pohon menyaksikan gemericik sungai, hingga nelayan yang mengenakan sepatu bot wellington sedang beristirahat di teras depan rumahnya dengan putri kecilnya di sampingnya.

Anda pun bisa melihat bengkel atau workshop milik Tsukimi. Bahkan di Rabu keempat setiap bulan (dari April hingga November), Anda bisa belajar membuat boneka kapas bersama Tsukimi. Menggunakan lempengan kayu untuk alas, rumpun kapas untuk kepala boneka, kain elastis untuk kulit, dan kancing untuk matanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi