KOMPAS.com - Mineral merupakan unsur atau senyawa alami yang bersifat anargonik atau tidak mengandung karbon.
Di dunia ini, ada mineral paling langka yang disebut kyawthuite dan ditemukan di wilayah Mogok, Myanmar.
Mineral tersebut digambarkan sebagai batu permata oranye tua kecil berukuran 1,61 karat.
Sayangnya, tak banyak informasi mengenai kyawthuite.
Mineral langka lainnya yang hanya ada di Myanmar adalah painite, kristal heksagonal merah tua.
Meskipun painite sekarang lebih mudah ditemukan, tetapi mineral ini masih langka dan struktur kimianya membuatnya menjadi teka-teki ilmiah.
Dikutip dari Live Science, kolektor permata Inggris Arthur Pain memperoleh dua kristal merah di Myanmar pada 1952.
Baca juga: Swedia Temukan Mineral Logam Tanah Jarang Terbesar di Eropa
Pain awalnya mengira kristal itu adalah batu rubi yang terkenal di daerah itu, tetapi ternyata kristal itu jauh lebih langka.
Hal ini disebabkan karena painite kadang-kadang digali bersama batu rubi dan batu permata lainnya.
Tak heran, Pain berasumsi bahwa kristal itu adalah rubi ketika menyumbangkannya ke British Museum pada 1954 untuk studi lebih lanjut.
Sampel painite lain dari Myanmar muncul pada 1979. Hingga 2001, ketiga kristal tersebut adalah satu-satunya spesimen painite yang diketahui di dunia.
Kristal painite pertama yang ditemukan dikenal sebagai painite #1, dianalisis oleh George Rossman, profesor mineralogi di CalTech.
Studi painite terbarunya diterbitkan di majalah Mineralogical Magazine pada 2018.
Melalui penelitian inilah Rossman menentukan unsur apa saja yang membentuk painite.
Rossman juga menemukan adanya kesalahan dalam susunan kimiawi yang awalnya ditentukan oleh para ilmuwan di British Museum.
Baca juga: Dua Mineral Baru Ditemukan dari Meteorit 15 Ton yang Digali di Somalia Dua Tahun Lalu
Sementara mereka telah mengidentifikasi aluminium, boron, kalsium, dan oksigen dengan benar, unsur zirkoniumnya hilang.
Hal lain yang ditemukan Rossman adalah apa yang memberi rona kemerahan pada painite.
Ternyata, mineral ini memiliki jumlah jejak vanadium dan kromium yang mungkin membuatnya tampak seperti batu delima.
Rossman juga menjelaskan alasan di balik banyaknya permata yang ditemukan di Myanmar.
Ketika superbenua kuno Gondwana mulai terbelah sekitar 180 juta tahun yang lalu, India merayap ke utara dan bertabrakan dengan apa yang sekarang disebut Asia Selatan.
Tekanan dan panas dari tumbukan membentuk harta karun bebatuan, banyak di antaranya adalah batu permata.
Ia berpikir boron dalam painite dan mineral borat lainnya mungkin berasal dari laut dangkal di sekitar daratan yang baru terbentuk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.